Sabtu, 29 Desember 2012

AGAMA, BAHASA, HUMOR, DAN POLITIK



SABTU, 29 DESEMBER 2012
AGAMA, BAHASA, HUMOR, DAN POLITIK
Angker
Lema angker, termasuk kelas kata adjektiva, dalam KBBI (2008), angker artinya: 1.tampak seram dan tidak semua orang dapat menjamahnya karena dianggap berhantu; 2. sebagai kiasan, artinya tampak menyeramkan (menakutkan), misalnya: Tampangnya saja boss saya yang angker, hatinya ternyata baik sekali.
Kata angker pada arti nomor 1 sangat erat kaitannya dengan agama/keyakinan animisme/dinamisme, Hinduisme, dan Kejawen zaman baheula yang meyakini adanya hantu berperangai jahat yang menghuni suatu tempat. Info angkernya suatu tempat itu berkembang dari mulut ke mulut dalam bentuk dongeng, cerita, kisah, riwayat asal-usul. Info sejengkal menjadi sedepa, kemudian menjadi semeter,dst.
Misalnya: kuburan angker, gua angker, hutan angker, gudang angker, rumah kosong angker, dll.
Kata angker dengan arti nomor 1 di zaman modern ini sudah hilang terkikis seiring dengan meningkatnya pemahaman agama dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Ajaran agama (Islam) menjelaskan bahwa hantu adalah bangsa syetan yang termasuk golongan makhluk halus. Hantu hidup di alam halus dan tidak bisa bersinggungan dengan manusia secara fisik. Jadi jika ada tayangan “memburu hantu” di layar tv, Anda menonton, maka Anda sebenarnya sedang dibohongi. Akidah Islam orang awam sering terobok-obok oleh para pemain pendusta itu. Camera secanggih apa pun tidak bisa menampilkan fisik hantu. Karena cerdas dan tak percaya lagi kepada hantu dan bolo-nya, lama-kelamaan angker karena ada hantu hilang dengan sendirinya.
Arti angker pada nomor 1 berubah menjadi arti nomor 2, yakni angker sebagai sebuah kiasan saja.
Misalnya dalam kalimat:
Segitiga Bermuda di Samudera Pasifik adalah sebuah palung laut angker. Segitiga Bermuda yang memiliki pusaran laut yang amat kuat itu telah menelan banyak korban berupa kapal laut yang hilang tak diketahui rimbanya.
Gedung Bunder (Gedung Kejaksaan Agung RI di Jalan Sisingamangaraja Kebayoran Baru) adalah gedung angker bagi para kriminal para koruptor kelas kakap.
Rumah Tahanan (Rutan) Guntur milik Pomdam Jaya yang terletak di Jalan Sultan Agung, Pasar Rumput,  Setiabudi, Jakarta Selatan, sudah sejak lama menjadi Rutan angker.A.M. Fatwa, mantan Wakil Ketua/anggota DPR, mantan anggota Petisi 50, mantan tahanan politik (tapol) rezim Orba pernah merasakan keangkeran rutan ini.
BUNKER (Bangker)
Bunker, kelas kata nomina, bahasa Inggris, istilah kemiliteran, artinya lubang perlindungan, tembok pertahanan (Kamus Inggris Indonesia; John M. Echols dan Hassan Shadily, 2007). Bunker adalah tempat yang aman sebagai tempat perlindungan sepanjang lokasinya tidak diketahui oleh lawan.  Namun jika sudah diketahui oleh lawan, bunker justru menjadi tempat perangkap atau tempat terakhir meregang nyawa. Mantan Presiden Iraq, Saddam Husein dapat ditangkap dengan mudah di bunker dan kemudian dia ditahan, lalu diadili, dan terakhir dihukum mati oleh tentara Amerika. Muammar Khaddafi, mantan Presiden Libya, tewas terbunuh di lorong bunker. Dua orang wartawan yang meliput peristiwa meletusnya G. Merapi, justru tewas terpanggang lahar panas yang turun melanda ketika mereka berduasedang bersembunyi dan berlindung di dalam bunker.
Kanker
Kanker, kelas kata nomina, cancer (English), nama penyakit; misalnya: Risa menderita kanker payudara; penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan  horman yang mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal; tumor ganas.
Kaum wanita paling takut dengan jenis penyakit yang satu ini karena kanker menyerang organ tubuh yang paling vital wanita, yakni payudara dan rahim. Kanker ganas akan menggerogoti sampai habis sepasang payudara yang indah sekali pun. Ada banyak cara medis mengurangi rasa sakit terkena penyakit kanker payudara. akan tetapi, sampai detik ini, para ahli kesehatan belum dapat menemukan obat jitu antikanker.
Kanker, slang/bahasa percakapan, singkatan dari kantong kering yang artinya tak punya uang; bokek. Kaum lelaki tidak leluasa melangkah atau bahkan minder kalau sedang diserang penyakit kanker yang satu ini.
Kunker,
Tak ditemukan/tak ada lema kunker dalam KBBI edisi terakhir sekali pun; yang jelas kata ini kata baru yang terbentuk hasil dari menyingkat dari dua kata, yakni kunjungan kerja.
Kunker menjadi sebuah kata yang paling banyak diucapkan oleh anggota dewan (DPR maupun DPRD karena memang salah satu kompetensi wajib anggota dewan adalah kompetensi vokal/bersuara nyaring yang seyogyanya menyuarakan kepentingan rakyat yang diwakilinya); Kunker paling getol diprogramkan anggota dewan karena program kunker cukup “prestisius”; Anggota dewan  yang melakukan kunker paling aman menggunakan dana APBN dengan sedikit resiko;  Kegiatan kunker bisa dimanfaatkan untuk kepentingan nyambi pelesiran bersama keluarga, paling sering dijadikan berita oleh media massa, baik media cetak maupun elektronik; Kunker anggota dewan paling sering dijadikan bidikan/sorotan pengamat kebijakan publik/pengamat politik, misalnya sosok pengamat kinerja DPR Sebastian Salang; Kunker anggota dewan paling sering dikritik oleh para mahasiswa berbeasiswa di negara yang dikunjungi anggota dewan yang sedang kunker, dan paling sering dikritisi sinis karena negeri sasaran kunker sering salah alamat, mirip pesan satire lagunya Ayu Ting Ting  yang sedang naik daun, Alamat Palsu.
Kok para kritikus dan mahasiswa sering tajam dan bergaya satire mengkritisi kunker ke luar negeri para anggota dewan? Ada kalimat-kalimat pertanyaan mengandung pesan kritisi mereka:
1)      Kok namanya kunker tetapi anggota dewan membawa juga anggota keluarga?
2)      Kok kunker Etika ke Yunani tetapi berada di rumah Mode di kota Mode Barcelona? Alamat Plato dan Socrates tertulis Kota Athena, Yunani, kok mencarinya ke Barcelona, Spanyol? Alamat palsu, dong? Kok cuma menilik dan mengonfirmasi lambang Palang Merah (red cross) kunkernya ke Turki?
3)      Kok anggota dewan yang ikut rombongan kunker ke Eropa tetapi kompetensi bahasa Inggris (minimal) pas-pasan ya?
4)      Kok usai kunker dari negara X, tak ada laporannya yang di-upload ke publik sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap rakyat yang diwakilinya?
“Ah, mumpung ada dana kunker ke Italia, ya dimanfaatkanlah! Kapan lagi?!” elak anggota DPR ketika diwawancarai kuli berita di bandara Soeta, Cengkareng.
Sebagai informasi tambahan mumpung membahas kunker.
Harian Republika,  Kamis, 17 Desember 2012, menulis berita bahwa untuk tahun fiskal/tahun anggaran 2013, DPR banjir pelesir karena banyaknya pos kegiatan kunker; Kuantitas kunker 140 kali/140 negara sasaran kunker; Alasan logis dan legitimatif anggota DPR melakukan kanker ke LN, menurut Eriyanto Nugroho, Dir. Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), karena ada 70 butir RUU yang akan dibahas pada tahun anggaran 2013;  Anggota DPR akan bekerja keras mengkaji penerapan RUU sebanyak 70 butir itu, dan setiap butir RUU perlu kegiatan kunker ke dua negara; Matematika sederhananya adalah 70 x 2 = 140. (negara). Ada dua negara yang sudah jelas akan dijadikan sasaran kunker, Prancis dan Cina, karena (konon) katanya Prancis dan China itu baik sekali untuk proyek percontohan Peternakan dan kesehatan hewan. Dana glondongan kunker dialokasikan Rp 1.091 M. Ke Cina cukup Rp 632 juta saja.
Yang jelas, kata kunker pasti masuk dalam lema baru dalam KBBI edisi 2013! Dari segi bahasa, kata kunker akan memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dari perspektif politik, kunker berarti menambah wawasan anggota DPR karena nyambi wisata. Dari segi penghasilan/income anggota DPR, kegiatan kunker akan mempertebal pundi-pundi atau menggendutkan rekening pribadi. Dari segi budgeter, kunker tak masalah!
Gitu aja kok repot!” elak anggota DPR ketus.
Pengker
Pengker, kelas kata adverbia, (Sunda), artinya belakang; di pengker artinya di belakang; ka pengker artinya ke belakang.
Tanker
Tanker, kelas kata nomina; kapal tanker, kapal laut berukuran besar pengangkut minyak dari penambangan minyak bawah laut ke pelabuhan pengolahan minyak, atau pengangkut minyak antarpulau, antarnegara, atau antarbenua.

Rabu, 26 Desember 2012

SERBA-SERBI KEHADIRAN KATA



KAMIS, 27 DESEMBER 2017

BAHASA INDONESIA

SERBA-SERBI KEHADIRAN KATA

Apa sih kata itu?
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) memberi penjelasan tentang arti kata sbb.: 1. unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa; 2. ujar; bicara; 3 (menurut ilmu linguistik): a. morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas; 3b. satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem.
contoh morfem tunggal: batu, rumah, datang, karakter, dll.
contoh gabungan morfem: pejuang, pancasila, mahakuasa, pascasarjana, praduga,dll.
 Kehadiran kata
Pertama kita kenali dahulu jenis kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Jenis kata dalam bahasa Indonesia seperti berikut ini:
nomina (kata benda), misalnya: rumah, jam dinding, gergaji, laptop, tv, dll.
verba (kata kerja), misalnya: potong. bicara, datang, makan, lecut, senyum, dll.
adjektiva (kata sifat/kata keadaan), misalnya: sehat, panas, tinggi, panjang, dll.
numeralia (kata bilangan), misalnya: satu, dua, kelima, seratus, setengah, dll.
preposisi (kata depan), misalnya: di, ke, dari, dalam, pada, kepada, dll.
 konjungsi (kata sambung), misalnya: tetapi, walaupun, bahkan, karena, sebab, dll. adverbia (kata keterangan), misalnya: dengan indahnya, secara singkat, dengan sembrono, pantas, lama sekali, telat, dll.
kara seru, misalnya: ah, aduh, wow, alangkah, betapa, hai, wahai, dll.
kata sandang, misalnya: si, sang, yang, hang, dang, cut, dll.
kata tanya, misalnya: apa, siapa, mengapa, di mana, ke mana, bagaimana, dll.

Asal-usul kata
Ada manusia bersosialisasi dan berkomunikasi dengan sesama makhluk melahirkan bahasa dan kata. Tidak ada bahasa dan kata jika manusia tidak bersosialisasi dan berkomunikasi. Bahasa menjadi alat komunikasi yang saling dipahami. Bahasa bertumbuh kembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Ada kreasi baru dalam peradaban manusia pasti muncul perbendaharaan bahasa dan kata baru. Manusia yang memiliki peradaban dinamis dan tinggi pasti memiliki khasanah bahasa yang kaya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kata/bahasa muncul bukan tiba-tiba ada dan ditutur dengan tiba-tiba pula.
Khasanah kata dan bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor: agama/keyakinan, geografi, politik, peradaban, mata pencaharian, lokasi, komunitas, profesi, dll.
Apa buktinya?
Khasanah bahasa, istilah, dan kata umat Nasrani  kental dipengaruhi bahasa Suryani, Ibrani, Latin, karena dipengaruhi oleh kitab Torat, Injil, dan The Byble (Old Testament and New Testament).
Khasanah bahasa Indonesia, dalam hal khasanah kata, banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab (bahasa Quran). Kata-kata dan istilah yang ada di dalam Quran banyak ditutur oleh orang Indonesia yang memang mayoritas beragama Islam, yang kemudian kata-kata dan istilah itu menjadi khazanah Bahasa Indonesia. Di samping ada pengaruh bahasa Quran/Arab, uga ada pengaruh bahasa Sansekerta (Hindu).
Khasanah kata dalam bahasa Indonesia dipengaruhi oleh kondisi geografis, negeri agraris/pertanian, dan maritim. Orang Indonesia bermata pencaharian terbanyak sebagai petani dan nelayan.
Rezim tiran otoriter atheis komunis Stalin dan Lenin penguasa Uni Sovyet menciptakan ketakutan yang amat sangat bagi rakyat untuk bersuara dan menyatakan pendapat. Rakyat Uni Sovyet itu untuk tertawa pun mereka tak berani. Hampir-hampir saja tertawa dilarang di sana. Mereka melampiaskan kejengkelan dengan bermain catur sebagai rekreasi. Tiada hari tanpa catur. Pernahkah Anda menyaksikan para pemain catur bergerak-gerak ke sana-ke mari atau tertawa keras? Tak ada, kan? Jangan harap ada “Tukul Arwana” atau OVJ-nya Parto besar di sana. Mereka menjadi pendiam dan tampil dengan mimik serius.Tak aneh para jawara catur kelas wahid datang dari negeri Uni Sovyet. Sebutlah misalnya Anatoly Karpov, Victor Korchnoy, Gary Kasparov, Alyekhin, Ljubomir Ljubojevic, Kramchick, dll. Tak heran khasanah istilah-istilah dalam permainan  catur didominasi oleh bahasa Uni Sovyet.

Untuk memperkuat pernyataan ini mari kita beranalogi dalam dua hal: peradaban dan bahasa.
Kata warteg (aslinya berasal dari singkatan dua kata: warung tegal). Tak ada lema warteg ditemukan dalam kamus bahasa Indonesia terbitan tahun 1950 ketika ejaan Soewandi berlaku sebagai ejaaan resmi di Indonesia.
Kata warteg baru muncul dan ditutur oleh masyarakat Indonesia setelah muncul menjamur warung tegal di Jakarta, tahun 60-an sampai 70-an, disusul oleh kota-kota besar di luar Jakarta. Orang Indonesia dalam berbahasa punya keunikan, suka menyingkat kata, suka serba praktis, dan bernuansa humor. Saya tidak tahu, persis, mana yang lebih dahulu ditutur oleh khalayak, lebih banyak disebut, lebih berkesan, kata warteg atau warkop (Warkop Prambors, Indro-Nanu-Kasino-Dono)? Warteg dan Warkop menjadi kata baru sejak tahun 70-an.
Ngetopnya kata warteg dan warkop memberi inspirasi bagi para khalayak penutur bahasa dan para manusia bahasa: bahasawan, pakar bahasa, praktisi bahasa, dan pengamat bahasa. Beranalogi dengan kedua kata ini, lahirlah kata-kata baru segenerasi tahun 70-an. Anda pasti tahu kata-kata baru hasil kreasi beranalogi dari kata warteg dan warkop berikut ini:
warping singkatan dari warung pinggir; warmob singkatan dari warung mobil; warjok singkatan dari warung pojok; wargo singkatan dari warung goyang; warsan singkatan dari warung santai; warso singkatan dari warung soto dan bakso; dll.
Pada tahun 80-an ada booming telekomunikasi. Bisnis telekomunikasi menjamur di mana-mana. Kios-kios telekomunikasi bermunculan bagai jamur di musim hujan. Namanya kios telekomunikasi.
Khalayak ramai penutur bahasa dan manusia bahasa melihat fenomena ini, memunculkan kata baru dengan beranalogi kepada warteg dan warkop, tuturan warung telekomunikasi yang agak panjang menjadilah wartel.
Pada tahun 90-an ke sini ada booming internet. Muncullah pebisnis internet dan membangun kios/counter/warung internet. Analoginya kemudian adalah warnet.
Warnet, wartel, warteg, warkop, warping, warso, dll. adalah kata yang terbentuk sebagai hasil kerja analogi dalam berbahasa.
Inilah salah satu dari sejarah asal-usul kata yang ditutur oleh khalayak penutur bahasa. Tentu banyak lagi contoh atau cara lain asal-usul kata dan bahasa tentunya. Semakin modern bangsa, semakin mengglobal pergaulan, maka semakin banyak perkembangan khasanah kata dalam bahasanya.
Contoh lain:
bahasa sapaan yang banyak ditutur masyarakat sampai tahun 60-an (sisa-sisa feodalisme amat menonjol; bahasa Jawa ada kromo, kromo madyo, dan kromo inggil)
kowe, sampeyan,  panjenengan ( artinya kamu); kowe untuk Jawa kromo; sampeyan untuk kromo madyo; panjenengan untuk kromo inggil.
Ujang atau Jang, Entong atau Ntong, Neng (dialek betawi; sapaan panggilan dari orang yang lebih tua kepada anak laki-laki dan anak perempuan).
Tole/Le, Ndo (sapaan panggilan untuk anak laki-laki dan anak perempuan; dialek Jawa).
 Nyi/Nyai, tuan, juragan, ndoro, den, den muda, den putri (kromo inggil Jawa).
duli patik, duli tuanku, patik, hamba (bahasa sapaan resmi khusus dari penyapa yang berkedudukan rendah kepada orang yang berkedudukan tinggi).  
Paduka, baginda, paduka yang mulia adalah sapaan untuk para petinggi (raja, sultan, atau presiden).
Misalnya: ketika seorang menteri menyapa Bung Karno berpidato dalam acara resmi
Paduka Yang Mulia, Pemimpin Besar Revolusi, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Presiden Republik Indonesia, Bung Karno, ....
bahasa khalayak umum yang berkembang sejak tahun 70-an
angkot, tilang, pungli, uang semir, uang sogok, polisi tidur, sopir tembak, residivis, bromocorah, pedagang kakilima, bos, abs, petunjuk bapak, salam sejahtera, sindrom (syndrom),dll.

Bahasa resmi sejak tahun 70-an yang ditutur oleh khalayak
toserba, puskesmas, penmas, puspen, deppen, depsos, Menko, kesra, yanmas, dll.

Kata atau istilah yang dikembangkan (melalui regulasi)
dikbud, diknas, mendikbud, permendiknas, depdagri, depag,  polri, polda, polres, poltabes, koramil, danramil, kopkamtib, AMD, jamsostek, THR, dll.
Kemenag RI, Kemendagri, Kemendikbud, flu burung, flu babi, sapi gila,
pascasarjana, pascapanen, pranikah, praduga tak bersalah, pemangku kepentingan, dll.

Bahasa gaul remaja ABG tahun 70-an
cewek, cowok, bokap, nyokap, pembokat, ogut, loku, kemokap, gintur, gare dae, gocap, goceng, cenggo, cepek, seceng, om senang, tante girang, pecun, keok, teler, bajing luncat, ngutil, dll.

Bahasa gaul yang berkembang sejak tahun 2000-an (bahasa yang lahir karena kemajuan bidang teknologi, informasi, komunikasi; TIK; bahasa dalam sms, bbm, tweeter, fb), misalnya:

bisyar, bispak, narsis, lebay, polteng, ayam kampus, selingkuh, btw. otw, bete, hasben, ttm, cem-ceman, sensi, mojok, sakaw, likum (assalamu alaikum), kum salam (wa alaikum salam), dll.

Selasa, 25 Desember 2012

PREFIKS DAN PREPOSISI



SELASA, 25 DESEMBER 2012

BAHASA INDONESIA
Persembahan untuk para guru SD dan para pembelajar pemula bahasa Indonesia.
Yuk, kita belajar bahasa Indonesia dan menyerempet nyambi belajar bahasa Inggris.
PREFIKS (AWALAN) DAN PREPOSISI (KATA DEPAN)
Awalan di- dan Kata Depan di dan pemakaiannya dalam kalimat
Awalan di-
Kata Depan
Dalam kalimat berita
Kekasihnya digandeng dengan mesra.
Suaminya dirangkul erat saking rindunya.
Bandit itu ditembak kakinya.
Ardi diajak Gilang ke perpustakaan.
Dalam kalimat tanya
Diapakan kekasihnya?
Diapakan suaminya?
Diapakan bandit itu?
Diapakan Gilang (oleh Ardi)?

Dalam kalimat berita
Sepasang kekasih itu berpisah di mol.
Rangkulan berakhir di depan pintu.
Bandit itu jatuh di tepi selokan.
Kedua anak itu berada di perpustakaan.
Dalam kalimat tanya
Di mana sepasang kekasih berpisah?
Di mana rangkulan berakhir?
Di mana bandit itu jatuh?
Di mana kedua anak itu berada?
Jelaslah, bahwa terdapat perbedaan penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai Kata Depan dalam kalimat.
Penulisan awalan di- harus digandengkan/digabungkan dengan verba taktransitif yang mengikutinya. Kata-kata “gandeng, rangkul, tembak, ajak” digolongkan dalam verba taktransitif.
Penulisan kata depan di dipisahkan dari kata keterangan tempat (adverbia) yang mengikutinya. Kata-kata “mol, depan pintu, tepi selokan, perpustakaan” adalah  adverbia yang digolongkan sebagai keterangan tempat (English: adverb of place).
Kata depan di mengacu pada dimensi ruang/tempat (kolam, rumah, hutan, negeri, gunung, mol, hotel, bandara, dll.)

Kata Depan dari, daripada, ke, pada, kepada, dalam

Dari
Celine Dion datang dari Canada. Penelope Cruz berasal dari Spanyol. Kate Winslet itu asli artis dari Inggris. Aiswara Rai memang asli artis film dari Bollywood, India.
Kalau Inul Daratista? Oh, kalau Inul Daratista itu berasal dari Pasuruan.
Yang saya tahu, Ayu Ting Ting itu gadis asli dari Depok.
Sahabat muhajirin itu berasal dari Mekkah.
Kata depan dari di sini mengacu kepada dimensi ruang/tempat (lokasi, negeri, kamar, restoran, dll.)
Rhoma Irama mulai menyanyi dari usia kanak-kanak.
Dia sudah menunggak utangnya dari bulan Oktober sampai bulan ini.
Kata depan dari pada dua contoh di atas mengacu kepada dimensi waktu.
(English: Adverb of time)

Daripada
Daripada becermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah.
Saya lebih suka punya tubuh langsing daripada punya tubuh tambun berlemak.
Sebelum bertarung, Ali lebih suka melakukan psywar daripada tutup mulut.
Menikah jauh lebih baik daripada menjomblo.
Ketika perut lapar, lebih baik sepotong singkong rebus di tangan daripada sepiring pizza yang masih harus dicari di mol.
Lebih baik berdoa dalam bahasa Jawa yang saya mengerti daripada berdoa dalam bahasa Arab yang saya tidak pahami artinya.
(English: would rather ... than ....;  prever ... to ....)
I would rather have a cup of cofee than a glass of tea.
Erni would rather study math than language.
Ine prevers staying at home to going for a picnic.
Yayang prevers working to playing.

Ke
Baim kecil pergi piknik ke Ancol. Kak Ely memilih pergi ke Bali. Tante Fira malah memilih berwisata ke Batam. Kalau Dodo ke mana? Oh, Dodo sedang meluncur ke Bappenas. Terakhir, Opick pergi berbelanja keperluan rumah tangga ke Carrefour.

Pada
Aku sayang padamu. Kamu tidak sayang padaku? Cintaku padamu takkan pernah layu. Oh, aku malah tidak suka padamu. Aku lebih cinta pada Angelina Sirait.
Ini buku cerita rakyat. Cerita Malin Kundang ada pada Bagian X. Sedangkan kisah Lutung Kasarung ada pada Bagian XII.
Kerajaan Majapahit mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Patih Gajahmada.
Pada pukul 7 pagi, bayinya lahir. Om dan Tante tiba pada Hari Minggu. Nabi Muhammad lahir pada bulan Rabiul Awal. Jesus Kristus lahir pada tanggal 25 Desember.
Pada suatu hari ....; Pada zaman dahulu ....; Pada suatu ketika .....; dst.
Kalimat “Artis kondang ....” itu ada pada alinea keempat.
Kata depan pada mengacu kepada dimensi waktu (jam, menit, detik, hari, tanggal, bulan, tahun, dan abad) dan konsep (mukaddimah, bagian, bab, episode, segmen, paragraf, kalimat, baris, dll.)
(English: dimensi waktu bulan, tahun, abad, atau dekade ditandai kata preposisi in; tanggal dan hari ditandai dengan preposisi on; dan jam ditandai dengan preposisi at).
Examples:
in twentieth century or in 20th century; in 2012 or in the year 2012; in January.
Gilang was born on November 1st, 1998. He was born on Monday.
Ine arrived here late at ten twenty four; I always leave home at twenty to six every morning; The late Mrs. Lilik Sutiyah died at 4 pm exact.

Kepada
Adikku menyerahkan bingkisan kepadaku.
Doa itu hanya pantas dipanjatkan kepada Allah.
Kepada siapa lagi aku mengadukan perkara ini?
Orang yang mengirimkan sms kepada ibuku ternyata seorang penipu.

Dalam
Hendrik datang ke rumah dalam keadaan mabuk berat.
Gadis kecil itu berada dalam cengkeraman para penculik.
Aku berdiri di luar rumah sedangkan adikku berada di dalam.
Dalam jangka waktu sepuluh hari, uangku harus kaukembalikan.
Dalam rangka peringatan HUT RI ke-67, sekolah kami mengadakan berbagai jenis perlombaan.

OK, sampai di sini dulu, nanti disambung lagi.

SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU



SELASA, 25 DESEMBER 2012

SELAMAT MERAYAKAN NATAL UNTUK SAUDARAKU UMAT NASRANI
Hablum minan naas-nya muslim hidup di tengah masyarakat heterogen

Saudara kita, umat Nasrani, setiap tanggal 25 Desember merayakan Hari Natal (hari kelahiran Jesus  Kristus; Isa Ibnu Maryam atau Isa Al Masih;  Quran Suci menyebutnya Isa Ibnu Maryam atau Al Masih Isa Ibnu Maryam; Allah menyebutnya dengan Isa saja; Lihat QS 3: 45, 52, 55, 59; QS 19: 34).
Sebagian besar sejarahwan sepakat bahwa pada tanggal itu Jesus Kristus atau Isa Al Masih dilahirkan oleh ibundanya, Maryam. Jesus atau Isa Ibnu Maryam atau Al Masih Isa lahir tanpa ayah .
QS 3:45. “(Ingatlah), ketika para malaikat berkata, “Aahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (firman) dari-Nya, (yaitu seorang putra), namanya Almasih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)”.
QS 3: 46. “dan dia berbicara dengan manusia (sewaktu) dalam buaian dan ketuka sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh”.
Tentang Maryam  yang suci, yang hamil tanpa suami yang kemudian melahirkan Isa, Mukjizat Isa, dan Isa diangkat sebagai rasul, serta perjuangannya menegakkan perintah Allah Yang Maha Pencipta, Allah melalui Quran Suci memberikan penjelasan dengan terang-benderang melalui ayat-ayat-Nya dalam QS 3 (Ali Imran): 33 s.d. 60 dan QS 19 (Maryam): 16 s.d. 37.
Muslim, melalui informasi Quran Suci, meyakini bahwa Isa Al Masih atau Jesus Kristus, adalah manusia biasa yang dipilih Allah untuk menjalankan dakwah tauhid sebagai rasul. Isa Al Masih adalah rasul Allah dan salah satu dari 25 rasul Allah.
Karena Isa Al Masih atau Jesus kristus itu dilahirkan dari rahim seorang ibu bernama Maryam, maka wajar saja para pengikutnya/umatnya, umat Nasrani, merayakan hari kelahirannya (Natal; Natal ‘latin’ artinya lahir; lawan kata natal adalah mortal, artinya mati). Lalu, apa yang salah soal kelahiran Isa Al Masih atau Jesus Kristus? Kalau soal hari, tanggal, dan tahun kelahirannya, ada beberapa perbedaan pendapat. Biarkan saja, biar ahli sejarah yang mencari kebenarannya. Yang penting untuk dibahas adalah sosok Jesus Kristus atau Isa Almasih. Apa yang salah soal umat Nasrani merayakan Natalnya Jesus Kristus.
Sebagaimana keyakinan muslim, umat Nasrani pun meyakini bahwa Jesus Kristus itu dilahirkan. Tidak mungkin umat Nasrani merayakan Natal kalau Jesus Kristus “ada dengan sendirinya”. Mereka saling memberi ucapan Selamat Natal kepada sesamanya. Soal merayakan Natal, pesta sederhana, pesta kecil-kecilan, pesta mewah, atau pesta akbar adalah biasa.
Muslim, sebagian merasa gamang, takut, bahkan mencap pekerjaan haram memberikan ucapan Selamat Natal kepada umat Nasrani. Tak sedikit kiai, ustaz, habib, atau mualim berteriak lantang, bahwa memberi ucapan Selamat Natal kepada umat Nasrani itu hukumnya haram! Wadouwh!
Mungkin kiai kita ini asal bunyi asal teriak saja. Nalar ilmiahnya nggak ada. Atau mungkin saja memang ukurannya cuma sekian saja. Jika dia pahami arti harfiah kata “Natal” pasti dia tidak akan berani melontar fatwa dan buru-buru meralat fatwanya yang salah alamat itu.
Kalimat ucapan sederhana yang sering kita dengar dari mulut saudara kita kaum Nasrani adalah “Selamat Natal”.  Kalimat yang agak panjang seperti “Selamat merayakan Natal, semoga Tuhan memberkati Anda!”
Mari kita ulas kalimat atau frasa “Selamat Natal” dari sudut pandang ajaran Islam.
Pertama, Jesus Kristus itu tidak lain tidak bukan adalah Isa Ibnu Maryam, manusia biasa, lahir dari rahim seorang ibu (sekali lagi: dia lahir seperti juga kita) tanpa ayah cukup dengan kalimat Allah “kun fayakun”. Kemudian Isa Al Masih dikaruniai mukjizat-mukjizat sejak bayi sebagai tanda awal yang memperkuat kerasulannya. Isa Al Masih kemudian diangkat menjadi rasul Allah, berdakwah tauhid, dan kemudian diwafatkan sebagaimana orang diwafatkan.  
Kedua, Isa Al Masih atau Jesus Kristus adalah salah satu dari rasul-rasul Allah (sekali lagi: hanya sebagai rasul Allah).
Ketiga,  berdasarkan nalar pertama dan kedua,  mustahil muslim meyakini Isa Al Masih atau jesus Kristus sama dengan keyakinan umat Nasrani, Jesus Kristus Putra Allah.
Minggu, 23 Desember 2012, Menteri Agama Suryadarma Ali mengatakan di depan awak media massa, bahwa muslim tak ada halangan, apa lagi larangan mengucapkan Selamat Natal kepada saudara kita kaum Nasrani.  Baguslah kalau begitu. Memang nggak apa-apa, kok! Apanya yang haram?
Kalau yang haram bagi muslim adalah mewujudkan keyakinan dan kelakuan seperti berikut ini:
Pertama, equal, sama dan sebangun, sama-sama dengan umat Nasrani meyakini “Jesus Putra Allah”. Keyakinan muslim mutlak: bahwa Tuhan hanyalah Allahu ahad;  Allahu ahad itu Lam yalid wa lam yuulad, wa lam yakun lahu kufuwwan ahad.
Kedua, equal, sama dan sebangun, sama-sama dengan umat Nasrani meyakini Trinitas.
Ketiga,  meniru-niru/copy paste (tasabbuh) peringatan perayaan Natal Jesus Kristus dengan gaya nggak mau kalah mengadakan peringatan perayaan Maulid Nabi saw. Kata “natal” dan kata “maulid” artinya sama saja jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: lahir.  Segelintir oknum ustaz atau kiai mencari-cari dalil  dari buku-buku atau kitab yang nggak jelas validitasnya demi dalih pembenaran dan pembolehan (mereka tidak mendapatkan dalil dalam Quran; tidak juga dalam riwayat pada sahabat dan para ulama). Karena memang tak ada dalil dalam Quran, mereka cari akal: mengarang cerita dan memberi label cerita yang ditulis itu sebagai “hadis”.  Tega-teganya “hadis” itu membohongi dan mengadali umat Islam yang awam, tulisnya: Para sahabat pun sudah mengadakan peringatan Maulid “ junjungan alam sayyidul mursalin, imamul mu’minin, nabiyana wa syafi’ina wa juhrinaa wa maulanaa Muhammad saw”. Kata-kata sanjungan yang lebay itu adalah gaya bahasa abad XIX-XX, bukan gaya bahasa para sahabat atau ulama setelah era sahabat. Nabi saw tidak pernah ngajarin gaya bahasa lebay kayak begitu. Kalau muslim mau sedikit belajar sejarah Islam, bahwa sejarah peringatan perayaan Maulid Nabi yang mirip menyerupai peringatan perayaan Natal itu pertama kali dilakukan oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi (tahun 990 M; abad X).  Kalau kita paham, insya Allah kita tidak akan termakan termangsa oleh karangan “hadis”  atau “katanya”  yang lahir kemarin sore.
Keempat, menjadikan tradisi menjadi “agama Islam” baru. Menutup kemurnian ajaran dan praktik Islam dengan cara membungkus dengan kemasan tradisi secara sistematis seolah-olah praktik itu adalah ajaran Islam. Contoh: Saudara kita, muslim di Lombok. Peringatan Maulid Nabi adalah perayaan gede-gedean nggak kalah dengan gaya umat Nasrani merayakan Natal Jesus Kristus. Dalil pembenarannya adalah, perintah bersalawat dan perasaan cinta kepada Nabi Muhammad saw. Niat dan amaliah nggak nyambung. Tidak setentang benang direntang!
Keyakinan muslim sebagaimana yang diajarkan dalam Islam soal agama dan praktik beribadah adalah lakum diinakum wa liyadin; wa lanaa a’maalunaa wa lakum a’maalukum.
Saya menonton siaran reportase media TV-one tentang serba-serbi muslim mancanegara menyikapi Hari Natal. Pesepak bola muslim di belahan dunia sana, tepatnya di Britania Raya (UK; Inggris), tepatnya di Emirates Stadium, lingkungan markas FC Manchester City, kota Manchester, menyikapi kehadiran Hari Natal dengan sikap toleransi kental aktual mewujudkan ajaran Islam, pentingnya hablum minan nas. Samir Nasri, berkebangsaan Prancis, membuat kue dan menghadiahkan kue buatannya kepada kolega dan fans berat yang beranjangsana ke markas Manchester City. Toure bersaudara, Pantai Gading, meniup-niup trompet penuh kegembiraan dan kelucuan ikut menggembirakan para kolega yang Nasrani. Eddin Dzeko, Bosnia, ikut pula bernyanyi bersama koleganya yang Nasrani. Agama dan keyakinan Islamnya tidak akan luntur, kan?
Syahrul Yasin Limpo, gubernur incumbent Sulawesi Selatan, ketika diwawancarai reporter TV-One, berbicara fasih dan pede abis mengucapkan Selamat Natal kepada seluruh warga Sulsel khususnya, dan umumnya rakyat Indonesia yang Nasrani. Ucapan tulus nothing to loose bukan minta dukungan rakyat karena mau ikut lagi bertarung dalam pemilukada gubernur jabatan periode keduanya, loh! Dia itu seorang muslim yang meneladani Nabi saw yang amat besar toleransinya terhadap umat nonmuslim yang berada di bawah daulatnya melalui pemerintahan demokratis dari Kota Madinah (Muhammad saw itu hadir sebagai amirul mukminin, pemimpin orang mukmin seluruh dunia, bukan kepala negara dari sebuah negara, bukan raja dari sebuah kerajaan, bukan sultan dari sebuah kesultanan, bukan kaisar dari sebuah kekaisaran, bukan baginda, bukan tuan, bukan majikan, bukan paduka yang mulia, dan bukan dari semua yang berbau feodal monarkhis yang diskriminatif. Muhammad saw adalah saudara dari seluruh umat manusia. Begitu pun dengan yang dilakukan oleh empat sahabat Khulafa’urrasyidin:  Abu Bakar, Umar Ibnul Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Bagus banget kalau setiap pemimpin memiliki sikap penuh toleran menghargai keragaman agama dan keyakinan sebagai perwujudan perintah hablum minan nas seperti itu. Itu tanda muslim yang cerdas! Indahnya toleransi dalam dada setiap muslim yang mengejawantahkan ajaran yang amat luhur: Islam rahmatan lil alamin!
Fatwa MUI, 1981, perihal haramnya muslim mengucapkan Selamat Natal kepada saudara kita umat Nasrani, sifatnya lokal, excuse/dalih yang dipakai lemah. Fatwa yang tak adil. Patut diduga fatwa dikeluarkan karena ada “kebencian” atau “ketakutan yang berlebihan” yang bertujuan merenggangkan hubungan yang harmonis antarumat beragama.   Namanya juga fatwa buatan manusia. Coba kita flash back ke era 80-an. Bagaimana kondisi hubungan pemerintah rezim Orde Baru dengan umat Islam?  Bagaimana kondisi hubungan umat Islam dengan umat Nasrani waktu itu? Siapa saja para kiai yang duduk di MUI yang menandatangani fatwa tersebut? Jangan-jangan fatwa itu sebuah “pesanan” rezim. Jangan-jangan para kiai penandatangan fatwa mentalnya dalam kondisi tertekan!
Allah menyatakan dengan terang-benderang bahwa Isa Almasih adalah seorang hamba yang amat dekat dengan Allah. Isa Almasih adalah seorang rasul-Nya. Allah mewawatkannya dan mengangkat derajatnya melebihi semua orang kafir di mana pun.  Isa Almasih pun berpidato di depan umatnya, “Innallaaha rabbii wa rabbukum. Fa’buduuhu haadzaa shiraathim mustaqiim”. (QS 3: 51; QS 19: 36). Semua muslim pasti meyakini pesan Quran Suci ini. Semua muslim memandang Isa Almasih itu seorang rasul. Tak ada satu pun muslim yang cerdas memandang Isa Almasih itu lebih dari seorang rasul, misalnya menganggap dia sebagai Tuhan.
Jadi, tak ada yang salah seorang muslim mengucapkan Selamat Natal, wong memang benar Isa Almasih lahir/dilahirkan.
SELAMAT HARI NATAL SAUDARAKU UMAT NASRANI!