Minggu, 10 Maret 2013

BUSYET! SI BENGET SADIS BANGET!



BUSYET!  SI BENGET SADIS BANGET!

Si Benget yang Pandir

Sabtu, 9 Maret 2013, Darna Sri Astuti (Tuti) yang tewas karena dibunuh dengan cara mutilasi dimakamkan di pemakaman umum Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat. Para anggota keluarga terdekat dan mantan tetangga ikut pula hadir. Dengan hati duka dan perasaan sedih mereka mengantar Tuti ke tempat peristirahannya yang terakhir. Tak pelak, pipi-pipi pun basah karena hati yang berduka, air mata pun mengalir. Pembunuh Tuti itu adalah si Benget, suaminya (?), seorang lelaki nyinyir berotak pandir.

Kronologi Tewasnya Tuti

Selasa, 5 Maret 2013, pagi hari, masyarakat Jakarta kembali dibikin kaget dengan adanya penemuan beberapa kardus berisi potongan daging. Lokasi penemuannya di jalan tol jurusan Cikampek. Aparat kepolisian yang dilapori pun datang ke TKP. Polisi memastikan bahwa potongan-potongan daging dalam lima kardus itu adalah tubuh manusia korban mutilasi. Mayat ditemukan dalam lima potongan yang dibungkus dalam kardus. Bagian tubuh bahkan ada yang tercecer di jalan karena kemungkinan pembungkusannya tidak sempurna.
Usai mengumpulkan  kardus berisi potongan mayat itu untuk keperluan identifikasi, polisi pun langsung bertindak mencari pelaku.

Kerja keras aparat kepolisian untuk mengungkap tabir pembunuhan sadis dengan cara mutilasi menuai hasil. Seorang sopir taksi memberikan kesaksian penting kepada polisi perihal kendaraan yang dipakai si pelaku. Sopir taksi yang curiga melihat dua orang penumpang angkot membuang beberapa kardus di jalan tol, dia peduli dan mencatat nomor polisi angkot yang mencurigakan itu. Si sopir taksi itu pun memberitahu aparat kepolisian. Angkot KWK-03 yang dicurigai itu bernomor polisi B 2312 PG. Atas dasar informasi berharga itu, polisi pun bergerak mencari angkot tersebut. Polisi tidak butuh waktu yang lama untuk itu. Sopir batangan angkot itu, berinisial T, pun diamankan dan diinterogasi. Pengakuan T mengarah kepada seseorang yang menyewa angkotnya. Polisi mengungkapkan identitas pelaku mutilasi, Rabu, 6 Maret 2013, polisi pun bergerak ke tempat tinggal pelaku dan menangkap BS (Benget Situmorang, 35 tahun), seorang pedagang soto ayam. 

Benget Bilang, Isterinya Punya Teman Deket (?)

Si Benget yang ditangkap itu mengaku dan berterus terang ketika diinterogasi oleh polisi. Dialah pelaku mutilasi dan pengemudi angkot sewaan B 2312 yang membuang potongan daging tubuh manusia yang dimutilasi. Mayat korban mutilasi yang berjenis kelamin perempuan itu adalah adalah Darna Sri Astuti (Tuti), seorang pedagang jamu warga Jln. Manunggal Dua, Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur. isteri (?) dari si Benget Situmorang itu. Tuti dibunuh ala mutilasi pada dinihari Sabtu, 2 Maret 2013.Potongan tubuh Tuti diinapkan di rumahnya sampai kemudian dibuang, Selasa, 5 Maret 2013. Pengakuan si Benget  membuat orang terkaget-kaget. Ya, pantas saja banyak orang dibikin terkaget-kaget. Kok sebagai suami, si Benget bisa-bisanya, tega-teganya, memutilasi tubuh wanita pendampingnya, Tuti, dengan cara dikeset. Emangnye daging ayam buat soto ayam, bisa dibeset-beset?
Busyet! Si Benget kok bisa sadis banget!

Konon, si Benget dibakar api cemburu. Tuti, isteri yang kedua (?) yang telah dimutilasinya itu berselingkuh terkena pelet. Kerapkali keduanya bertengkar sengit dan berujung Si Benget menyiksa Tuti. Si Benget tidak bisa menjelaskan lelaki yang mana yang menjalin hubungan asmara dengan Tuti. Katanya lagi, Tuti telah mengakui berselingkuh tetapi tidak sudi memberitahu identitas lelaki teman selingkuhnya, ttm teman deketnya. Sayangnya, si Benget itu telmi berotak mampet. Dia cuma bisa menuduh Tuti tanpa dapat membuktikan siapa lelaki yang membuat Tuti menjadi lengket.
Otaknya  yang cupet dan dirasuki perasaan jengkel menjadi bertambah mampet. Mungkin dia kepingin cari aman menghilangkan nyawa Tuti dengan cara mencari orang pintar atau dukun agar Tuti disantet. Dia pernah baca iklan para dukun sering pasang iklan di koran atau di situs internet.
Kesel, mangkel, dan jengkel banget si Benget. Dia ingin tahu siapa lelaki yang bikin hati Tuti isterinya bisa nyantel. Namun Tuti melakukan gerakan tutup mulut (GTM) membandel.
Mbelgedes! Tuti ditanya malah cuek bebek jutek pasang muka judes. Si Benget pun berulang kali main STPDN. Tuti berteriak-teriak kesakitan  karena mukanya memar biru lebam, gigi dua tiga biji rontok, dan kulitnya pada ledes. Puncak kemarahan si Benget, ya, dinihari Sabtu kelabu, nyawa Tuti yang dituduhnya berselingkuh itu pun dibikin ludes tandes!

Kata tetangga deket, tiap hari si Benget dan Tuti berdua-duaan di warung soto selalu rapet selagi berdagang soto ayam panas yang bikin tubuh penimat soto ayam menjadi anget. Justru yang memicu pertengkaran menurut versi tetangga faktanya berkebalikan. Yang berselingkuh justru si Benget.  Si Benget cintanya lagi ngebet ke si Tini sang pembantu. Birahinya kebelet dan merapet ke Tini yang suka pake celemek sembari kedua kakinya menginjak-injak menyeret keset. Eh, si Tini juga maoan orangnya. Dia terang-terangan di depan hidung Tuti membalas cinta si Benget  tidak pakai ilmu petak umpet. Dasar si Tini juga pembantu bermental kampret!

TETANGGA DAN TEMAN DEKET NGGAK BEGITU KAGET

Lain persepsi umum lain pula persepsi teman-teman dekat dan tetangga deket. Teman-teman si Benget yang mengenal dan cukup dekat dengan dia, paham betul perangai dan karakter si Benget. Mereka tahuTuti dan si Benget di rumahnya sering ribut, jadi mereka maklum. Cuma si Benget ternyata sadis banget  mengeset  tubuh Tuti sang isteri sendiri itulah yang bikin terkaget-kaget.

Si Benget itu orangnya temperamental banget, cepat tersinggung, dan mudah marah. Kalau dia sudah marah, dia ringan tangan main sikut, tampar/tonjok, pukul, dan  nendang (STPDN, padahal si Benget bukan alumni STPDN Jatinangor, Sumedang, dan belum pernah menjadi camat). Teman-teman sopir angkot ada yang pernah merasakan keberingasan si Benget di kawasan terminal Kampung Rambutan yang manusianya padet.
Ada juga kesan-kesan dari beberapa wanita yang mengenal si Benget. Kata seorang wanita pedagang kopi bertubuh kecil kontet, Marti namanya, bukan saja tutur kata dan omongan yang kasar dan jorok/ngeres, tetapi juga tingkah laku si Benget yang kasar, genit, dan doyan colak-colek bokong cewek genit yang mengerlingkan mata memainkan pelet.

Orang-orang, para tetangga, dan siapa pun yang menyaksikan rekonstruksi pembunuhan ala mutilasi yang dilakukan oleh si Benget, berharap sangat kepada polisi dan institusi hukum, agar si Benget yang sadis banget itu diseret ke meja hijau, dihukum seberat-beratnya, kalau perlu divonis hukuman mati dengan hukuman tembak yang tidak pernah meleset.

Setuju banget!

Jakarta, 10 Maret 2013

B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar