Lebah,
di mulut membawa madu, di pantat membawa sengat
Hampir semua orang mengenal lebah. Lebah (dikenal
juga dengan nama tawon) adalah hewan yang termasuk golongan serangga bersayap
yang hidup bersama dalam kelompok/koloni besar ratusan bahkan ribuan ekor
setiap koloni. Koloni lebah hidup bersama dalam sarang di bawah pimpinan seekor
lebah betina yang disebut lebah ratu. Lebah yang berugas mencari makan dengan
menghisap serbuk bunga disebut lebah pekerja. Sarang mereka dibuat oleh mereka
sendiri dalam bentuk bulat tak beraturan, berukuran lebih besar dari buah
semangka, dan bahkan bisa mencapai ukuran sebesar tempayan. Sarang itu di
tempatkan di para atau loteng rumah. Sementara untuk koloni lebah hutan,
sarangnya ditempatkan di ketinggian pokok atau dahan pohon agar aman dari
serangan hewan lain. (Para pencari madu lebah hutan harus berjuang keras menaiki
pohon yang tinggi untuk mencapai sarang lebah dan siap dengan resiko diserang
lebah)
Lebah adalah serangga yang unik dan istimewa.
Lebah dikatakan unik karena dia hanya hinggap di putik bunga dan menghisapnya.
Hasil menghisap bunga itu mereka
menghasilkan madu dari mulutnya. Lebah tidak pernah hinggap atau mencari makan
di tempat kotor seperti lalat atau langau, tidak juga menghisap darah dan menyebarkan
penyakit kepada hewan lain atau manusia seperti nyamuk.
Lebah dikatakan istimewa karena madunya amat
berguna bagi manusia karena kandungan madunya yang higinis menyehatkan untuk
dikonsumsi oleh manusia di samping sebagai penawar racun. Lebah adalah sahabat
manusia. Tak heran jika banyak orang membudidayakan/menernakkan lebah untuk
keperluan diambil madunya sekalian berbisnis madu lebah. Lebah akan membalas
manusia dengan sikap bersahabat dan mempersembahkan madunya.
{Lebah juga menjadi binatang yang istimewa dan
namanya diabadikan dalam satu surah dari 114 surah yang ada dalam kitab suci Al
Quran, yaitu surah An Nahl ( artinya
lebah, QS 16; nama surah yang lain yang menggunakan jenis binatang adalah Al ‘Adiyat (artinya kuda perang, QS
100); Al Ankabut (QS 29 artinya
laba-laba); QS Al Baqarah (artinya
sapi, QS 2); An Naml (artinya semut,
QS 27)}.
Akan tetapi, jika manusia mengganggu
kehidupan lebah dalam koloninya, misalnya merusak sarangnya, kawanan lebah
dalam koloni itu secara bersama-sama tidak akan segan-segan menyerang manusia
dengan cara menyengatnya. Sengatannya itu ada di pantatnya. Sengatan satu dua
lebah memang tidak membunuh manusia tetapi cukup menyakitkan dan bekas sengatan
lebah akan membengkak. Jika sengatan dari ratusan lebah ditujukan kepada
seorang manusia maka sengatan itu akan dapat membunuh manusia.
Dubuk,
predator perampas
Dubuk (dikenal dengan nama Heyna) adalah hewan liar dan buas yang
termasuk golongan carnivora (pemangsa/predator).
Termasuk saudara sepupunya adalah ajag, anjing hutan (painted dogs), coyote,
dan serigala.
Dubug adalah hewan buas yang memiliki sifat
culas. Mereka hidup dalam kelompok kecil tujuh – delapan ekor sampai dua
puluhan ekor setiap kelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh sepasang jantan –
betina yang senior. Sekali-sekali dubuk tampil sendirian mencari mangsa atau
makanan. Tentu saja bangkai hewan mangsa hasil tangkapan predator lain. Jarang
seekor dubuk sendirian berjuang mengejar atau menaklukkan hewan
mangsa.Gerakannya tidak lincah dan cenderung bentuk tubuhnya yang tambun.
Sifat culas dan licik mereka tampak kalau ada
mangsa (prey) yang tertangkap atau terbunuh
oleh hewan lain. mereka tidak akan segan-segan memprovokasi, mengancam, dan
kemudian merampas mangsa itu dari kekuasaan predator lain. Jangankan predator
seperti cheetah yang berukuran
tubuh lebih kecil dari tubuh mereka, predator seperti leopard, bahkan singa yang tubuhnya jauh lebih besar pun mereka
keroyok, merampas, dan setelah berhasil merampas kemudian membawa lari mangsa predator lain. Itulah ciri khas dubuk
sang perampas.
Seringkali sepasang cheetah (predator daratan tercepat di muka bumi) yang berhasil
menaklukkan gazelle (rusa) atau wildebest (bison) dengan susah payah
dalam cengkeraman dan belum sempat dimakan, para dubuk datang dengan garang dan
siap membunuh jika cheetah berani
menantang. Sepasang cheetah itu tak
banyak tingkah segera menghindar (cheetah
bukan tandingan dubuk) dan meninggalkan hasil tangkapan mereka dan merelakan
untuk disantap para dubuk yang culas. Bukankah hukum rimba berlaku, siapa yang
kuat dia yang dapat?
Akil
Mukhtar, bernas tetapi telengas
Beberapa hari sesudah hari Rabu, 2 Oktober
2013, sampai tulisan ini diturunkan ke status pribadi, kita tak banyak mengenal
sosok seorang Akil Mukhtar, kecuali segelintir orang yang berkiprah di bidang
hukum. Akil Mukhtar, seorang ahli hukum, mantan pengacara, dan mantan
legislator, adalah Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang menggantikan ketua yang
lama yakni Mahfud MD. Kedudukan Akil Mukhtar sebagai Ketua MK demikian
terhormat karena lembaga yang dipimpinnya sebagai benteng terakhir dalam
menegakkan hukum yang berkeadilan dan berpihak kepada rakyat yang empunya
kedaulatan.
Orang mengangkat jempol dan memuji ketika dia
berpropaganda bahwa dirinya siap menegakkan hukum dan keadilan. Orang memujinya
tatkala dia mengatakan akan bersikap tegas mengirim para koruptor ke bui dengan
membuat keputusan seadil-adilnya. Mahfud MD (ketika masih menjadi Ketua MK)
percaya kepada omongannya bahwa seorang Akil Mukhtar itu adalah seorang hakim yang
bersih yang sudah tidak membutuhkan materi duniawi lagi karena semuanya sudah
dia dapatkan: nama dan kehormatan, pangkat, dan jabatan tertinggi di bidang
hukum telah dia raih. Dia tidak mungkin menodai dan mencemari jabatan prestise
yang prestisius yang telah dia peroleh dengan melakukan kejahatan sekecil apa
pun. Mahfuz MD yang mendengarkan curhatnya menjadi tambah yakin bahwa semua
yang dikatakan seorang Akil Mukhtar adalah tulus. Ketika berhadapan dengan
wartawan, dia pun mengatakan hal yang sama, bahkan dia bersedia dipotong
jarinya kalau dia melakukan praktik korupsi.
(Untuk sementara Mahfud MD lupa pada kasus
pidana penyuapan/penerima suap yang melibatkan Akil Mukhtar setahun sebelumnya.
Kebanyakan orang Indonesia itu pelupa dan pemaaf/mudah memaafkan. Itulah
sebabnya dia direstui sebagai Ketua MK menggantikan Mahfud MD). Orang pun
berharap dia bekerja pada bidang keahliannya seperti lebah pekerja yang bekerja
dengan tulus sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Akil yang metakil
had been sent to the jail
Lidah memang tidak bertulang. Pepatah itu
juga berlaku bagi Akil Mukhtar, hakim pengadil dan juga Ketua MK. Kata-kata
manis nan indah yang pernah dia lontarkan berkali-kali di depan Mahfud MD dan
juga di depan wartawan yang tidak lalai meliput, bertolak belakang dengan
perbuatannya. Dia rupanya masuk dalam jaringan pejabat penerima suap. Rabu, 2
Oktober 2013, pukul 22.00 WIB, di rumah dinasnya, Komplek Widya Chandra, dia
tertangkap tangan oleh para penyidik KPK yang melakukan operasi tangkap tangan
karena menerima suap berupa uang dalam bentuk rupiah dan dolar senilai tiga
milyar dari dua orang penyuap, Chairunnisa (anggota DPR dari fraksi Golkar) dan
Hambit Bintih (Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah). Tak pelak lagi, Akil
Mukhtar dan dua orang tamu yang menyuapnya itu, digelandang ke gedung KPK dan
dijebloskan ke sel. Sementara beberapa penyidik KPK, di bawah perintah Ketua
KPK Abraham Samad, memperlihatkan kepada
para wartawan yang menyemut, tumpukan uang suap sebagai bukti bahwa Akil
Mukhtar menerima suap sebesar tiga milyar rupiah. (Belakangan terkuak pula
bahwa tarif suap untuk seorang Akil Mukhtar itu berkisar tiga milyar rupiah).
Ternyata penyidik KPK pada malam itu tidak
saja menangkap Akil Mukhtar dan dua orang tamunya itu, mereka juga menangkap
Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan dan disusul kemudian ditangkap juga
pengacaranya, Susi, yang ditugaskan Wawan untuk menyerahkan uang suap kepada
Akil Mukhtar. Wawan belakangan diketahui sebagai adik kandung Ratu Atut yang
Gubernur Banten, sekaligus suami dari Airin Rachmi Diani yang Bupati Tanggerang
Selatan. Wawan dan pengacaranya adalah penyuap dan orang yang akan disuap juga
adalah Akil Mukhtar. Berita miris berikutnya yang amat menyesakkan dada abdi
hukum adalah, para penyidik yang melakukan penggeledahan di tempat kerja Akil
Mukhtar, Gedung MK lantai 15, di dalam laci meja kerjanya, ditemukan empat
linting ganja, satu linting sudah dipakai dan tiga linting masih utuh. Berita
menggelegar dahsyat bagai suara guruh seakan langit akan runtuh.
Astagfirullah!
Gedung MK seperti mau rubuh!
Akil Mukhtar boleh jadi beralibi seribu satu
macam. Boleh saja dia bicara bahwa ada orang yang merekayasa, menjebak, atau
memerangkap. Makin banyak dia beralibi dan membantah makin tampak dia
mempertontonkan kerendahan IQ, EQ, dan SQ-nya (kebobrokan akhlak). Contohnya
ketika dia mempertontonkan kerendahan EQ-nya, begitu emosionalnya dia dengan
menampar seorang wartawan yang menginvestigasinya. Sebuah tindakan kompensasi
idiot seorang hamba hukum yang tak mampu lagi mengontrol emosi. Akil sungguh metakil
Kira-kira kejahatan yang dilakukan oleh Akil
Mukhtar dan orang-orang yang menyuapnya itu, sama tidak dengan keculasan para
dubuk yang hobinya merampas mangsa dari cengkeraman hewan predator lain? Menyuap
atau menerima suap adalah tindakan menguntungkan diri sendiri/perut sendiri
tanpa memperhatikan kepentingan orang lain/umum, sama dan sebangun dengan sifat
culas dan tindakan kawanan dubuk di belantara suaka alam Serengeti, Tanzania,
Afrika.
Jangan menganalogikan tindakan Akil Mukhtar
menerima suap dari segelintir oknum pejabat penyuap sama dan sebangun dengan
tindakan lebah yang menyengat musuh karena lebah menyengat hanya ingin membela
diri.
Ratu
Atut ratu bagi keluarga, clan, dan bukan Ratu Banten
Ingat kata ratu ingat lebah ratu, teringatlah
juga kita akan pelajaran sejarah, ingatan akan seorang wanita penguasa sebuah
kerajaan yang bergelar ratu atau sri ratu. Misalnya Ratu Wilhelmina di negeri
Belanda, Ratu Sirikit di Thailand, atau Sri Ratu Tribuwana Tunggadewi (ibunda
Hayam Wuruk) pada era kerajaan Majapahit. Ratu itu bisa saja penguasa kerajaan
dan bisa juga sebutan untuk isteri seorang raja atau permaisuri.
Kata ratu juga memiliki beberapa makna yang
lain. Seorang wanita pemenang lomba/kontes wanita sejagat diberi gelar Ratu Sejagat
(Miss Universe atau Miss World). Seorang wanita pemenang
lomba busana pantai disebut Ratu Pantai dan Ratu Kebaya untuk seorang wanita
pemenang kontes kebaya. Seorang wanita yang sukses di bidang tertentu diberi
gelar ratu, misalnya dunia lagu-lagu pop: Ratu Pop era 80-an adalah Whitney
Huston, Ratu Pop era 90-an adalah Mariah Carey dan Jennifer Lopez (J-Lo), dan Ratu
Pop era 2000-an adalah Britney Spears. Ratu Dangdut adalah Elvie Sukaesih, Ratu
Keroncong adalah Waljinah, Ratu Bulutangkis adalah Susi Susanti, dan Ratu Sprint Olimpiade Seoul 1988 adalah Florence-Joyner Kersey (Flo-Jo).
Dalam pelajaran atau mata kuliah sosiologi,
kata ratu memiliki makna yang lain. Ratu adalah sebutan untuk wanita beratribut
keturunan bangsawan/ningrat di Banten. Atribut nama kebangsawanan untuk kaum
pria adalah Tubagus. Jadi kalau ada nama Ratu Atut Chisyiah dan Tubagus Chaery
Wardhana (Wawan) misalnya, tak pelak keduanya adalah keturunan bangsawan
Banten. Keduanya adalah kakak-adik. Jabatan yang disandang oleh keduanya adalah
jabatan prestisius. Ratu Atut adalah gubernur di Banten (Banten-1) dan Wawan
adalah anggota DPR. Para “ratu” dan “tubagus” keluarga dekat Ratu Atut rupanya
orang yang beruntung menduduki jabatan atau posisi strategis dan prestisius di
wilayah “kerajaan Banten” yang dikuasai oleh “Ratu Banten” Ratu Atut.
Kasus tertangkapnya Wawan sang adik bersama
pengacaranya dan juga Akil Mukhtar dalam operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK,
Rabu, 2 Oktober 2013 malam, membuat “Ratu Banten” Ratu Atut menjadi meriang dan
uring-uringan. Para wartawan pemburu berita mencoba mencari tahu dan ingin
mengonfirmasi pendapat Ratu Atut perihal peristiwa tertangkapnya sang adik yang
terlibat kasus suap pada Pilkada ulang Kabupaten Lebak yang sedang ditangani
oleh MK yang diketuai oleh Hakim Ketuanya Akil Mukhtar. Wartawan pun gigit
jari. Ratu Atut tak bisa ditemui, tak diketahui keberadaannya, dan tak tahu di
mana rimbanya. Rano “Si Doel” Karno, sang Wakil Gubernur, pun angkat bahu dan
menggelengkan kepala, tak tahu posisi sang bosnya. Berita buruk untuk Ratu
Atut, adiknya, Wawan, telah dijadikan status tersangka kasus suap, dan jelek
buntutnya bagi Ratu Atut, dia dicekal oleh KPK. Nah lo!
Jumat, 4 Oktober 2013, usai muslim di Banten
menegakkan salat Jumat, sebagian mereka melakukan sujud syukur dengan
tertangkapnya Wawan dan tercekalnya Ratu Atut oleh KPK. Lho, kok malah sujud
syukur! Sujud syukur itu wujud bersyukur muslim karena mendapat karunia Allah
yang besar/luar biasa. Sebagian warga bahkan membeberkan pamflet bergambar Ratu
Atut sebagai “mafia Banten”. Rupanya, sosok Ratu Atut sebenarnya bukanlah sosok
yang dicintai sebagai “Ratu Banten”, gubernur yang dicintai karena prestasi,
melainkan sebagian membenci karena Ratu Atut telah membentuk dinasti keluarga
di Banten, di sana posisi strategis dan kursi basah selalu diduduki oleh
keluarga dekat Ratu Atut. Rakyat Banten dapat menunjukkan bukti faktual tentang
hadirnya dinasti Ratu Atut dan bukanlah fitnah atau sensasi yang dilandasi
ketidaksukaan kepada Ratu Atut.
Ratu Atut tak layak diberi gelar sebagai Ratu
Banten, tetapi lebih layak dan pantas diberi gelar ratu bagi diri dan
keluarganya, bagi kerabat dekatnya, dan bagi orang-orang yang hobinya mencari
muka.
Jadi, keberadaan Ratu Atut berkiprah di
Banten sangat berbeda dengan kiprahnya lebah ratu di dalam sebuah koloni lebah.
Warga Banten tidak melihat mulut lebah ratu “Ratu Atut” yang membawa madu,
tetapi lebih melihat pantat lebah ratu “Ratu Atut” membawa sengat dan merasakan
sakitnya disengat.
Jakarta, 8 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar