Rabu, 06 November 2013

LANDASAN IDEAL, STRATEGIS, DAN OPERASIONAL SETIAP MUKMIN



Bahasa, Agama, dan Pendidikan Karakter
LANDASAN IDEAL, STRATEGIS, DAN OPERASIONAL SETIAP MUKMIN
Rujukan: QS Al Mukminun (23): 1 s.d. 12
Landasan Ideal
Ayat 1:            Qad aflahal mu’minuun
Artinya:          Sungguh beruntung orang-orang yang beriman (mukmin).
Mengapa konten ayat 1 ini disebut sebagai landasan ideal?
Ideal (kelas kata adjektiva) itu artinya luhur, tinggi, mulia, terbaik, dan sangat sesuai dengan dicita-citakan, diangan-angankan, atau dikehendaki, atau yang seharusnya begitu (das sollen). Kelas kata nomina dari ideal adalah kata ide yang artinya: rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita; perasaan yang benar-benar menyelimuti pikiran.
Firman Allah dalam ayat 1 ini menyiratkan perintah (begitu halus) agar mukmin berlomba-lomba menggapai kehidupan terbaik/ideal sebagai tujuan hidup di dunia (aflaha; falaha; falah; orang yang beruntung dan sukses; yuflihuun).
Landasan Strategis
Setiap mukmin, wajib berjuang (berlomba-lomba) untuk mencapai hidup yang beruntung sebagai yang tersirat di dalam kandungan ayat 1. Strategi dan pendekatannya seperti apa dan bagaimana, Allah memberi penjelasan dengan begitu gamblang pada ayat 2 s.d. 9.
Ayat 2:            Alladziina hum fii shalaatihim khaasyi’uun.
(Yaitu) orang-orang yang salatnya khusuk.
Ayat 3             Walladziina hum ‘anil laghwi mu’ridhuun.
Dan Orang-yang memelihara lidahnya.
Ayat 4             Walladziina hum liz zakaati faa’iluun.
Dan orang-orang selalu menunaikan (membayar; mengeluarkan) zakat.
Ayat 5, 6, dan 7 masih serangkai
                        Walladziina hum li furuujihim haafidzuun (5).
Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,
Illaa ‘alaa azwaajihim aumaa malakat aimaanuhum fa innahum ghairu maluumiin (6).
Kecuali terhadap istri-istri mereka, atau kepada hamba sahaya yang mereka miliki, maka mereka tidak akan tercela.
Fa manibtaghaa waraa’a dzaalika fa’ulaa’ika humul ‘aaduun (7).
Tetapi barangsiapa yang mencari di balik itu (zina, dsb) maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Ayat 8             Walladziinahum li ‘amaanaatihim wa ‘ahdihim raa’uun.
Dan orang-orang yang menjaga/memelihara amanat dan menepati janji.
Ayat 9             Walladziina hum ‘alaa shalawaatihim yuhaafidzuun.   
Dan orang-orang yang terus-menerus menjaga salatnya.
Landasan strategis itu melalui pendekatan strategis (strategic approach): yaitu: 1) khusuk dalam salat; 2) memelihara lidahnya; 3) membayar zakat; 4) menjaga kemaluan; 5) memelihara amanat/kepercayaan dan menepati janji; dan 6) memelihara salat.
Landasan Operasional
Pendekatan strategis yang terdiri atas enam butir yang dimaksud harus dapat dioperasionalkan/diimplementasikan/diamalkan sehingga setiap mukmin bukan sekedar memahami, tetapi juga dengan mudah dapat mempraktikkannya. (Dalam bahasa pembelajaran, semua pendekatan strategis pembelajaran harus mengacu kepada kompetensi dasar (KD), yang kemudian dibuatkan indikator-indikator (oleh guru) agar dapat dengan mudah diukur capaiannya.)
KD 1: khusuk dalam salat
Indikatornya:
Bersih dan suci tempatnya; aman dari gangguan (kebisingan, keributan, binatang berbisa, ancaman); tertib urutan rukun salat; menghadap kiblat; jelas wujud salatnya; bersesuaian antara niat, perkataan, dan perbuatan (dimengerti); suasana tenang; dll
KD 2:  memelihara lidahnya
Indikator:       
Ucapan, perkataan, dan tuturan dengan bahasa yang santun, mudah dimengerti, jelas terdengar; kata-kata pilihan yang baik; selalu berupaya menghindari kata-kata sindirian, julukan yang tidak disukai, berbahasa daerah yang hanya dimengerti segelintir audiens, berbisik-bisik berdua di tengah orang banyak, bersuara keras, menggerutu, menyindir, mencaci, mengumpat, menggosip, menceritakan keburukan/kekurangan orang lain, membual, melontarkan kata-kata canda/jokes yang tidak pada tempatnya; dll.
KD 3: membayar zakat
Indikator:       
Membayar zakat mal/harta jika sudah sampai nisabnya (2 ½% minimal dan telah satu tahun; zakat dari penghasilan (gaji, honor, bonus, THR, royalti, dll) yang halal (bukan dari hasil korupsi, mencuri, merampok, menipu, berjudi) sesuai dengan profesi, berderma/bersedekah/berinfak, dll.
KD 4: menjaga kemaluan;
Indikator:
Senantiasa berpakaian yang menutup aurat dan tidak mengumbar aurat; beradab dalam berpacaran; tidak berselingkuh/mendekati zina atau berzina; tidak mengumbar kata-kata mesra, tidak mengumbar syahwat berahi kepada orang lain yang bukan hak (bermesra-mesraan); dll.
KD 5: memelihara amanat/kepercayaan dan menepati janji
Indikator
Menyampaian pesan atau titipan kepada orang/pihak yang dituju, memelihara dan menjaga kerahasiaan, tidak menyuap atau menerima suap, tidak melakukan pungli atau membayar pungli.
Menepati janji: menepati waktu dan tempatnya; bekerja sesuai dengan peraturan tertulis atau yang tak tertulis/disepakati (konsensus) dan mempertanggungjawabkan setiap pekerjaan (responsibilitas), dll.
KD 6: memelihara salat
Indikator
Menunaikan salat fardu selalu tepat waktu, dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun (stiqamah, konsisten); menunaikan salat Jumat; menegakkan salat malam, dll.
Pewaris Sorga
Setiap mukmin yang menegakkan keenam pendekatan strategis tersebut dengan konsisten, maka layak disebut mukmin yang beruntung dan sukses menjalani kehidupan di dunia. Sukses di dunia sebagai mukmin, maka sesuai dengan janji Allah, dia pun akan sukses hidup di akhirat sebagai mukmin pewaris sorga yang penuh dengan segala macam kenikmatan, sebagaimana pernyataan langsung Allah dalam surat yang sama pada ayat 10 dan 11, sebagai berikut:
Ayat 10           Ulaa’ika humul waaritsuun.
                        Mereka itulah (mukmin) yang meraih warisan.
Ayat 11           Alladziina yaritsuunal firdauusa hum fiihaa khaaliduun.
                        (yaitu) yang akan mewarisi sorga. Mereka kekal di dalamnya.
Jadi, pesan agung Allah dalam Al Quran, bukanlah sekedar menjadi hiasan bibir, bukan pula sekedar milik hati yang menjadi keyakinan, tetapi harus dapat diwujudkan secara nyata oleh setiap mukmin dalam kehidupan, yakni dengan mengisinya dengan aktivitas yang bermanfaat untuk sesama.
Semoga kita menjadi pewaris sorga, amin.
Jakarta, 7 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar