Bahasa Indonesia
Pernalaran
SEMUA RAKYAT INDONESIA KAYA SEMUA RAKYAT
INDONESIA TIDAK MISKIN
Term, Proposisi, dan Lingkaran Euler
term
Term adalah kata atau frasa/kelompok
kata yang dapat dijadikan subyek atau predikat dalam kalimat proposisi.
Contoh:
rakyat;
rakyat Indonesia; semua rakyat Indonesia
tiga; tiga orang; tiga orang guru; tiga orang guru matematika
kopi; kopi bubuk; kopi bubuk lampung
proposisi
Proposisi
adalah
pernyataan tengtang hubungan yang terdapat di antara subyek dan predikat.
Sebuah proposisi mempunyai subjek dan predikat, atau dengan kata lain sebuah
proposisi pasti berbentuk kalimat.
Contoh:
Semua
rakyat Indonesia kaya.
Bulan adalah satelit bumi.
Singa
adalah hewan buas.
Ras
Mongolid berkulit kuning.
Akan tetapi, tidak semua kalimat adalah
proposisi. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat
inversi tidak dapat disebut proposisi.
Contoh:
Binatang buaskah singa?
Semoga
engkau selamat sampai tujuan.
Lakukan
saja perintahnya!
Minum
air susu itu, Nak!
Lingkaran Euler
E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai (2010:
139), dalam hal hubungan kelompok subjek dan kelompok predikat dalam proposisi memberikan
penjelasan dengan mengutip pendapat seorang ahli logika berkebangsaan Swiss, Euler
namanya. Dia mengemukakan konsepnya tentang hal ini dengan empat jenis proposisi
dengan lima macam posisi lingkaran yang kemudian dikenal dengan nama Lingkaran Euler.
Keempat jenis proposisi itu adalah sebagai
berikut:
1)
Suatu
perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam
predikat.
Semua S adalah semua
P:
Semua bankir kaya.
Semua rakyat kaya adalah semua rakyat tidak miskin.
S = P
|
2)
Suatu
perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat predikat.
Semua S adalah P:
Semua budak tidak merdeka.
Semua anggota DPR dicalonkan parpol.
|
S
|
P
|
Sebaliknya,
suatu perangkat predikat merupakan bagian dari perangkat
subjek.
Sebagian
S adalah P
Sebagian mahasiswa hidup hemat.
Sebagian jenderal berekening gendut.
3)
Suatu
perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat. Dengan
kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi.
|
S
|
P
|
Tidak satu pun S
adalah P
Tidak seorang pun manusia berkaki empat.
S
|
P
|
4)
Sebagian
perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat.
Sebagian S tidaklah P
Sebagian direktur tidaklah kaya.
Sebagian reptil bukanlah buaya.
P
|
S
|
Proposisi dan kriterianya
Tentang proposisi dan kriteria, E. Zainal
Arifin dan S. Amran Tasai (2010: 142), menjelaskan bahwa ada empat kriteria
untuk mengenali proposisi:
1)
berdasarkan
bentuknya;
2)
berdasarkan
sifatnya;
3)
berdasarkan
kualitasnya; dan
4)
berdasarkan
kuantitasnya.
1.
Proposisi
berdasarkan bentuknya:
a.
Proposisi
tunggal, yakni proposisi yang hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh:
Semua rakyat
Indonesia kaya.
Semua petani hidup
makmur.
Semua buruh harus
bekerja keras.
Setiap guru harus
profesional.
b.
Proposisi
majemuk, yakni proposisi yang mengandung lebih dari satu pernyataan.
Contoh:
Semua buruh harus
bekerja keras dan rajin.
Proposisi di atas
terdiri atas dua proposisi tunggal, yaitu:
Semua buruh harus
bekerja keras; dan
Semua buruh harus
(bekerja) rajin.
2.
Proposisi
berdasarkan sifatnya:
a.
Proposisi
kategorial; hubungan antara subjek
dan predikat terjadi dengan tidak bersyarat.
Contoh:
Semua becak beroda
tiga.
Sebagian binatang
tidak berekor.
Setiap pegawai negeri
sipil memiliki NIP.
b.
Proposisi
kondisional; hubungan antara subjek
dan predikat terjadi dengan suatu syarat tertentu. Ada dua unsur dalam
proposisi ini, yaitu unsur sebab dan unsur akibat.
Contoh:
Jika buruh pabrik
tidak masuk kerja, gajinya dipotong.
Jika guru sudah
bersertifikasi profesional, tunjangan profesionalnya dibayarkan.
Jika buruh pabrik tidak masuk kerja dan jika guru sudah bersertifikasi
profesional merupakan unsur sebab yang
disebut anteseden.
Gajinya dipotong dan tunjangan
profesionalnya dibayarkan merupakan unsur akibat yang disebut konsekuen.
3.
Proposisi
berdasarkan kualitasnya:
a.
Proposisi
positif (afirmatif), yakni proposisi
yang membernarkan adanya penyesuaian hungan antara subjek dan predikat.
Contoh:
Semua dokter lulus
fakultas kedokteran.
Sebagian hewan buas
berkawan dengan manusia.
b.
Proposisi
negatif, yakni proposisi yang
menyatakan bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan/meniadakan
hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh:
Semua dokter bukanlah
insinyur.
Sebagian tunanetra
bukanlah tunaaksara.
4.
Proposisi
berdasarkan kuantitasnya;
a.
Proposisi
universal (umum), yakni predikat
proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjeknya. Proposisi universal
ini dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu universal
afirmatif dan universal negatif.
1) Universal afirmatif diwakili oleh kata-kata: semua, setiap, masing-masing, apa pun.
Contoh:
Semua orang tunanetra
tidak dapat melihat.
Setiap manusia
memiliki otak.
Masing-masing
penonton sudah mengantongi tiket.
Apa pun hasil
pertandingan, semua ofisial sudah pasrah.
2) Universal negatif diwakili oleh frasa: tidak satu pun, takseorang pun.
Contoh:
Tidak satu pun tiket
konser Lady Gagal terjual.
Tak ada seorang pun
yang bisa lolos dari jeratan hukum.
Jakarta, 10 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar