Selasa, 04 Februari 2014

MENGENAL MUHAMMAD MELALUI INFORMASI QURAN



MENGENAL MUHAMMAD MELALUI INFORMASI QURAN

Pengantar
Membicarakan Muhammad (Muhammad saw; Muhammad Rasulullah) bagi seorang muslim adalah membicarakan sosok manusia teladan yang harus dan wajib diteladani. Pertama, sosok Muhammad sebagai seorang rasul Allah dari 25 orang rasul adalah bagian dari keimanan seorang muslim (salah satu dari enam perkara Rukun Iman). Kedua, adanya perintah Allah (wajib hukumnya) untuk menaatinya (simak QS 4: 59; QS 3: 31; dll.) Ketiga, sosok Muhammad sebagai individu, sebagai kepala keluarga, sebagai pemimpin, dan sebagai Rasul Allah dalam melakukan tugasnya adalah uswatun hasanah (teladan terbaik) bagi umat manusia di muka bumi (soal diterima, disetujui, diteladani, atau dipakai berpulang kepada pribadi masing-masing).
Sebaik-baik keterangan atau kisah (ahsanul bayaan; ahsanul qashash) tentang Muhammad tentulah bersumber dari Al Quran. Merujuk kepada sumber yang benar/valid akan menuntun kita kepada pembicaraan, perbincangan, diskusi, atau penelitian yang benar pula. Takkan ada informasi yang terkontaminasi virus dusta, kebohongan, kontradiktif, dan subjektifitas.
Analogi
Anda ingin tahu informasi tentang kelebihan komputer dengan merek tertentu, misalnya merek Acer? Tak usah bingung! Bacalah dengan cermat buku petunjuk penggunaan komputer yang resmi keluaran Acer. Spesifikasi (spek) tentang komputernya jelas dan rinci. Dijamin informasinya valid.
Jangan cari tahu informasinya dengan membaca iklan Acer, atau iklan distributor Acer, atau iklan pedagang computer. Kalau Anda melakukan (larangan) itu, boleh jadi dan sangat bisa terjadi Anda akan terkecoh (tersesat) oleh informasi. Informasi iklan itu informasi yang bias. Semua informasi dalam bentuk iklan mengandung faktor interest (kepentingan).
Sosok Muhammad yang empunya khuluqin ‘adziem
Agar supaya setiap muslim dapat meneladani dengan baik akhlak rasulnya, Muhammad saw, maka setiap muslim harus mengetahui dan memahami informasi yang valid tentang Muhammad dari pemiliknya langsung, yakni Allah Yang Maha Mengutusnya sebagai rasul (arsala rasuulahu). Tentu saja yang dimaksud dengan sumber informasi yang valid di sini adalah wahyu Allah yang termaktub dalam Quran. Representasi Quran tentang informasi Muhammad adalah dalam ayat-ayatnya (sebagian saja) seperti yang dinukilkan berikut ini.
Muhammad (berdakwah) untuk membawa rahmat bagi seluruh/semesta alam
QS 21: 107
“Kami tidak mengutusmu (hai, Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.”
Muhammad itu bukan sekedar dihadirkan saja (yang penting hadir; memangnya berhala atau batu nisan) di muka bumi, melainkan diutus (rasul; utusan) sebagai pembawa risalah Allah (semua kebenaran) dengan medianya, Quran, untuk berdakwah. Pengertian berdakwah di sini adalah menyampaikan secara lisan dan meneladankan semua hal yang dilisankan (selaras antara kata dengan perbuatan) dengan fondasi keimanan yang kokoh. Semua itu diwujudkan dalam dakwah dan dampaknya adalah kebaikan, kedamaian, kesejahteraan, keserasian, dan keberlangsungan kehidupan manusia di bumi (rahmat bagi semesta alam). Jadi dia berdakwah bukan hanya untuk suku Quraisy, bukan hanya untuk bangsa Arab, melainkan untuk seluruh manusia (di planet bumi).
(Tak ada sejarahnya, bahwa Muhammad hanya hadir, duduk berkipas-kipas di rumah (Mekkah atau Madinah), lalu para pengikutnya, sahabatnya, atau calon pengikut mendatangi, lalu memuji-mujinya dengan syair dan lantunan sanjungan, lalu semua hadirin berdiri, lalu bersimpuh, lalu mendengarkan wejangannya dengan khusuk. Lalu diakhiri dengan rebut-rebutan memeluk dan menciuminya supaya beroleh keberkahan.)
Muhammad sebagai kepala keluarga, sebagai suami, dan sebagai ayah, adalah sosok kepala keluarga, sosok suami, dan sosok ayah yang baik akhlaknya. Oleh karena itu, segala sepak-terjangnya diteladani pula.
Muhammad sebagai anggota masyarakat  adalah sosok anggota masyarakat yang berakhlak baik. Dia berkomunikasi, bergaul, dan berkawan dengan siapa saja tanpa pandang bulu.
Muhammad berdagang karena dia seorang pedagang dan istrinya, Khadijah, aslinya pedagang. Muhammad menjadi pedagang yang sukses. Cara Muhammad berdagang itu diteladani oleh para pedagang yang lain.
Muhammad berperang/memimpin perang dengan akhlak/etika perang dan lebih banyak mempertahankan diri, bukan berlaku sebagai agresor (tidak asal-asalan; hawa pedang; hawa dendam kesumat; nafsu membunuh). Musuh yang menyerah ditawan lalu dibebaskan dengan tebusan, bahkan dimaafkan.
Gaya beretika perang seperti ini dipraktikkan dalam peristiwa Fathu Makkah. (penaklukan kota Mekkah; 11 Januari 630 M; 20 Ramadan 8 H.) Muhammad dan pasukannya memasuki kota Mekkah dengan cara elegan/damai. Tidak ada pertumpahan darah setetes pun dari orang-orang Quraish Mekkah yang pernah memusuhi dan ingin membunuhnya, padahal Muhammad dapat melakukannya. Bukankah kekuasaan, kekuatan, dan pasukan besar berada dalam genggamannya?
Muhammad hanya melakukan satu hal yang amat vital: menghancurkan semua berhala yang telah menjadi tuhan-tuhan manusia selama ratusan tahun (paganisme). Betapa terharu dan bahagianya para penduduk Mekkah dengan keagungan akhlaknya. Sama sekali tak terbayangkan dalam benak mereka, bahwa mereka akan dimaafkan, mengingat kekejian yang telah pernah mereka perbuat langsung terhadap Muhammad. Firman Allah dalam QS 48: 1, “Innaa fatahnaa laka fatham mubiinaa.” ” “Sungguh, Kami telah memenangkan kamu (Muhammad) dengan kemenangan yang nyata.”
Keagungan akhlak Muhammad (salah satunya akhlak berperang sebagai bagian saja dari dakwah) diteladani oleh para sahabat, para panglima perang, dan para prajuritnya dari masa dia hidup sampai wafatnya, sampai ke masa kapan pun, Itulah rahmat bagi semesta alam.
Itulah sebabnya, mengapa Islam sampai dan menjadi pedoman hidup bagi kita pada era informasi sekarang ini.
Berlanjut ….


Lanjutan Mengenal Muhammad ….
Muhammad pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
QS 34: 28
Dan Kami tidak mengutusmu (ya, Muhammad), melainkan kepada seluruh umat manusia, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.”
Ada dua hal penting menandai kerasulan dan dakwah Muhammad untuk seluruh umat manusia, yaitu Muhammad sebagai pembawa berita gembira dan (sekaligus) pemberi peringatan.
Berita gembira yang dimaksud adalah berita tentang balasan sorga untuk orang-orang yang beriman (aamanu; kepada ajaran yang dibawanya) dan beramal saleh (‘aamilush shaalihaati).
Yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman adalah orang yang beriman (secara haq; sebenar-benarnya beriman) kepada Allah Yang Maha Esa, kepada kitab-kitab-Nya (Zabur, Torat, Injil, dan Quran), kepada para rasul-Nya, kepada yang gaib, kepada hari akhir, dan kepada ketentuan dan Qadar Allah).
Orang-orang yang beriman itu selalu berbuat baik (ahsanu ‘amala) dengan akhlak mulia (akhlaqul karimah).
Muhammad ditugasi memberi peringatan (akan adanya azab neraka) kepada orang-orang yang membangkang terhadap ajaran Islam yang dibawanya. Orang-orang yang membangkang ini disebut dengan kaum kafir dan kaum musyrik.
Khuluqin ‘adziem-nya Muhammad tampak nyata dalam wujud kinerja dakwahnya: sabar, tabah, tawakal, berani, dan tak kenal menyerah.
Berlanjut ….


Lanjutan  Mengenal Muhammad ….
Meluruskan makna frasa “khuluqin ‘adziem”-nya Muhammad saw.
Analogi
Muhammad Ali “The Greatest” dan “The Big Mouth
Apa yang dapat kita pahami dari frasa Muhammad Ali “The Greatest”?
Nama Muhammad Ali yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Muhammad Ali sang petinju dunia (boxer) kelas berat berkewarganegaraan Amerika Serikat berkulit hitam. Sebelum menjadi muslim dengan nama Muhammad Ali,  nama aslinya adalah Cassius Clay.
Tidak banyak orang yang mengenal Muhammad Ali sebelum dia menjatuhkan “Si Beruang” Sonny Liston (1964). Sebelum berkarir sebagai petinju profesional, Muhammad Ali adalah petinju amatir. Berkat kepalan tinjunya yang hebat di dunia tinju amatir, dia berhasil menjadi juara dan peraih medali emas Kelas Berat Ringan Olimpiade Roma (1960).
Bermodalkan peraih medali emas itu, Muhammad Ali berhijrah ke dunia tinju profesional. Dia memulai debutnya dengan pertarungan yang keras melawan petinju-petinju lain dan dapat dikalahkannya dengan knock out (KO) atau technical knock out (TKO). Dia mulai bertengger di peringkat atas calon penantang juara dunia kelas berat yang kala itu dipegang oleh Sonny Liston. Muhammad Ali pun akhirnya berkesempatan menghadapi Sonny Liston, dan berarti memiliki peluang untuk menjadi Juara Dunia Tinju Kelas Beras versi WBC. (Badan tinju dunia seperti WBO dan IBF belum lahir).
Hanya sedikit sekali orang, pengamat tinju, atau petaruh yang berani menjagokan Muhammad Ali. Dia hanya underdog. Kebanyakan orang menjagokan Sonny Liston. Para petaruh bertaruh tentang ronde keberapa Muhammad Ali akan dikanvaskan oleh Sonny Liston.
Muhammad Ali tahu apa yang harus dilakukannya untuk menghadapi Sonny Liston, sementara orang lain (termasuk sang pelatih Angelo Dundee) sama sekali tidak tahu. Sebelum hari H pertarungan, Muhammad Ali mendatangi hotel tempat Sonny Liston menginap. Dia berteriak-teriak memanggil Sonny Liston dan mengajaknya berkelahi. Dia mengata-ngatai dan mengejek Sonny Liston.
Muhammad Ali melakukan hal yang sama ketika acara timbang badan. Sonny Liston meluap amarahnya. Amarahnya Sonny Liston itu adalah kekalahan awal.
Hari pertarungan pun tiba. Muhammad Ali berteriak-teriak mengajak penonton meneriakkan yel-yel sambil mengejek-ejek Sonny Liston sebelum bel ronde pertama dibunyikan pertanda pertarungan dimulai.
Pertarungan yang keras namun menarik. Dugaan dan prediksi banyak orang meleset. Tidak sampai akhir ronde ke-5, Sonny Liston tersungkur ke kanvas karena dihajar kombinasi pukulan hook, straight, dan jab-jab Muhammad Ali. Muhammad Ali menang KO atas Sonny Liston dan sabuk tinju Juara Dunia Kelas Berat WBC pun disandangnya.
Berlanjut ….

Lanjutan Mengenal ….
Muhammad Ali,The Boxer and The Entertainer
Sejak ditasbihkan sebagai Juara Dunia Tinju Kelas Berat WBC itu (1964), Muhammad Ali harus melakoni pertarungan berkali-kali dengan beberapa penantang yang tentu saja bukanlah petinju-petinju ayam sayur (sembarangan). Muhammad Ali mampu mempertahankan gelarnya.  Gaya boxer hit and run, memukul dengan pukulan jab yang paling tercepat di dunia (stings like a bee; menyengat seperti lebah; flies like a butterfly; bergerak bak terbang ke sana ke mari dan menari bak seekor kupu-kupu; bergerak menghindar  dan berputar-putar lincah seperti penari balet) itu menjadi ciri khas miliknya. Gaya bertinju seperti itulah (tak ada duanya di dunia tinju Kelas Berat) yang mampu membuatnya tetap menjadi kampiun tinju Kelas Berat tak tergoyahkan hingga tahun 1967 (durasi tiga tahun).
Muhammad Ali telah merekayasa manajemen pertarungan tinju yang keras menjadi tontonan yang menghibur (entertainmet). Muhammad Ali bertarung dengan siapa pun adalah Muhammad Ali yang juga menghibur. Kekerasan dunia tinju diubahnya menjadi keindahan. Keganasan berbagai jenis pukulan diubahnya menjadi keindahan gerakan. Semua pertarungannya dalam mempertahankan sabuk juara dunia Kelas Berat versi WBC adalah pertarungan yang menghibur dan berlangsung lebih dari tujuh atau delapan ronde. Tidak pernah ada peristiwa KO lawan terjadi di bawah ronde ketujuh.
(Bandingkan dengan pertarungan petinju di kelas yang sama pada era Sonny Liston yang menang KO atas lawan-lawannya di bawah ronde kelima; Atau George Foreman meng-KO lawannya sebelum bel ronde keempat berdentang; Atau eranya Mike Tyson yang selalu meng-KO lawan sebelum ronde ketiga)
Gelar Juara Dunia tinju Kelas Berat WBC itu lepas dari tangannya bukan karena dikalahkan oleh penantang, melainkan dirampas karena Muhammad Ali menolak wajib dinas militer.
Semua orang mengaguminya. Orang-orang pun menjulukinya sebagai Muhammad Ali “The Greatest” tentu bukanlah karena bentuk fisiknya yang bagus, atau wajahnya yang mulus, melainkan karena kehebatannya dalam bertinju. Muhammad Ali “Yang Terhebat” di dunia tinju.
Berlanjut ….

Lanjutan Mengenal Muhammad ….
Muhammad Ali ”The Big Mouth” dan Manajemen Sesumbar
Selain julukan “The Greatest”, Muhammad Ali juga dijuluki “The Big Mouth”. Dialah satu-satunya petinju yang paling banyak sesumbar sebelum bertarung dengan siapa pun lawannya. Dia, dengan entengnya akan menganvaskan penantang atau lawannya pada ronde kesekian. Dengan Sonny Liston si Raja KO “Si Beruang” pun dia lakukan sebelum bertarung, padahal pada saat itu, Sonny Liston adalah juara dunia Kelas Berat WBC tanpa lawan. Semua calon penantang Sonny Liston sudah keder (ciut nyalinya) sebelum naik ring. Tetapi tidak bagi seorang Muhammad Ali.
Begitu pun perlakuan Muhammad Ali terhadap Floyd Peterson. Ketika acara jumpa pers usai cek kesehatan, di hadapan awak media, dia sesumbar akan menganvaskan Floyd Peterson tidak lebih dari Ronde ke-7. Benar saja kata-kata sesumbar itu dibuktikannya di atas ring. Floyd Peterson dibuat terkapar di atas kanvas. Begitu pun sesumbarnya terhadap Oscar Bonavena, Joe Bugner, Joe Frazier, Ernie Shaver, atau Leon Spinks, bahkan terhadap Sang Raja KO baru, George Foreman.
Sesumbar itu di-manaj/dikelola begitu rupa dan itulah kemudian menjadi ciri khasnya pula. Sesumbar itu adalah modal besar baginya sebagai alat psy-war yang ampuh untuk meruntuhkan moral lawan sebelum bertarung. Itulah kemudian, orang-orang pun memberi julukan baru baginya, Muhammad Ali “The Big Mouth” (Si Mulut Besar).
Muhammad Ali “The Greatest” (yang terhebat) adalah karena Muhammad Ali terhebat dalam dunia tinju profesional Kelas Berat sepanjang karirnya.
Muhammad Ali “The Big Mouth” (Si Besar Mulut) karena sesumbarnya sebelum naik ring untuk bertarung, juga sepanjang karirnya sebagai petinju profesional. Sesumbarnya seorang Muhammad Ali adalah bagian dari mempersenjatai diri dari rasa gentar dan memindahkah rasa gentar itu kepada calon lawannya.
Itulah sosok Muhammad Ali yang kita kenal.
Rhoma Irama “Raja Dangdut” bukanlah dia berada di atas tahta kerajaan Dangdut dan memiliki rakyat kerajaan Dangdut, melainkan karena kiprah dan kejeniusannya berdangdut.
Elvie Sukaesih “Ratu Dangdut” bukanlah seorang ratu di keratuan Dangdut dan rakyatnya semua adalah rakyat pedangdut, melainkan kepiawaian dan kemerduan suaranya berdangdut.
Elvis Presley “The King of Rock n Roll” bukanlah seorang raja kerajaan Rock n Roll dan memiliki rakyat yang semuanya penyanyi Rock n Roll, melainkan hanya sebuah julukan baginya karena kehebatannya bermusik genre Rock n Roll.
Muhammad saw yang empunya atribut “khuluqin ‘adziem” bukanlah seorang raja atau penguasa sebuah kerajaan besar (mulukin ‘adziem), melainkan karena  ketinggian akhlaknya sepanjang dakwahnya sebagai seorang rasul Allah.
Karena itu, Muhammad pasti tidak suka sesumbar, membual, besar mulut (ala Muhammad Ali), dan pastinya tak pernah berjanji muluk-muluk,  mengumbar pahala dan syafaat, karena dia itu memiliki “khuluqin ‘adziem”.
Mustahil seorang Muhammad menunjuk-nunjuk dan membusungkan dada sendiri dan mengatakan/mengaku-aku diri sebagai orang yang berakhlak paling mulia, karena dia itu memiliki “khuluqin ‘adziem”.
Raja-diraja, Kaisar, Ratu, atau seorang Emir doyan dan wajib disembah duli tuanku baginda raja oleh rakyatnya, tetapi haram dan terlarang bagi seorang Muhammad disembah seperti mereka itu karena amat bertentangan dengan Muhammad yang “khuluqin ‘adziem”.
Soekarno atau Bung Karno bangga diberi atribut Paduka Yang Mulya (PYM) karena kecipratan darah ningrat Hindu Bali (pihak ibu) dan direkayasa pula oleh loyalisnya/Soekarnois, tetapi seorang Muhammad yang berakhlak agung tidak akan pernah suka diperlakukan seperti itu.
Mustahillah seorang Muhammad yang berakhlak agung pernah berkata bahwa dia dan anak-cucunya sampai generasi akhir zaman akan langsung masuk sorga karena telah dijamin oleh Allah (yang doyan ngomong begitu itu siapa, ya?).
Mustahillah seorang Muhammad yang berakhlak agung berani-beraninya berkata bahwa dia akan memberikan pahala sekian-sekian bagi umatnya yang suka dan doyan merayakan milad/maulidnya.
Astaghfirullaahal ‘adziem!
Jakarta, 4  Februari 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar