Bahasa, Agama, dan Pendidikan Karakter
LANDASAN IDEAL, STRATEGIS, DAN OPERASIONAL
SETIAP MUKMIN
Rujukan: QS Al Mukminun (23): 1 s.d. 12
Landasan Ideal
Ayat 1: Qad aflahal mu’minuun
Artinya: Sungguh beruntung orang-orang yang beriman
(mukmin).
Mengapa konten ayat 1 ini disebut sebagai
landasan ideal?
Ideal (kelas
kata adjektiva) itu artinya luhur, tinggi, mulia, terbaik, dan sangat sesuai
dengan dicita-citakan, diangan-angankan, atau dikehendaki, atau yang seharusnya
begitu (das sollen). Kelas kata nomina
dari ideal adalah kata ide yang artinya: rancangan yang
tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita; perasaan yang benar-benar
menyelimuti pikiran.
Firman Allah dalam ayat 1 ini menyiratkan
perintah (begitu halus) agar mukmin berlomba-lomba menggapai kehidupan terbaik/ideal
sebagai tujuan hidup di dunia (aflaha;
falaha; falah; orang yang beruntung
dan sukses; yuflihuun).
Landasan Strategis
Setiap mukmin, wajib berjuang
(berlomba-lomba) untuk mencapai hidup yang beruntung sebagai yang tersirat di
dalam kandungan ayat 1. Strategi dan pendekatannya seperti apa dan bagaimana,
Allah memberi penjelasan dengan begitu gamblang pada ayat 2 s.d. 9.
Ayat 2: Alladziina hum fii shalaatihim khaasyi’uun.
(Yaitu)
orang-orang yang salatnya khusuk.
Ayat 3 Walladziina hum ‘anil laghwi mu’ridhuun.
Dan
Orang-yang memelihara lidahnya.
Ayat 4 Walladziina hum liz zakaati faa’iluun.
Dan orang-orang
selalu menunaikan (membayar; mengeluarkan) zakat.
Ayat 5, 6, dan 7 masih serangkai
Walladziina hum li furuujihim haafidzuun
(5).
Dan
orang-orang yang memelihara kemaluannya,
Illaa ‘alaa azwaajihim aumaa malakat aimaanuhum fa
innahum ghairu maluumiin (6).
Kecuali terhadap
istri-istri mereka, atau kepada hamba sahaya yang mereka miliki, maka mereka
tidak akan tercela.
Fa manibtaghaa waraa’a dzaalika fa’ulaa’ika humul ‘aaduun
(7).
Tetapi barangsiapa
yang mencari di balik itu (zina, dsb) maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas.
Ayat 8 Walladziinahum li ‘amaanaatihim wa ‘ahdihim
raa’uun.
Dan orang-orang yang
menjaga/memelihara amanat dan menepati janji.
Ayat 9 Walladziina hum ‘alaa shalawaatihim
yuhaafidzuun.
Dan
orang-orang yang terus-menerus menjaga salatnya.
Landasan strategis itu melalui pendekatan
strategis (strategic approach): yaitu:
1) khusuk dalam salat; 2) memelihara lidahnya; 3) membayar zakat; 4) menjaga
kemaluan; 5) memelihara amanat/kepercayaan dan menepati janji; dan 6)
memelihara salat.
Landasan Operasional
Pendekatan strategis yang terdiri atas enam
butir yang dimaksud harus dapat dioperasionalkan/diimplementasikan/diamalkan
sehingga setiap mukmin bukan sekedar memahami, tetapi juga dengan mudah dapat
mempraktikkannya. (Dalam bahasa pembelajaran, semua pendekatan strategis pembelajaran
harus mengacu kepada kompetensi dasar (KD), yang kemudian dibuatkan
indikator-indikator (oleh guru) agar dapat dengan mudah diukur capaiannya.)
KD 1: khusuk dalam salat
Indikatornya:
Bersih dan suci
tempatnya; aman dari gangguan (kebisingan, keributan, binatang berbisa,
ancaman); tertib urutan rukun salat; menghadap kiblat; jelas wujud salatnya;
bersesuaian antara niat, perkataan, dan perbuatan (dimengerti); suasana tenang;
dll
KD 2: memelihara lidahnya
Indikator:
Ucapan, perkataan,
dan tuturan dengan bahasa yang santun, mudah dimengerti, jelas terdengar; kata-kata
pilihan yang baik; selalu berupaya menghindari kata-kata sindirian, julukan
yang tidak disukai, berbahasa daerah yang hanya dimengerti segelintir audiens,
berbisik-bisik berdua di tengah orang banyak, bersuara keras, menggerutu, menyindir,
mencaci, mengumpat, menggosip, menceritakan keburukan/kekurangan orang lain,
membual, melontarkan kata-kata canda/jokes
yang tidak pada tempatnya; dll.
KD 3: membayar zakat
Indikator:
Membayar zakat
mal/harta jika sudah sampai nisabnya (2 ½% minimal dan telah satu tahun; zakat
dari penghasilan (gaji, honor, bonus, THR, royalti, dll) yang halal (bukan dari
hasil korupsi, mencuri, merampok, menipu, berjudi) sesuai dengan profesi,
berderma/bersedekah/berinfak, dll.
KD 4: menjaga kemaluan;
Indikator:
Senantiasa berpakaian
yang menutup aurat dan tidak mengumbar aurat; beradab dalam berpacaran; tidak
berselingkuh/mendekati zina atau berzina; tidak mengumbar kata-kata mesra, tidak
mengumbar syahwat berahi kepada orang lain yang bukan hak (bermesra-mesraan);
dll.
KD 5: memelihara amanat/kepercayaan dan
menepati janji
Indikator
Menyampaian pesan
atau titipan kepada orang/pihak yang dituju, memelihara dan menjaga kerahasiaan,
tidak menyuap atau menerima suap, tidak melakukan pungli atau membayar pungli.
Menepati janji:
menepati waktu dan tempatnya; bekerja sesuai dengan peraturan tertulis atau
yang tak tertulis/disepakati (konsensus) dan mempertanggungjawabkan setiap pekerjaan
(responsibilitas), dll.
KD 6: memelihara salat
Indikator
Menunaikan salat fardu
selalu tepat waktu, dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun (stiqamah,
konsisten); menunaikan salat Jumat; menegakkan salat malam, dll.
Pewaris Sorga
Setiap mukmin yang menegakkan keenam
pendekatan strategis tersebut dengan konsisten, maka layak disebut mukmin yang
beruntung dan sukses menjalani kehidupan di dunia. Sukses di dunia sebagai
mukmin, maka sesuai dengan janji Allah, dia pun akan sukses hidup di akhirat
sebagai mukmin pewaris sorga yang penuh dengan segala macam kenikmatan,
sebagaimana pernyataan langsung Allah dalam surat yang sama pada ayat 10 dan
11, sebagai berikut:
Ayat 10 Ulaa’ika humul waaritsuun.
Mereka
itulah (mukmin) yang meraih warisan.
Ayat 11 Alladziina yaritsuunal firdauusa hum fiihaa
khaaliduun.
(yaitu)
yang akan mewarisi sorga. Mereka kekal di dalamnya.
Jadi, pesan agung Allah dalam Al Quran,
bukanlah sekedar menjadi hiasan bibir, bukan pula sekedar milik hati yang
menjadi keyakinan, tetapi harus dapat diwujudkan secara nyata oleh setiap
mukmin dalam kehidupan, yakni dengan mengisinya dengan aktivitas yang
bermanfaat untuk sesama.
Semoga kita menjadi pewaris sorga, amin.
Jakarta, 7 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar