Senin, 07 Oktober 2013

LEBAH, DUBUK, AKIL MUKHTAR, RATU ATUT, LEBAH RATU




Lebah, di mulut membawa madu, di pantat membawa sengat
Hampir semua orang mengenal lebah. Lebah (dikenal juga dengan nama tawon) adalah hewan yang termasuk golongan serangga bersayap yang hidup bersama dalam kelompok/koloni besar ratusan bahkan ribuan ekor setiap koloni. Koloni lebah hidup bersama dalam sarang di bawah pimpinan seekor lebah betina yang disebut lebah ratu. Lebah yang berugas mencari makan dengan menghisap serbuk bunga disebut lebah pekerja. Sarang mereka dibuat oleh mereka sendiri dalam bentuk bulat tak beraturan, berukuran lebih besar dari buah semangka, dan bahkan bisa mencapai ukuran sebesar tempayan. Sarang itu di tempatkan di para atau loteng rumah. Sementara untuk koloni lebah hutan, sarangnya ditempatkan di ketinggian pokok atau dahan pohon agar aman dari serangan hewan lain. (Para pencari madu lebah hutan harus berjuang keras menaiki pohon yang tinggi untuk mencapai sarang lebah dan siap dengan resiko diserang lebah)
Lebah adalah serangga yang unik dan istimewa. Lebah dikatakan unik karena dia hanya hinggap di putik bunga dan menghisapnya. Hasil menghisap bunga itu  mereka menghasilkan madu dari mulutnya. Lebah tidak pernah hinggap atau mencari makan di tempat kotor seperti lalat atau langau, tidak juga menghisap darah dan menyebarkan penyakit kepada hewan lain atau manusia seperti nyamuk.
Lebah dikatakan istimewa karena madunya amat berguna bagi manusia karena kandungan madunya yang higinis menyehatkan untuk dikonsumsi oleh manusia di samping sebagai penawar racun. Lebah adalah sahabat manusia. Tak heran jika banyak orang membudidayakan/menernakkan lebah untuk keperluan diambil madunya sekalian berbisnis madu lebah. Lebah akan membalas manusia dengan sikap bersahabat dan mempersembahkan madunya.
{Lebah juga menjadi binatang yang istimewa dan namanya diabadikan dalam satu surah dari 114 surah yang ada dalam kitab suci Al Quran, yaitu surah An Nahl ( artinya lebah, QS 16; nama surah yang lain yang menggunakan jenis binatang adalah Al ‘Adiyat (artinya kuda perang, QS 100); Al Ankabut (QS 29 artinya laba-laba); QS Al Baqarah (artinya sapi, QS 2); An Naml (artinya semut, QS 27)}.
Akan tetapi, jika manusia mengganggu kehidupan lebah dalam koloninya, misalnya merusak sarangnya, kawanan lebah dalam koloni itu secara bersama-sama tidak akan segan-segan menyerang manusia dengan cara menyengatnya. Sengatannya itu ada di pantatnya. Sengatan satu dua lebah memang tidak membunuh manusia tetapi cukup menyakitkan dan bekas sengatan lebah akan membengkak. Jika sengatan dari ratusan lebah ditujukan kepada seorang manusia maka sengatan itu akan dapat membunuh manusia.
Dubuk, predator perampas
Dubuk (dikenal dengan nama Heyna) adalah hewan liar dan buas yang termasuk golongan carnivora (pemangsa/predator). Termasuk saudara sepupunya adalah ajag, anjing hutan (painted dogs), coyote, dan serigala.
Dubug adalah hewan buas yang memiliki sifat culas. Mereka hidup dalam kelompok kecil tujuh – delapan ekor sampai dua puluhan ekor setiap kelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh sepasang jantan – betina yang senior. Sekali-sekali dubuk tampil sendirian mencari mangsa atau makanan. Tentu saja bangkai hewan mangsa hasil tangkapan predator lain. Jarang seekor dubuk sendirian berjuang mengejar atau menaklukkan hewan mangsa.Gerakannya tidak lincah dan cenderung bentuk tubuhnya yang tambun.
Sifat culas dan licik mereka tampak kalau ada mangsa (prey) yang tertangkap atau terbunuh oleh hewan lain. mereka tidak akan segan-segan memprovokasi, mengancam, dan kemudian merampas mangsa itu dari kekuasaan predator lain. Jangankan predator seperti cheetah yang berukuran tubuh  lebih kecil dari tubuh  mereka, predator seperti leopard, bahkan singa yang tubuhnya jauh lebih besar pun mereka keroyok, merampas, dan setelah berhasil merampas kemudian membawa lari mangsa predator lain. Itulah ciri khas dubuk sang perampas.
Seringkali sepasang cheetah (predator daratan tercepat di muka bumi) yang berhasil menaklukkan gazelle (rusa) atau wildebest (bison) dengan susah payah dalam cengkeraman dan belum sempat dimakan, para dubuk datang dengan garang dan siap membunuh jika cheetah berani menantang. Sepasang cheetah itu tak banyak tingkah segera menghindar (cheetah bukan tandingan dubuk) dan meninggalkan hasil tangkapan mereka dan merelakan untuk disantap para dubuk yang culas. Bukankah hukum rimba berlaku, siapa yang kuat dia yang dapat?
Akil Mukhtar, bernas tetapi telengas
Beberapa hari sesudah hari Rabu, 2 Oktober 2013, sampai tulisan ini diturunkan ke status pribadi, kita tak banyak mengenal sosok seorang Akil Mukhtar, kecuali segelintir orang yang berkiprah di bidang hukum. Akil Mukhtar, seorang ahli hukum, mantan pengacara, dan mantan legislator, adalah Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang menggantikan ketua yang lama yakni Mahfud MD. Kedudukan Akil Mukhtar sebagai Ketua MK demikian terhormat karena lembaga yang dipimpinnya sebagai benteng terakhir dalam menegakkan hukum yang berkeadilan dan berpihak kepada rakyat yang empunya kedaulatan.
Orang mengangkat jempol dan memuji ketika dia berpropaganda bahwa dirinya siap menegakkan hukum dan keadilan. Orang memujinya tatkala dia mengatakan akan bersikap tegas mengirim para koruptor ke bui dengan membuat keputusan seadil-adilnya. Mahfud MD (ketika masih menjadi Ketua MK) percaya kepada omongannya bahwa seorang Akil Mukhtar itu adalah seorang hakim yang bersih yang sudah tidak membutuhkan materi duniawi lagi karena semuanya sudah dia dapatkan: nama dan kehormatan, pangkat, dan jabatan tertinggi di bidang hukum telah dia raih. Dia tidak mungkin menodai dan mencemari jabatan prestise yang prestisius yang telah dia peroleh dengan melakukan kejahatan sekecil apa pun. Mahfuz MD yang mendengarkan curhatnya menjadi tambah yakin bahwa semua yang dikatakan seorang Akil Mukhtar adalah tulus. Ketika berhadapan dengan wartawan, dia pun mengatakan hal yang sama, bahkan dia bersedia dipotong jarinya kalau dia melakukan praktik korupsi.
(Untuk sementara Mahfud MD lupa pada kasus pidana penyuapan/penerima suap yang melibatkan Akil Mukhtar setahun sebelumnya. Kebanyakan orang Indonesia itu pelupa dan pemaaf/mudah memaafkan. Itulah sebabnya dia direstui sebagai Ketua MK menggantikan Mahfud MD). Orang pun berharap dia bekerja pada bidang keahliannya seperti lebah pekerja yang bekerja dengan tulus sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Akil yang metakil had been sent to the jail
Lidah memang tidak bertulang. Pepatah itu juga berlaku bagi Akil Mukhtar, hakim pengadil dan juga Ketua MK. Kata-kata manis nan indah yang pernah dia lontarkan berkali-kali di depan Mahfud MD dan juga di depan wartawan yang tidak lalai meliput, bertolak belakang dengan perbuatannya. Dia rupanya masuk dalam jaringan pejabat penerima suap. Rabu, 2 Oktober 2013, pukul 22.00 WIB, di rumah dinasnya, Komplek Widya Chandra, dia tertangkap tangan oleh para penyidik KPK yang melakukan operasi tangkap tangan karena menerima suap berupa uang dalam bentuk rupiah dan dolar senilai tiga milyar dari dua orang penyuap, Chairunnisa (anggota DPR dari fraksi Golkar) dan Hambit Bintih (Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah). Tak pelak lagi, Akil Mukhtar dan dua orang tamu yang menyuapnya itu, digelandang ke gedung KPK dan dijebloskan ke sel. Sementara beberapa penyidik KPK, di bawah perintah Ketua KPK Abraham Samad,  memperlihatkan kepada para wartawan yang menyemut, tumpukan uang suap sebagai bukti bahwa Akil Mukhtar menerima suap sebesar tiga milyar rupiah. (Belakangan terkuak pula bahwa tarif suap untuk seorang Akil Mukhtar itu berkisar tiga milyar rupiah).
Ternyata penyidik KPK pada malam itu tidak saja menangkap Akil Mukhtar dan dua orang tamunya itu, mereka juga menangkap Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan dan disusul kemudian ditangkap juga pengacaranya, Susi, yang ditugaskan Wawan untuk menyerahkan uang suap kepada Akil Mukhtar. Wawan belakangan diketahui sebagai adik kandung Ratu Atut yang Gubernur Banten, sekaligus suami dari Airin Rachmi Diani yang Bupati Tanggerang Selatan. Wawan dan pengacaranya adalah penyuap dan orang yang akan disuap juga adalah Akil Mukhtar. Berita miris berikutnya yang amat menyesakkan dada abdi hukum adalah, para penyidik yang melakukan penggeledahan di tempat kerja Akil Mukhtar, Gedung MK lantai 15, di dalam laci meja kerjanya, ditemukan empat linting ganja, satu linting sudah dipakai dan tiga linting masih utuh. Berita menggelegar dahsyat bagai suara guruh seakan langit akan runtuh.
Astagfirullah! Gedung MK seperti mau rubuh!
Akil Mukhtar boleh jadi beralibi seribu satu macam. Boleh saja dia bicara bahwa ada orang yang merekayasa, menjebak, atau memerangkap. Makin banyak dia beralibi dan membantah makin tampak dia mempertontonkan kerendahan IQ, EQ, dan SQ-nya (kebobrokan akhlak). Contohnya ketika dia mempertontonkan kerendahan EQ-nya, begitu emosionalnya dia dengan menampar seorang wartawan yang menginvestigasinya. Sebuah tindakan kompensasi idiot seorang hamba hukum yang tak mampu lagi mengontrol emosi. Akil sungguh metakil
Kira-kira kejahatan yang dilakukan oleh Akil Mukhtar dan orang-orang yang menyuapnya itu, sama tidak dengan keculasan para dubuk yang hobinya merampas mangsa dari cengkeraman hewan predator lain? Menyuap atau menerima suap adalah tindakan menguntungkan diri sendiri/perut sendiri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain/umum, sama dan sebangun dengan sifat culas dan tindakan kawanan dubuk di belantara suaka alam Serengeti, Tanzania, Afrika.
Jangan menganalogikan tindakan Akil Mukhtar menerima suap dari segelintir oknum pejabat penyuap sama dan sebangun dengan tindakan lebah yang menyengat musuh karena lebah menyengat hanya ingin membela diri.
Ratu Atut ratu bagi keluarga, clan, dan bukan Ratu Banten
Ingat kata ratu ingat lebah ratu, teringatlah juga kita akan pelajaran sejarah, ingatan akan seorang wanita penguasa sebuah kerajaan yang bergelar ratu atau sri ratu. Misalnya Ratu Wilhelmina di negeri Belanda, Ratu Sirikit di Thailand, atau Sri Ratu Tribuwana Tunggadewi (ibunda Hayam Wuruk) pada era kerajaan Majapahit. Ratu itu bisa saja penguasa kerajaan dan bisa juga sebutan untuk isteri seorang raja atau permaisuri.
Kata ratu juga memiliki beberapa makna yang lain. Seorang wanita pemenang lomba/kontes wanita sejagat diberi gelar Ratu Sejagat (Miss Universe atau Miss World). Seorang wanita pemenang lomba busana pantai disebut Ratu Pantai dan Ratu Kebaya untuk seorang wanita pemenang kontes kebaya. Seorang wanita yang sukses di bidang tertentu diberi gelar ratu, misalnya dunia lagu-lagu pop: Ratu Pop era 80-an adalah Whitney Huston, Ratu Pop era 90-an adalah Mariah Carey dan Jennifer Lopez (J-Lo), dan Ratu Pop era 2000-an adalah Britney Spears. Ratu Dangdut adalah Elvie Sukaesih, Ratu Keroncong adalah Waljinah, Ratu Bulutangkis adalah Susi Susanti, dan Ratu Sprint Olimpiade Seoul 1988 adalah Florence-Joyner Kersey (Flo-Jo).
Dalam pelajaran atau mata kuliah sosiologi, kata ratu memiliki makna yang lain. Ratu adalah sebutan untuk wanita beratribut keturunan bangsawan/ningrat di Banten. Atribut nama kebangsawanan untuk kaum pria adalah Tubagus. Jadi kalau ada nama Ratu Atut Chisyiah dan Tubagus Chaery Wardhana (Wawan) misalnya, tak pelak keduanya adalah keturunan bangsawan Banten. Keduanya adalah kakak-adik. Jabatan yang disandang oleh keduanya adalah jabatan prestisius. Ratu Atut adalah gubernur di Banten (Banten-1) dan Wawan adalah anggota DPR. Para “ratu” dan “tubagus” keluarga dekat Ratu Atut rupanya orang yang beruntung menduduki jabatan atau posisi strategis dan prestisius di wilayah “kerajaan Banten” yang dikuasai oleh “Ratu Banten” Ratu Atut.
Kasus tertangkapnya Wawan sang adik bersama pengacaranya dan juga Akil Mukhtar dalam operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK, Rabu, 2 Oktober 2013 malam, membuat “Ratu Banten” Ratu Atut menjadi meriang dan uring-uringan. Para wartawan pemburu berita mencoba mencari tahu dan ingin mengonfirmasi pendapat Ratu Atut perihal peristiwa tertangkapnya sang adik yang terlibat kasus suap pada Pilkada ulang Kabupaten Lebak yang sedang ditangani oleh MK yang diketuai oleh Hakim Ketuanya Akil Mukhtar. Wartawan pun gigit jari. Ratu Atut tak bisa ditemui, tak diketahui keberadaannya, dan tak tahu di mana rimbanya. Rano “Si Doel” Karno, sang Wakil Gubernur, pun angkat bahu dan menggelengkan kepala, tak tahu posisi sang bosnya. Berita buruk untuk Ratu Atut, adiknya, Wawan, telah dijadikan status tersangka kasus suap, dan jelek buntutnya bagi Ratu Atut, dia dicekal oleh KPK. Nah lo!
Jumat, 4 Oktober 2013, usai muslim di Banten menegakkan salat Jumat, sebagian mereka melakukan sujud syukur dengan tertangkapnya Wawan dan tercekalnya Ratu Atut oleh KPK. Lho, kok malah sujud syukur! Sujud syukur itu wujud bersyukur muslim karena mendapat karunia Allah yang besar/luar biasa. Sebagian warga bahkan membeberkan pamflet bergambar Ratu Atut sebagai “mafia Banten”. Rupanya, sosok Ratu Atut sebenarnya bukanlah sosok yang dicintai sebagai “Ratu Banten”, gubernur yang dicintai karena prestasi, melainkan sebagian membenci karena Ratu Atut telah membentuk dinasti keluarga di Banten, di sana posisi strategis dan kursi basah selalu diduduki oleh keluarga dekat Ratu Atut. Rakyat Banten dapat menunjukkan bukti faktual tentang hadirnya dinasti Ratu Atut dan bukanlah fitnah atau sensasi yang dilandasi ketidaksukaan kepada Ratu Atut.
Ratu Atut tak layak diberi gelar sebagai Ratu Banten, tetapi lebih layak dan pantas diberi gelar ratu bagi diri dan keluarganya, bagi kerabat dekatnya, dan bagi orang-orang yang hobinya mencari muka.
Jadi, keberadaan Ratu Atut berkiprah di Banten sangat berbeda dengan kiprahnya lebah ratu di dalam sebuah koloni lebah. Warga Banten tidak melihat mulut lebah ratu “Ratu Atut” yang membawa madu, tetapi lebih melihat pantat lebah ratu “Ratu Atut” membawa sengat dan merasakan sakitnya disengat.
Jakarta, 8 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar