Minggu, 22 Juni 2014

ADIL DAN ZALIM DALAM REALITAS

ADIL DAN ZALIM DALAM REALITAS
Analogi bersepatu
Sepatu sebelah kanan untuk kaki kanan, sepatu sebelah kiri untuk kaki kiri
Allah menciptakan ciptaan-Nya berpasang-pasangan. Contoh yang paling gampang adalah manusia sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna di antara semua ciptaan yang ada.
Mata ada dua, mata kanan dan mata kiri.  Telinga ada dua, telinga kanan dan telinga kiri. Tangan juga ada dua, kaki juga ada dua, buah dada juga ada dua, dan begitu juga dengan pundak. Semuanya ada dua. Kita menyebutnya sebagai sepasang ( a pair, a couple, azwaajaa). Semuanya tampak seimbang (balance). Semua yang seimbang itu menjadi indah. Itulah wujud nyata terjemahan dari keadilan (adil). Kita sering menyebutnya sebagai pasangan yang simetris.
Semua karunia Allah itu diserahkan kepada kita masing-masing untuk merawat dengan sebaik-baiknya. Manusia tidak serta-merta tinggal menikmati karunia Allah selama hidup di bumi. Manusia membutuhkan bekerja dan menghasilkan karya teknologi yang sepantasnya agar karunia Allah itu bisa terlindungi dan terawat dengan sebaik-baiknya. Salah satu dari sekian organ yang sepasang itu adalah kedua kaki, bagian dari kaki adalah alas kaki yang paling kerap bersentuhan dengan permukaan bumi/tanah.
Memelihara telapak kaki
Zaman dahulu, orang berjalan, melangkah, bepergian, atau berlari di atas kedua kaki tanpa alas kaki. Zaman penjajajahan, zaman awal kemerdekaan, bahkan sampai pada dekade tahun 50-an, anak-anak Indonesia  pergi ke sekolah dan pulang dari sekolah masih ada yang bersekolah tanpa alas kaki.
(bukan karena sepatu belum diproduksi, tetapi lebih kepada kondisi kesulitan hidup pada masa penjajahan).
Benda-benda yang terinjak telapak kaki di atas tanah sering tidak bersahabat, misalnya benda kasar, keras, atau runcing. Telapak kaki pun luka atau terasa sakit ketika terinjak. Manusia harus menggunakan alas kaki agar telapak kaki tidak sakit atau terluka. Peradaban yang makin maju, manusia butuh alat untuk melindungi telapak kakinya. Hasil peradaban melindungi telapak kaki itu berkembang mulai dari yang sederhana sampai yang modern, namanya pun bermacam-macam: terompah, bakiak, sandal, selop, sepatu sandal, dan sepatu.
Tukang sepatu atau ahli sepatu membuat sepatu pasti sepasang sesuai dengan sepasang kaki.
Orang yang normal, kita ini, memakai sepatu yang kanan untuk kaki kanan, dan sepatu yang kiri untuk kaki kiri.  Ketika kedua sepatu sudah dipakai di kedua kaki, kita bisa melangkah, berjalan, melenggang, atau berlari dengan aman tanpa ada rasa takut terluka. Sepatu menjadi kebutuhan primer. Kita lebih percaya diri ketika bersepatu. Orang lain yang melihatnya pun merasa nyaman.
Kita bergerak dengan aman di atas kedua kaki.
Bersepatu artinya kita telah berlaku adil terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap Allah Yang Maha Adil, yakni perwujudan nyata syukur sebagai hamba terhadap Tuhan karena karunia-Nya.
Analogi adil itu gampangnya adalah memakai sepatu secara benar. Bahasa lainnya adalah, tindak yang proporsional.
Zalim dan kezaliman
Kita sering sekali mendengar orang mengucapkan kata zalim. Kita sering sekali membaca kata zalim dalam tulisan. Kata zalim dalam bahasa Indonesia diubah ejaannya menjadi kata lalim. Terjemahan bebas dari zalim itu adalah aniaya. Orang zalim artinya penganiaya. Zalim bisa mengena kepada diri sendiri, kepada, orang lain, makhluk lain, dan juga kepada Allah.
Analogi wujud zalim itu gampangnya adalah, kita memakai sepatu kanan untuk kaki kiri dan sepatu kiri untuk kaki kanan.
Betapa tidak nyamannya!
Sepatu yang sudah terikat di kaki belum digunakan sudah menyiksa kulit, rasanya sakit. Jika dipakai melangkah kedua kaki lebih terasa lagi sakitnya. Kita melangkah lebih jauh lagi berarti menyiksa diri. Orang yang melihat kelakuan kita sorot matanya aneh. Mereka berasosiasi beragam terhadap kelakuan kita: orang kurang kerjaan, mencari sensasi, debil, idiot, menyiksa diri, dungu, atau sinting.
Tukang sepatu atau ahli sepatu mengatakan kita tidak tahu diri atau tak tahu di untung!
Kita melakukan tindakan yang bertentangan dengan fungsi sepatu. Tindakan ketidakpantasan
Bagaimana pandangan Allah?
Innallaaha laa yuhibbudz dzaalimiin!
Allah sangat tidak suka (benci) kepada orang zalim karena kita tidak pandai berterima kasih kepada manusia dan  tidak bersyukur kepada Allah.
Bahasa lain dari zalim itu  adalah tindak yang tidak proporsional.

Adil  dan zalim dalam peristiwa sehari-hari
Guru TK membelajarkan para siswa TK dengan memperbanyak melatih alat ucap agar bisa mengucapkan kata dan kalimat pendek/sederhana dengan benar. Siswa TK dominan berada di luar kelas untuk bermain, bergerak, bersosialisasi antarsiswa (ranah sikap dan motorik) sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran.
Anak merasakan kebebasan sebagai fitrahnya. Guru merasakan kenyamanan dan enjoyed sebagai guru yang produktif, dan orang tua juga merasa happy. Masyarakat berbondong-bondong mendaftarkan anaknya masuk ke TK tersebut.
Guru TK adalah guru yang zalim kalau siswa TK dikasih tugas mengerjakan PR, disuruh menghafal pengetahuan (ranah kognitif), atau dipaksakan berada di dalam kelas. Guru TK telah “membunuh” fitrah anak.
Semua pihak yang terlibat merasakan kerugian.
Guru SD membelajarkan sikap dan motor organ tubuh siswa SD melalui pelatihan tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif, dan psikomotor). Siswa SD itu fitrahnya punya rasa keingintahuan, bertanya, ingin mencoba, ingin melakukan, dan ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dia mampu. Tugas Guru SD adalah memfasilitasi fitrah anak dengan pembimbingan, pelatihan, percobaan, melakukan, dan memproduksi. Proses pembelajaran menjadi produktif.
Semua pihak merasa diuntungkan.
Guru SD adalah guru yang zalim kalau guru mengungkung siswanya berada di dalam kelas, duduk tenang dan kedua tangan terlipat di atas meja, hanya mendengarkan, meniru, atau menghafal.
Pelatih sepak bola melatih pemain bola dengan segala macam bentuk dan jenis latihan fisik agar pemain mampu melakukan semua gerakan yang dibutuhkan seorang pemain sepak bola (technical abilities). Lebih dari itu agar latihan mampu menjadikan pemain  memiliki stamina tinggi (endurance) dengan ukuran kemampuan bermain selama 90 menit. Porsi latihan yang pantas untuk anak-anak asuhnya tentu saja pelatih sepak bola lebih tahu.
Pelatih sepak bola adalah zalim kalau membawa para pemain mengikuti taklim, istigosah, atau berziarah ke makam ketika akan menghadapi event-event besar. Tindakan-tindakan yang tidak ilmiah, tidak sinergis, tidak konek, dan hasilnya adalah contra-productive!
Singkat kata singkat cerita, adil itu apabila dasarnya adalah sunnatullah, fitrah insani, ilmiah, prosedural, konektivitas, sinergis, dan berujung produktif.
Pelaku adil itu dihormati dan dicintai sesama manusia, dicintai Allah, dan pastinya akan menikmati hasil akhir yang happy ending, di dunia dan di akhirat. Firman Allah, Innallaaha yuhibbul muqshithiin (Allah itu amat mencintai orang-orang yang berlaku adil).
Kata adil itu lawan katanya adalah zalim (lalim). Sikap dan tindakan adil itu lawannya adalah sikap dan tindakan zalim.
Silakan pembaca menganalisis hasil akhir dari pelaku zalim, baik dalam kerangka hablum minallaah maupun hablum minan naas!
Brebes, 19 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar