Rabu, 29 Januari 2014

AKHLAK TERBAIK, AKHLAK BAIK, DAN AKHLAK TERCELA



AKHLAK TERBAIK, AKHLAK BAIK, DAN AKHLAK TERCELA
(Akhlak muslim dalam kehidupan sehari-hari)

Akhlak terbaik
Akhlak terbaik (khuluqin ‘adziem; akhlak yang agung) itu adalah atribut akhlak yang disematkan oleh Allah kepada Nabi saw. (Simak QS 68: 4). Tapi jangan kita sebagai muslim menyikapi secara keliru makna kata adziem atau agung tersebut.
Sering kali yang terjadi sikap muslim seperti ini: akhlak agung itu hanya milik Muhammad saw; Yang diterjemahkan keagungan itu adalah sosok Muhammad.Lalu dicarilah, dibuatlah, diada-adakanlah dalil dewekan, bahwa Muhammad saw itu memang lain dari yang lain, berbeda dengan kita umatnya. Ketika ditanya kepada mereka para pembuat dalil dewekan ini, bedanya di mana? Jawabnya aneh, “Pokoknya beda! Nama Muhammad sudah ada lebih dahulu sebelum orangnya ada. Pertama, Namanya, Nur Muhammad, lebih dahulu ada sebelum Adam diciptakan. Kedua, Namanya sudah dicantumkan dan disebutkan dalam Kitab Injil. Dalil dewekan selanjutnya, karena itu, konsekuensinya adalah,
Kita, umat Muhammad saw, umat Islam, tidak akan bisa mencapai keagungan akhlaknya.”
“Hayyyaaa! Owe wetul-wetul wingung!” celetuk Kokoh Haji Oei.
Inilah model dalil dewekan karena ada faktor interest (kepentingan) dari pembuat dalil abal-abal di atas.
Frasa ‘Akhlak Agung Muhammad’ berbeda dengan frasa ‘Muhammad yang Agung’.
Akhlak Agung (khuluqin ‘adziem) Muhammad itu, seperti yang telah disematkan oleh Allah, memang benar dan harus diyakini sebagai kebenaran tak terbantahkan. Mengapa?
Allah Yang Maha Mencipta Muhammad; Allah Yang Maha Menghidupkan, Maha Memeliharanya, Maha Melindunginya, Maha Penganugerah rahmat kebaikan, dan Maha Pencabut nyawanya, dan Muhammad pun wafat!”
Frasa ‘Muhammad yang agung’ itu buatan manusia belaka. Simaklah frasa sejenis berikut ini:
Alexander The Great atau Aleksander yang Agung atau Iskandar Dzulkarnain yang Agung; Apanya yang agung? Iskandar Dzulkarnain agung ada di langit atau kekuasaannya yang besar?
Ali bin Abi Thalib Pedang Allah; Apakah Ali itu pedang Allah?
Umar bin Khattab Singa Padang Pasir; Apakah Umar itu singa padang pasir bukan manusia? Memangnya ada singa di padang pasir?
Jesus Putra Allah; Allah kan lam yalid wa lam yuulad?
Richard from England The Lion Heart atau Richard si Hati Singa; Apakah hatinya Richard itu sama bentuknya dengan hati singa?
Soekarno Pemimpin Besar Revolusi; Apakah Soekarno itu pemimpin yang besar badannya?
Simak lagi frasa sejenis berikut buatan manusia:
Kota suci Mekkah; Mekkah suci dari apa? Suci dari najis? Tidak ada orang yang buang hajatkah?
Sungai Gangga sungai suci; Sucinya Gangga bagi pandangan umat Hindu. Artinya suci di situ adalah, semua umat hIndu di India jika ingin suci dari segala dosa, harus mandi dengan air Sungai Gangga. Kalau untuk umat non-Hindu pandangannya bagaimana tentang Sungai Gangga itu?
“The water in Gangga river is very dirty!” said Walker, a Christian.
“Laa ightasal fil Gangga. Tawassakhat al maa’uhu!” yaquulu  Amr’, a moslem.
Tanggal 17 Agustus tanggal keramat; Tanggal keramat bagi siapa?
Hari Senin hari yang baik; Hari Sabbath (Sabtu) hari baik. Hari baik bagi siapa? Kalau enam hari yang lain dalam seminggu itu namanya apa?
Hari Selasa hari apes; Hari apes bagi siapa?
Group D dalam PD 2014 adalah ‘grup neraka’. Apa iya ada Grup neraka diikutkan dalam PD 2014 di Brazil?
Dll.
Berlanjut …,

AKHLAK TERBAIK, AKHLAK BAIK, DAN AKHLAK TERCELA



Lanjutan Akhlak ….
Membangun logika tercela adalah akhlak tercela
Akibat adanya frasa ‘Muhammad yang agung” jadinya adalah format sikap pengultusan terhadap sosok Muhammad: Muhammad memang manusia biasa tetapi beda dengan manusia biasa (???); Hari Senin itu hari lahirnya Nabi jadi kita kudu puasa sunnah pada hari itu. Kok jadi begitu sih? Katanya puasa itu harus karena Allah (lillaahi taala), bukan karena sesuatu selain Allah. Apa benar dan lempeng niat puasa karena hari Senin?
Bulan Rabiul Awal adalah bulan kelahiran Nabi saw. Oleh Karena itu kedudukan Rabiul Awal itu sangat istimewa. Umat Islam sangat menanti kedatangan bulan Rabiul Awal. (???)
Rabiul Awal itu nama bulan dari dua belas bulan dari kalender Hijriyah dalam Bahasa Arab. Kalau Nabi Dawud yang lahir pada bulan yang sama tetapi eranya dan umatnya berbahasa Ibrani, Apakah nama Rabiul Awal sudah dipakai? Belum atuh! Nama itu sama sekali tidak dikenal!
Eranya Nabi Isa as dan umatnya berbahasa Suryani dan Kitab Injil pun berbahasa Suryani. Apakah dalam kitab Injil itu mengenal nama Muhammad dan mencantumkannya? Tidak begitu. Yang disebut adalah nama Ahmad, bukan Muhammad.
Nama Muhammad adalah nama yang pertama kali muncul dari mulut Abdul Muththalib yang memberi nama kepada cucunya yang baru lahir, bayi yatim, yakni Muhammad.
(Ahmad dalam Injil itu ya, Muhammad. Itu kan kata kita yang muslim. Kata orang nonmuslim, Ahmad ya, Ahmad. Ahmad dalam Injil itu bukan Muhammad yang ini!)
Ibrahim dalam Torat, Zabur, dan Injil itu berbeda padahal sosok sama, Nabi Ibrahim as. Namanya bukan Ibrahim, tetapi Abraham. Sulaeman itu Salomon. Nuh itu Noah. Noah ya Nuh. Dawud itu David. Orang Nasrani menyebut nama Goliath, kita menyebutnya Jaluth. David versus Goliath itu ya, Dawud melawan Jaluth.
Apakah semua istilah, nama, dan identitas itu harus di-Arab-arab-kan?
Apakah nama Romelan harus diganti dengan Ramadan? Apakah pengikut Muhammad harus diganti dengan Muhammadiyah? Apakah bulan Bakdo Mulud harus mesti Rabiul Akhir? Apakah bulan Apit harus diganti dengan Dzulkaedah?
Apakah Tuan Guru Haji Ishaka harus diganti dengan Habib Al Hajj Ishaq?
Apakah nama Andi Bedu Amang harus diganti dengan nama Syekh Abdur RahmanApakah doa dalam bahasa Sunda harus diganti dengan doa dalam Bahasa Arab?
Apakah busana sarung, baju batik, dan celana panjang tenun harus diganti dengan busana ghamis?
Tentu saja jawabannya ya, tidak begitu.
Islam itu untuk semesta alam
Islam itu ya, Islam, bukan Arab. Arab itu, ya Arab, belum tentu Islam. Sama sekali berbeda antara Islam dengan Arab. Kalau diidentikkan sama Antara Islam dengan Arab, rusak dan hancurlah Islam.
Tengoklah di dunia Arab sekarang ini!
Pemerintah Suriah memerangi rakyatnya yang beroposisi. Mereka pun berperang dan berbunuhan. Teriakannya sama, Allahu Akbar!
Pemerintah militer Mesir memerangi rakyatnya yang beroposisi. Mereka pun saling bunuh. Dengarlah teriakan mereka dari kedua belah pihak, Allahu Akbar!
Pemerintah Yaman yang terpecah menjadi dua, Yaman Utara dan Yaman Selatan berperang dan saling menghancurkan. Kedua pihak pun berteriak dalam pekikan yang sama, Allahu Akbar.
Para TKI pergi mengadu nasib ke tanah Arab, bermajikan orang Arab. Tak sedikit TKI yang pulang membawa penderitaan: bekas siksaan fisik, hamil dan melahirkan karena diperkosa sang majikan tanpa dinikahi, serta gajinya tak terbayar pula.
Itulah akhlak sang majikan orang Arab, akhlak tercela, bukan akhlak yang dianjurkan Islam, bukan akhlak begitu yang diteladankan Nabi saw, bukan akhlaqul kariimah..


Selasa, 28 Januari 2014

KEIMANAN, KEILMUAN,



KEIMANAN, KEILMUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN YANG RUNTUT
Rujukan: QS2: 1 s,d, 5
Keimanan terhadap Quran
Bagi setiap muslim, mengimani Quran itu adalah mutlak, absolut, harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Konsekuensi logisnya, setiap muslim harus atau wajib menjadikan Quran sebagai pedoman hidup untuk menjalani kehidupan di dunia, sebagai pengelola dunia (khalifah fil ardh) yang ditempatkan oleh Allah di planet bumi.
Konsekuensi keimanan terhadap Quran berikutnya adalah, semua ayat Quran itu adalah wahyu Allah (6.236 ayat; 114 surah; 30 juz) yang harus dipedomani pula totally (secara total), kaffah (utuh), dan komprehensif (menyeluruh).
Artinya apa?
Terlarang banget seorang muslim mendiskriminasikan sebagian ayat dan mengagungkan/memuja/memberi atribut-atribut aneh terhadap sebagian ayat atau surah-surah tertentu. Tak ada dan tidak boleh ada pemberian atribut ayat-ayat asy-syifa atau mujarab khusus untuk pengobatan, untuk pengebalan tubuh tak mempan dibakar, ayat-ayat afdol jantungnya Quran yang kudu dibaca pada malam Jumat, pada hari Jumat, pada saat kehamilan, atau penangkal setan dan hantu jahat ketika terhinggapi rasa takut, atau ayat-ayat untuk jimat ilmu pelet penakluk wanita/pria dan perbuatan tenung/santet, dll.
Ayat-ayat Quran yang universal itu jangan diperlakukan seperti tanaman bonsai, jangan mengebiri sebagian ayat dan melebih-lebihkan yang lain, jangan menganaktirikan sebagian ayat dan menganakemaskan ayat-ayat yang lain.
Kalau kita masih saja melakukan hal itu, kita sudah melakukan tindakan kufur yang setali tiga uang dengan kelakuan kaum animisme, ateis, munafik,dan orang kafir. Balasannya sudah disiapkan oleh Allah kelak pada hari pembalasan. Simak QS 2: 6 s.d. 10.

KEIMANAN




 Lanjutan Keimanan ....
Keimanan terhadap tuntunan keteladanan Nabi saw
Rujukan: QS 2: 119; QS 33: 21; QS 68: 4
Fondasi keimanan yang berikutnya adalah keimanan terhadap Muhammad saw dan kerasulannya.
Perintah Allah untuk Muhammad adalah menegakkan ketauhidan
Muhammad, adalah bagian dari masyarakat Quraisy bangsa Arab dari bani Abdul Manaf. Dia asli suku Quraisy.Dia dilahirkan di Mekkah sebagai mana bayi pada umumnya. Dia tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dewasa, menikah, mempunya keturunan, dan hidup bermasyarakat di  Mekkah, sama seperti orang-orang di sana. Tidak ada sesuatu yang luar biasa pada diri Muhammad sampai datang wahyu Allah, sekaligus dipilih sebagai seorang rasul, ketika dia menginjak usia 40 tahun, ditandai dengan turunnya wahyu Allah melalui malaikat Jibril di gua Hira’, lima ayat pertama dalam QS Al Alaq (96; artinya segumpal darah).
Lima ayat itu adalah materi pembelajaran pertama dari Allah kepada Muhammad di bawah bimbingan malaikat Jibril: dia wajib belajar, wajib tahu bahwa Allah Yang Maha Mulia, wajib tahu bahwa Allah Maha Pencipta manusia yang berasal dari segumpal darah, dan wajib tahu bahwa Allah Yang Maha berilmu dan juga mengajarkan manusia dari tidak tahu menjadi tahu.
Itulah pengalaman pertama dan luar biasa bagi Muhammad. Hari-hari setelah peristiwa menerima wahyu, Muhammad masih bingung, gelisah, dan dilanda rasa takut. Muhammad adalah manusia biasa. Ada sukacita dan dukacita, gembira dan sedih, optimis dan pesimis, kuat dan lemah, adalah biasa pada diri manusia, juga pada diri Muhammad.
Wahyu Allah berikutnya pun diturunkan via malaikat Jibril agar menindaklanjuti tugas kerasulannya dengan menyeru manusia/berdakwah. Ayat-ayat dalam QS Al Muzammil (73: 20 ayat ) dan QS Al Mudatstsir (74: 56 ayat) adalah perintah sekaligus teguran untuknya (segera bangkit dari tidur meringkuk dan lilitan selimut), membersihkan diri dan menyucikan jiwa, dan keluar mendatangi masyarakat untuk mengajak kepada ketauhidan, sekaligus membuang paganisma/berhalaisme karatan yang sudah mendarah-daging).
Tugas sebagai rasul dan pendakwah itu bukanlah beban, tetapi tugas mulia, Allah akan selalu melindungi, tidak akan membiarkan Muhammad bersedih, dan Jibril akan menemani. Simak QS Ad-Duha (93): 1 s.d. 11 dan QS Ash-Sharh (94): 1 s.d. 8.
Allah takkan membiarkan Muhammad bersedih hati dan lemah dalam berdakwah tauhid. Allah memberinya karunia kekuatan fisik, mental, emosi untuk melanjutkan dakwahnya. Muhammad mengalami banyak kendala dalam berdakwah, terutama dia harus berhadapan dengan masyarakat yang sudah kadung kepada berhalaisme, berhadapan dengan keluarga sendiri, yang justru lebih kuat menentang dakwah tauhidnya itu. Namun, pengalaman berdakwah dari awal perintah dakwah yang dita terima membuatnya tambah kuat. Dia tetap sabar, tabah, dan tawakal.
Kesabaran, keteguhan, keberanian, dan siap mental, fisik, dan emosinya berhadapan dengan kaumnya sendiri, sanak keluarga, dan orang-orang terdekatnya, yang menentangnya, memusuhi, dan bahkan ingin membunuhnya dihadapi dengan keagungan akhlak yang tiada tara. Maka pantaslah kemudian, Allah memberinya atribut: manusia berakhlak agung (khuluqin adziim), suri teladan terbaik bagi manusia (uswatun hasanah), dan siraajam muniira (pelita yang menerangi) yang berjuang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang (litukhrijun naasa minadz dzuluumaati ilan nuur).
Tugas kerasulan seorang Muhammad saw itu kurang lebih 23 tahun (22 tahun, 10 bulan, 22 hari; semenjak wahyu pertama diterima di gua Hira’: QS 96: 1.s.d. 5, sampai dengan wahyu terakhir peristiwa Haji Wada. di Padang Arafah: QS 5: 3; berdakwah di Mekkah selama 13 tahun dan di Madinah 10 tahun. Tugas kerasulannya selesai dan dia rasul terakhir (khataman nabiy). Semua wahyu Allah yang termaktub dalam Quran: 6.236 ayat telah disampaikan seluruhnya.Titik). Lalu Allah mewafatkan dia dalam usia 63 tahun di Madinah.
Akhlaknya yang agung itu bisa ditangkap oleh umatnya dalam segala ucapan, sikap perilaku (attitude; behavior), dan tindakan terpuji (amaliah; action).
Muhammad itu bersifat shiddiq (benar). Mustahil (impossible) Muhammad berbohong, berdusta, membual, dan berdongeng.
Muhammad itu bersifat amanah (dapat dipercaya; terpercaya). Tidak mungkin Muhammad berkhianat terhadap perintah dan larangan Allah.
Muhammad menyampaikan (tabligh) semua wahyu, tak mungkin Muhammad mengurangi, melebihkan, menambah-nambah, atau mengganti teks ayat-ayat Quran. Muhammad
Allah menyuruh Muhammad membawa kabar berita gembira akan janji Allah tentang sorga, bukan berwenang mengganjar pahala atau memberi syafaat.
Allah menyuruh Muhammad membawa dan memberi peringatan tentang azab untuk orang yang berdosa, bukan berwenang mengampuni/menebus dosa atau kewenangan menghapus dosa umatnya.
Muhammad itu bersifat fathanah (cerdas; smart; excellent). Tidak mungkin Muhammad bodoh, jahil, crazy, dan bebal yang pasti bertentangan dengan akhlaknya yang agung.
Akhlaknya yang agung itu bukan karena lahir pada hari Senin dan bulan Rabiul Awal. Kalau kita mengatakan hari Senin dan bulan Rabiul Awal itu hari agung bulan agung, berarti hari di luar hari Senin dan bulan di luar bulan Rabiul Awal hari dan bulan yang tidak agung (hari apes?). Kalau demikian, semua orang tua berlomba-lomba menikahkan anaknya pada hari dan bulan itu, ingin melahirkan pada hari dan bulan itu, dan ingin diwafatkan pada bulan itu. Mungkinkah begitu?
Memang mental kultus-kultusan itu mengakar merembet ke mana-mana: kultus individu orang suci, kultus hari kudus, kultus bulan agung, kultus tempat angker, kultus sungai suci, kultus letak hoki, kultus bintang, kultus angka keberuntungan, kultus makam/kuburan wali, dll. segala macam kultus. Dampaknya yang dapat kita saksikan adalah tumbuh suburnya praktik peramal, ahli nujum, paranormal, fengshui, hongshui, ahli pelet, dan lain-lain yang terlararang dalam ajaran agama Islam.
Muhammad diutus untuk membasmi kultus berhala, kultus syair-syair perang, kultus suku, kultus ras, kultus individu.
Tidak pernah Muhammad mengajarkan dalam ucapan, sikap perilaku, dan perbuatannya membesar-besarkan hari Senin sebagai hari kelahiran, bulan Rabiul Awal sebagai bulan yang harus diakbarkan, apa lagi sampai menjanjikan pahala sekian-sekian bagi orang yang memperingatinya, karena semua itu amat bertentangan dengan akhlaknya yang agung (khuluqin azhiim: pernyataan Allah langsung kepadanya; QS 68: 4).
Apa iya, Muhammad yang khuluqin adziim menyuruh umatnya selalu berpuasa  hari Senin untuk menghormati hari kelahirannya, menyuruh umatnya memperingati dan mengagungkan bulan Rabiul Awal untuk mengenangnya?
Apa iya, Muhammad yang berakhlak agung menyuruh umatnya menziarahi kuburannya dan menjanjikan pahala sekian-sekian?
Apa iya, Muhammad rasul Allah yang akhlaknya agung itu menyatakan bahwa anak keturunannya pasti menjadi ahli sorga karena steril dari dosa?
Mana konsistensi kita yang mengakui keagungan akhlak seorang Muhammad dengan praktik-praktik kita seperti di atas? Kita mengatakan di mulut kita berlisan Muhammad itu berakhlak agung, tetapi dalam praktiknya kita menihilkan/melecehkan keagungan akhlaknya dengan lontaran dongeng dan bualan dusta pendongeng dan pembual. Lain di bibir lain di hati, lain pula dalam praktik amaliah (munafik namanya).
Sekedar untuk kita ketahui, dongeng dan bualan dusta itu bisa disampaikan oleh oknum perorangan, kelompok, para mazhabis, kaum, atau golongan, baik yang datang dari lingkungan internal muslim maupun eksternal muslim.
Muhammad diutus untuk memerangi diskriminasi sosial (kasta-kasta dan feodalisme) dan ras dengan ajaran agung tentang persamaan derajat manusia, bahwa manusia di mata Allah itu sama derajatnya, yang membedakan Antara manusia satu dengan yang lain adalah takwanya. Simak QS 49: 13.
Ajaran Islam yang agung tentu dipercayakan penyampaiannya kepada seorang manusia yang berakhlak agung pula. Wahyu Allah yang semuanya termaktub dalam Al Quran hanya pantas disampaikan kepada umat manusia oleh rasul utusan Allah yang berakhlak agung, yakni Muhammad saw.
Itulah sebabnya, ajaran dan doktrin Islam yang agung mengusung kebenaran itu tetap terawat, bertumbuhkembang, dan akan Berjaya terus sampai kiamat, karena pendakwahnya, Muhammad saw, berakhlak agung, dengan ciri khas: uswatun hasanah (teladan terbaik).
“Sungguh, telah ada pada diri rasulullah (Muhammad), suri teladan terbaik bagimu, ….” (QS 33: 21)
Berlanjut