PUASA DAN PIALA DUNIA 2014
Piala
Dunia 2014 adalah ejawantah ajaran Islam
Dalam tulisan awal tentang hubungan Piala
Dunia 2014 dengan pesan-pesan Al Quran sudah dibahas, bahwa Piala Dunia 2014
dengan segala perniknya (dan juga Piala Dunia sebelumnya) sama dan sebangun,
penyelenggaraan Piala Dunia 2014 sebagai ejawantah nyata manusia melakoni
hidupnya untuk survive.
Piala Dunia sepak bola tidak bisa dipisahkan
dengan ajaran Islam. Berkompetisi adu kompetensi, kemampuan, keterampilan, dan
praktik motorik antarmanusia dianjurkan sekali oleh Islam. Manusia yang siap
bersaing dan memiliki sikap kompetitif mendapat tempat utama dalam pandangan
Allah.
Allah menyuruh hamba-Nya berjuang. Profesi
apa saja yang disandang dan dilakoni adalah manusia pejuang. Salah satu profesi
yang sangat mentereng adalah profesi pesepak bola profesional (professional football player).
Piala
Dunia 2014 adalah dakwah bil hal
Pesepak bola itu langsung menunjukkan cara
berjuang yang sesungguhnya ketika sedang bertanding di lapangan hijau. Mereka berjuang menunjukkan keterampilan yang
dimiliki. Mereka terluka, terkilir, benjut-benjut, cedera parah, mengerang
kesakitan, bolak-balik meja operasi, bahkan ada yang mati di lapangan. Sebagai
manusia, mereka adalah pejuang
Mereka semakin matang karena rajin berlatih, banyak
melakukan pertandingan, keterampilan teknis makin tinggi, nama makin tenar
berkibar, dan manfaatnya, tawaran kontrak menanti dengan nilai kontrak yang
fantastis mahal.
Christiano Ronaldo, Lionel Messi, Gareth
Bale, Radamel Falcao, Edison Cavani, Ibrahimovich Abra Kadabra, dan Neymar Jr.
adalah contoh nyata sosok pesepak bola profesional yang sangat sukses.
Sepak bola bukan lagi sebuah jenis olah raga
hiburan (fun) semata. Sepak bola sekarang berubah menjadi gurita bisnis
industri raksasa yang melibatkan bisnis uang triliunan rupiah. Pemain sepak
bola bermain bola bukan lagi sekedar hobi semata, melainkan sebagai profesi
yang menjanjikan dan memiliki masa depan sangat cerah. Pesepak bola profesional
mendulang uang miliaran rupiah per sekali menandatangani kontrak dengan klub.
Tentu lebih hebat lagi pesepak bola profesional yang bernaung di bawah payung
klub-klub papan atas di benua Eropa dan Amerika Latin.
Lanjutan Piala Dunia 2014
Pesepak
Bola di Piala Dunia 2014 dan ibadah puasa Ramadan 1435 H.
Ibadah puasa diwajibkan bagi setiap muslim,
termasuk pula pesepak bola muslim yang sedang berlaga di Piala Dunia 2014,
Brazil. Cukup banyak pesepak bola muslim yang bisa berkesempatan berlaga
membela negara-negara masing-masing di ajang Piala Dunia 2014.
Negara yang dibela boleh berbeda, tetapi
mereka yang muslim dipersatukan sikap dan tindaknya melalui ibadah-ibadah khas,
salah satunya adalah ibadah puasa. Mereka, para pesepak bola yang muslim,
memahami bahwa berpuasa pada bulan Ramadan adalah kewajiban individual yang
harus dilakukan.
Bukankah latihan-latihan fisik yang dilakoni
para pesepak bola menguras tenaga dan mengendorkan stamina? Mampukah mereka
bermain baik ketika sedang menegakkan ibadah puasa?
Bukankah pertandingan selama 2 x 45 menit itu
dilakoni fisik dan mental mereka dirasakan sangat berat?
Adakah alasan syariah yang membolehkan mereka
tidak berpuasa ketika mereka sedang berjuang membela kehormatan negara dan
bangsa masing-masing?
Yuriidullaaha bikumul yusraa wa laa yuriidu
bikumul ‘usra.
Allah memudahkanmu dan Allah tidak menyusahkamu
(QS 2: 185)
Mereka datang dari berbagai negara yang jauh
dan telah hadir di Brazil yang berjarak ribuan kilometer? Mereka adalah pelaku safar/safarin (perjalanan jauh). Nah,
barangsiapa yang sedang dalam safar
(menempuh perjalanan) boleh meninggalkan puasa tetapi harus menggantinya pada
hari-hari lain.
Pertandingan dalam Piala Dunia adalah sebuah pembelajaran
yang multiranah. Ada ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan
pastinya. Pesepak bola yang bertanding dan penonton/pemirsa adalah pelaku/subjek
pembelajaran tidak langsung. Pertandingan adalah sebuah suguhan pembelajaran
dan bukan sekedar suguhan hiburan.
Orang yang melakukan pembelajaran sebenarnya
adalah berdakwah. Para pemain sepakbola itu sebenarnya adalah pelaku dakwah bil
hal (performa atau unjuk kerja). Mereka datang dari delapan penjuru dunia yang
sangat jauh dari Brazil, mereka melakukan perjalanan (safar), dan mereka pun
harus bertarung habis-habisan.
Dalam ajaran Islam, orang yang berdakwah itu
adalah mujahid (orang yang berjihad). Orang yang berjihad bersamaan dengan
kehadiran puasa Ramadan itu diperbolehkan meninggalkan puasa, tetapi wajib
menggantikan puasa pada hari-hari lain sebanyak hari tidak berpuasa.
Hadir dan bertanding di perhelatan Piala
Dunia adalah jihad bagi setiap pesepak bola yang sedang membela negerinya,
prestasi dan prestige, serta kehormatan negaranya. Setiap muslim yang sedang
melakukan jihad membela kemuliaan dan prestige negara, bangsa, dan kehormatan
masyarakatnya diberi kemudahan atau keringanan (rukhshah) oleh Allah, yaitu boleh
meninggalkan puasa, asalkan diganti pada hari-hari lain.
Bersambung ….
Lanjutan Piala Dunia 2014
Ibadah
puasa Ramadan bukan kendala bagi pesepak bola muslim
Akan tetapi, bagaimana dengan pesepak bola
muslim yang berkeinginan menjalankan puasa padahal sedang berjihad (bertanding)
di ajang Piala Dunia 2014 di Brazil yang beriklim panas dengan tingkat
kelembaban tinggi?
Sebagian ahli gizi dan kesehatan fisik (physical health) mengatakan bahwa latihan
dan pertandingan yang dilakoni oleh pemain sepak bola sangat berat dan menguras
tenaga dan ketahanan fisik. Oleh sebab itu kekuatan fisik seorang pemain sepak
bola di level Piala Dunia haruslah prima. Masukan makanan yang bergizi yang
cukup adalah tuntutan.
Pemain sepak bola yang sedang berpuasa tidak
bisa maksimal mengikuti program latihan dan pertandingan yang keras dan berat.
Kondisi fisik bisa mengalami dehidrasi dan kekuatan fisik bisa menurun, fisik
lemah, dan daya tahan (stamina) untuk mampu bermain selama 90 menit pun
merosot.
Akibatnya, prestasi tidak memadai. Bisa saja
dia ikut bertanding, namun kemampuan
fisiknya cepat melemah, kondisi mental kejiwaan terganggu, dan yang jelas, dalam
pertandingan dia akan cepat lelah, kemudian ujung-ujungnya akan kalah.
Allah Maha Tahu tentang hamba-Nya. Allah Maha
Tahu tentang pesepak bola muslim seperti Mesut Ozil yang membela timnas Jerman,
Mohamed Besic yang membela Bosnia Herzegovina, Douda dan A. Ayew yang membela
Nigeria, Yaya dan Kolo Toure bersaudara yang membela Pantai Gading, dan juga Karim
Benzema yang membela Prancis, serta pesepak bola muslim terbanyak yang berada
di timnas Aljazair.
Allah Maha Tahu isi hati mereka.
Karena itu, mereka berpuasa atau tidak
berpuasa, merasa cukup kuat atau tidak kuat untuk melaksanakan puasa, mereka
sendiri yang tahu. Mereka adalah muslim, menunjukkan semangat
berkompetisi, bertanding penuh
sportifitas membela kehormatan bangsa dan negeri, yang direstui Allah tentunya
(tidak dilarang).
Kalau mereka bisa merengkuh prestasi tinggi, bisa
tampil di ajang bergengsi Piala Dunia, mendapat nilai kontrak meroket, bayaran
dan gaji tinggi, bisa hidup mewah, bahkan bisa membeli isi dunia, semua yang
mereka raih karena perjuangan keras selama bertahun-tahun.
Kita tidak perlu iri hati apa lagi sampai
susah hati (susah melihat orang senang).
Maka, Allah cukup menjadi penyaksi
Kalau kita juga mau sukses, kita juga harus
berjuang keras bertahun-tahun.
Kalau pesepak bola Indonesia ingin sukses,
dia harus berjuang keras pula.
Kalau pesepak bola yang muslim ingin juga
sukses seperti Mesut Osil, Thiery Henry, atau Karim Benzema, maka belajarlah
dari mereka.
Pesepak bola muslim yang sukses, pastilah
tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Pastilah
mereka salat, berzakat, berpuasa, berhaji, dan menunaikan ibadah yang lainnya.
Kualitas keimanan dan ketakwaan seorang pemain sepak bola muslim cukuplah Allah
Yang Maha Menyaksikan.
Senyampang perhelatan Piala Dunia 2014 sedang
berlangsung dan bersamaan dengan kehadiran ibadah puasa Ramadan 1435 H.,
senyampang proses dakwah bil hal 64 pertandingan sepak bola kelas dunia, mari
kita petik dakwah bil hal efektif dan gratis via layar tv ini.
Artinya apa?
Jangan kita pisahkan urusan Piala Dunia 2014
dengan ibadah Ramadan. Jangan kita pisahkan perhelatan Piala Dunia 2014 dengan
ajaran Islam. Jangan kita pisahkan pesan ayat-ayat Quran dengan Perhelatan
Piala Dunia yang telah terselenggara, sedang terselenggara, dan yang akan
terselenggara pada masa yang akan datang, sampai zaman akhir kehidupan manusia.
Selamat menikmati suguhan tontonan Piala
Dunia 2014, selamat menempuh ibadah puasara Ramadan 1435 H dengan sukacita, dan
selamat menikmati karunia Allah.
Jakarta, 29 Juni 2014
Bersambung ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar