Jumat, 10 Mei 2013

SEMUA RAKYAT INDONESIA KAYA SEMUA RAKYAT INDONESIA TIDAK MISKIN



Bahasa Indonesia

Pernalaran

SEMUA RAKYAT INDONESIA KAYA SEMUA RAKYAT INDONESIA TIDAK MISKIN

Term, Proposisi, dan Lingkaran Euler
term

Term adalah kata atau frasa/kelompok kata yang dapat dijadikan subyek atau predikat dalam kalimat proposisi.
Contoh:
            rakyat; rakyat Indonesia; semua rakyat Indonesia
           tiga; tiga orang; tiga orang guru; tiga orang guru matematika
           kopi; kopi bubuk; kopi bubuk lampung

proposisi

Proposisi adalah pernyataan tengtang hubungan yang terdapat di antara subyek dan predikat. Sebuah proposisi mempunyai subjek dan predikat, atau dengan kata lain sebuah proposisi pasti berbentuk kalimat.
Contoh:
            Semua rakyat Indonesia kaya.     
           Bulan adalah satelit bumi.
            Singa adalah hewan buas.
            Ras Mongolid berkulit kuning.

Akan tetapi, tidak semua kalimat adalah proposisi. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi.
Contoh:
           Binatang buaskah singa?
            Semoga engkau selamat sampai tujuan.
            Lakukan saja perintahnya!
            Minum air susu itu, Nak!

Lingkaran Euler
E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai (2010: 139), dalam hal hubungan kelompok subjek dan kelompok predikat dalam proposisi memberikan penjelasan dengan mengutip pendapat  seorang ahli logika berkebangsaan Swiss, Euler namanya. Dia  mengemukakan konsepnya  tentang hal ini dengan empat jenis proposisi dengan lima macam posisi lingkaran yang kemudian dikenal dengan nama Lingkaran Euler.
Keempat jenis proposisi itu adalah sebagai berikut:

1)    Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat.
Semua S adalah semua P:

Semua bankir kaya.
Semua rakyat kaya adalah semua rakyat tidak miskin.
S = P
 




2)    Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat predikat.
Semua S adalah P:

Semua budak tidak merdeka.
Semua anggota DPR dicalonkan parpol.

        
S
P
 




            Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan bagian dari perangkat  
           subjek.
            Sebagian S adalah P
          
           Sebagian mahasiswa hidup hemat.
            Sebagian jenderal berekening gendut.

3)    Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat. Dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi.

        
S
P
 




Tidak satu pun S adalah P
Tidak seorang pun manusia berkaki empat.

S
P
 




4)    Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat.

Sebagian S tidaklah P

Sebagian direktur tidaklah kaya.
Sebagian reptil bukanlah buaya.

P
S
 



Proposisi dan kriterianya
Tentang proposisi dan kriteria, E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai (2010: 142), menjelaskan bahwa ada empat kriteria untuk mengenali proposisi:
1)    berdasarkan bentuknya;
2)    berdasarkan sifatnya;
3)    berdasarkan kualitasnya; dan
4)    berdasarkan kuantitasnya.

1.    Proposisi berdasarkan bentuknya:
a.    Proposisi tunggal, yakni proposisi yang hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh:
Semua rakyat Indonesia kaya.
Semua petani hidup makmur.
Semua buruh harus bekerja keras.
Setiap guru harus profesional.

b.    Proposisi majemuk, yakni proposisi yang mengandung lebih dari satu pernyataan.
Contoh:
Semua buruh harus bekerja keras dan rajin.
Proposisi di atas terdiri atas dua proposisi tunggal, yaitu:
Semua buruh harus bekerja keras; dan
Semua buruh harus (bekerja) rajin.

2.    Proposisi berdasarkan sifatnya:
a.    Proposisi kategorial; hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan tidak bersyarat.
Contoh:
Semua becak beroda tiga.
Sebagian binatang tidak berekor.
Setiap pegawai negeri sipil memiliki NIP.

b.    Proposisi kondisional; hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan suatu syarat tertentu. Ada dua unsur dalam proposisi ini, yaitu unsur sebab dan unsur akibat.
Contoh:

Jika buruh pabrik tidak masuk kerja, gajinya dipotong.
Jika guru sudah bersertifikasi profesional, tunjangan profesionalnya dibayarkan.
Jika buruh pabrik tidak masuk kerja dan jika guru sudah bersertifikasi profesional  merupakan unsur sebab yang disebut anteseden.
Gajinya dipotong dan tunjangan profesionalnya dibayarkan merupakan unsur akibat yang disebut konsekuen.
3.    Proposisi berdasarkan kualitasnya:
a.    Proposisi positif (afirmatif), yakni proposisi yang membernarkan adanya penyesuaian hungan antara subjek dan predikat.
Contoh:

Semua dokter lulus fakultas kedokteran.
Sebagian hewan buas berkawan dengan manusia.

b.    Proposisi negatif, yakni proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan/meniadakan hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh:

Semua dokter bukanlah insinyur.
Sebagian tunanetra bukanlah tunaaksara.

4.    Proposisi berdasarkan kuantitasnya;
a.    Proposisi universal (umum), yakni predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjeknya. Proposisi universal ini dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu universal afirmatif dan universal negatif.
1)    Universal afirmatif diwakili oleh kata-kata: semua, setiap, masing-masing, apa pun.

Contoh:

Semua orang tunanetra tidak dapat melihat.
Setiap manusia memiliki otak.
Masing-masing penonton sudah mengantongi tiket.
Apa pun hasil pertandingan, semua ofisial sudah pasrah.

2)    Universal negatif diwakili oleh frasa: tidak satu pun, takseorang pun.
Contoh:

Tidak satu pun tiket konser Lady Gagal terjual.
Tak ada seorang pun yang bisa lolos dari jeratan hukum.

Jakarta, 10 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar