ADIL DAN ZALIM DALAM REALITAS
Analogi
bersepatu
Sepatu sebelah kanan untuk kaki kanan, sepatu
sebelah kiri untuk kaki kiri
Allah menciptakan ciptaan-Nya
berpasang-pasangan. Contoh yang paling gampang adalah manusia sebagai
ciptaan-Nya yang paling sempurna di antara semua ciptaan yang ada.
Mata ada dua, mata kanan dan mata kiri. Telinga ada dua, telinga kanan dan telinga
kiri. Tangan juga ada dua, kaki juga ada dua, buah dada juga ada dua, dan
begitu juga dengan pundak. Semuanya ada dua. Kita menyebutnya sebagai sepasang
( a pair, a couple, azwaajaa).
Semuanya tampak seimbang (balance).
Semua yang seimbang itu menjadi indah. Itulah wujud nyata terjemahan dari
keadilan (adil). Kita sering menyebutnya sebagai pasangan yang simetris.
Semua karunia Allah itu diserahkan kepada
kita masing-masing untuk merawat dengan sebaik-baiknya. Manusia tidak
serta-merta tinggal menikmati karunia Allah selama hidup di bumi. Manusia
membutuhkan bekerja dan menghasilkan karya teknologi yang sepantasnya agar karunia
Allah itu bisa terlindungi dan terawat dengan sebaik-baiknya. Salah satu dari
sekian organ yang sepasang itu adalah kedua kaki, bagian dari kaki adalah alas
kaki yang paling kerap bersentuhan dengan permukaan bumi/tanah.
Memelihara
telapak kaki
Zaman dahulu, orang berjalan, melangkah,
bepergian, atau berlari di atas kedua kaki tanpa alas kaki. Zaman penjajajahan,
zaman awal kemerdekaan, bahkan sampai pada dekade tahun 50-an, anak-anak
Indonesia pergi ke sekolah dan pulang
dari sekolah masih ada yang bersekolah tanpa alas kaki.
(bukan karena sepatu belum diproduksi, tetapi
lebih kepada kondisi kesulitan hidup pada masa penjajahan).
Benda-benda yang terinjak telapak kaki di
atas tanah sering tidak bersahabat, misalnya benda kasar, keras, atau runcing. Telapak
kaki pun luka atau terasa sakit ketika terinjak. Manusia harus menggunakan alas
kaki agar telapak kaki tidak sakit atau terluka. Peradaban yang makin maju,
manusia butuh alat untuk melindungi telapak kakinya. Hasil peradaban melindungi
telapak kaki itu berkembang mulai dari yang sederhana sampai yang modern,
namanya pun bermacam-macam: terompah, bakiak, sandal, selop, sepatu sandal, dan
sepatu.
Tukang sepatu atau ahli sepatu membuat sepatu
pasti sepasang sesuai dengan sepasang kaki.
Orang yang normal, kita ini, memakai sepatu
yang kanan untuk kaki kanan, dan sepatu yang kiri untuk kaki kiri. Ketika kedua sepatu sudah dipakai di kedua
kaki, kita bisa melangkah, berjalan, melenggang, atau berlari dengan aman tanpa
ada rasa takut terluka. Sepatu menjadi kebutuhan primer. Kita lebih percaya
diri ketika bersepatu. Orang lain yang melihatnya pun merasa nyaman.
Kita bergerak dengan aman di atas kedua kaki.
Bersepatu artinya kita telah berlaku adil
terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap Allah Yang Maha Adil,
yakni perwujudan nyata syukur sebagai hamba terhadap Tuhan karena karunia-Nya.
Analogi adil itu gampangnya adalah memakai
sepatu secara benar. Bahasa lainnya adalah, tindak yang proporsional.
Zalim
dan kezaliman
Kita sering sekali mendengar orang
mengucapkan kata zalim. Kita sering sekali membaca kata zalim dalam tulisan. Kata
zalim dalam bahasa Indonesia diubah ejaannya menjadi kata lalim. Terjemahan
bebas dari zalim itu adalah aniaya. Orang zalim artinya penganiaya. Zalim bisa
mengena kepada diri sendiri, kepada, orang lain, makhluk lain, dan juga kepada
Allah.
Analogi wujud zalim itu gampangnya adalah,
kita memakai sepatu kanan untuk kaki kiri dan sepatu kiri untuk kaki kanan.
Betapa tidak nyamannya!
Sepatu yang sudah terikat di kaki belum
digunakan sudah menyiksa kulit, rasanya sakit. Jika dipakai melangkah kedua
kaki lebih terasa lagi sakitnya. Kita melangkah lebih jauh lagi berarti
menyiksa diri. Orang yang melihat kelakuan kita sorot matanya aneh. Mereka
berasosiasi beragam terhadap kelakuan kita: orang kurang kerjaan, mencari
sensasi, debil, idiot, menyiksa diri, dungu, atau sinting.
Tukang sepatu atau ahli sepatu mengatakan
kita tidak tahu diri atau tak tahu di untung!
Kita melakukan tindakan yang bertentangan
dengan fungsi sepatu. Tindakan ketidakpantasan
Bagaimana pandangan Allah?
Innallaaha laa yuhibbudz dzaalimiin!
Allah sangat tidak suka (benci) kepada orang
zalim karena kita tidak pandai berterima kasih kepada manusia dan tidak bersyukur kepada Allah.
Bahasa lain dari zalim itu adalah tindak yang tidak proporsional.
Adil dan zalim dalam peristiwa sehari-hari
Guru TK membelajarkan para siswa TK dengan
memperbanyak melatih alat ucap agar bisa mengucapkan kata dan kalimat
pendek/sederhana dengan benar. Siswa TK dominan berada di luar kelas untuk
bermain, bergerak, bersosialisasi antarsiswa (ranah sikap dan motorik) sebagai
bagian penting dalam proses pembelajaran.
Anak merasakan kebebasan sebagai fitrahnya.
Guru merasakan kenyamanan dan enjoyed sebagai guru yang produktif, dan orang
tua juga merasa happy. Masyarakat berbondong-bondong mendaftarkan anaknya masuk
ke TK tersebut.
Guru TK adalah guru yang zalim kalau siswa TK
dikasih tugas mengerjakan PR, disuruh menghafal pengetahuan (ranah kognitif),
atau dipaksakan berada di dalam kelas. Guru TK telah “membunuh” fitrah anak.
Semua pihak yang terlibat merasakan kerugian.
Guru SD membelajarkan sikap dan motor organ
tubuh siswa SD melalui pelatihan tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif, dan
psikomotor). Siswa SD itu fitrahnya punya rasa keingintahuan, bertanya, ingin
mencoba, ingin melakukan, dan ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dia
mampu. Tugas Guru SD adalah memfasilitasi fitrah anak dengan pembimbingan,
pelatihan, percobaan, melakukan, dan memproduksi. Proses pembelajaran menjadi
produktif.
Semua pihak merasa diuntungkan.
Guru SD adalah guru yang zalim kalau guru
mengungkung siswanya berada di dalam kelas, duduk tenang dan kedua tangan
terlipat di atas meja, hanya mendengarkan, meniru, atau menghafal.
Pelatih sepak bola melatih pemain bola dengan
segala macam bentuk dan jenis latihan fisik agar pemain mampu melakukan semua
gerakan yang dibutuhkan seorang pemain sepak bola (technical abilities). Lebih dari itu agar latihan mampu menjadikan
pemain memiliki stamina tinggi (endurance) dengan ukuran kemampuan
bermain selama 90 menit. Porsi latihan yang pantas untuk anak-anak asuhnya
tentu saja pelatih sepak bola lebih tahu.
Pelatih sepak bola adalah zalim kalau membawa
para pemain mengikuti taklim, istigosah, atau berziarah ke makam ketika akan
menghadapi event-event besar. Tindakan-tindakan yang tidak ilmiah, tidak
sinergis, tidak konek, dan hasilnya adalah contra-productive!
Singkat kata singkat cerita, adil itu apabila
dasarnya adalah sunnatullah, fitrah insani, ilmiah, prosedural, konektivitas,
sinergis, dan berujung produktif.
Pelaku adil itu dihormati dan dicintai sesama
manusia, dicintai Allah, dan pastinya akan menikmati hasil akhir yang happy
ending, di dunia dan di akhirat. Firman Allah, Innallaaha yuhibbul muqshithiin
(Allah itu amat mencintai orang-orang yang berlaku adil).
Kata adil itu lawan katanya adalah zalim
(lalim). Sikap dan tindakan adil itu lawannya adalah sikap dan tindakan zalim.
Silakan pembaca menganalisis hasil akhir dari
pelaku zalim, baik dalam kerangka hablum
minallaah maupun hablum minan naas!
Brebes, 19 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar