MENGENAL MUHAMMAD
MELALUI INFORMASI QURAN
Pengantar
Membicarakan Muhammad (Muhammad saw; Muhammad
Rasulullah) bagi seorang muslim adalah membicarakan sosok manusia teladan yang
harus dan wajib diteladani. Pertama, sosok Muhammad sebagai seorang rasul Allah
dari 25 orang rasul adalah bagian dari keimanan seorang muslim (salah satu dari
enam perkara Rukun Iman). Kedua, adanya perintah Allah (wajib hukumnya) untuk
menaatinya (simak QS 4: 59; QS 3: 31; dll.) Ketiga, sosok Muhammad sebagai
individu, sebagai kepala keluarga, sebagai pemimpin, dan sebagai Rasul Allah
dalam melakukan tugasnya adalah uswatun hasanah (teladan terbaik) bagi umat
manusia di muka bumi (soal diterima, disetujui, diteladani, atau dipakai
berpulang kepada pribadi masing-masing).
Sebaik-baik keterangan atau kisah (ahsanul bayaan; ahsanul qashash) tentang
Muhammad tentulah bersumber dari Al Quran. Merujuk kepada sumber yang
benar/valid akan menuntun kita kepada pembicaraan, perbincangan, diskusi, atau
penelitian yang benar pula. Takkan ada informasi yang terkontaminasi virus
dusta, kebohongan, kontradiktif, dan subjektifitas.
Analogi
Anda ingin tahu informasi tentang kelebihan komputer
dengan merek tertentu, misalnya merek
Acer? Tak usah bingung! Bacalah dengan cermat buku petunjuk penggunaan
komputer yang resmi keluaran Acer. Spesifikasi
(spek) tentang komputernya jelas dan rinci. Dijamin informasinya valid.
Jangan cari tahu informasinya dengan membaca
iklan Acer, atau iklan distributor Acer, atau iklan pedagang computer.
Kalau Anda melakukan (larangan) itu, boleh jadi dan sangat bisa terjadi Anda
akan terkecoh (tersesat) oleh informasi. Informasi iklan itu informasi yang
bias. Semua informasi dalam bentuk iklan mengandung faktor interest
(kepentingan).
Sosok Muhammad yang empunya khuluqin ‘adziem
Agar supaya setiap muslim dapat meneladani
dengan baik akhlak rasulnya, Muhammad saw, maka setiap muslim harus mengetahui
dan memahami informasi yang valid tentang Muhammad dari pemiliknya langsung,
yakni Allah Yang Maha Mengutusnya sebagai rasul (arsala rasuulahu). Tentu saja yang dimaksud dengan sumber informasi
yang valid di sini adalah wahyu Allah yang termaktub dalam Quran. Representasi
Quran tentang informasi Muhammad adalah dalam ayat-ayatnya (sebagian saja)
seperti yang dinukilkan berikut ini.
Muhammad (berdakwah) untuk membawa rahmat
bagi seluruh/semesta alam
QS 21: 107
“Kami tidak mengutusmu (hai, Muhammad),
kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.”
Muhammad itu bukan sekedar dihadirkan saja
(yang penting hadir; memangnya berhala atau batu nisan) di muka bumi, melainkan
diutus (rasul; utusan) sebagai pembawa risalah Allah (semua kebenaran) dengan
medianya, Quran, untuk berdakwah. Pengertian berdakwah di sini adalah
menyampaikan secara lisan dan meneladankan semua hal yang dilisankan (selaras
antara kata dengan perbuatan) dengan fondasi keimanan yang kokoh. Semua itu
diwujudkan dalam dakwah dan dampaknya adalah kebaikan, kedamaian,
kesejahteraan, keserasian, dan keberlangsungan kehidupan manusia di bumi
(rahmat bagi semesta alam). Jadi dia berdakwah bukan hanya untuk suku Quraisy,
bukan hanya untuk bangsa Arab, melainkan untuk seluruh manusia (di planet
bumi).
(Tak ada sejarahnya, bahwa Muhammad hanya
hadir, duduk berkipas-kipas di rumah (Mekkah atau Madinah), lalu para
pengikutnya, sahabatnya, atau calon pengikut mendatangi, lalu memuji-mujinya
dengan syair dan lantunan sanjungan, lalu semua hadirin berdiri, lalu
bersimpuh, lalu mendengarkan wejangannya dengan khusuk. Lalu diakhiri dengan
rebut-rebutan memeluk dan menciuminya supaya beroleh keberkahan.)
Muhammad sebagai kepala keluarga, sebagai
suami, dan sebagai ayah, adalah sosok kepala keluarga, sosok suami, dan sosok
ayah yang baik akhlaknya. Oleh karena itu, segala sepak-terjangnya diteladani
pula.
Muhammad sebagai anggota masyarakat adalah sosok anggota masyarakat yang
berakhlak baik. Dia berkomunikasi, bergaul, dan berkawan dengan siapa saja
tanpa pandang bulu.
Muhammad berdagang karena dia seorang
pedagang dan istrinya, Khadijah, aslinya pedagang. Muhammad menjadi pedagang
yang sukses. Cara Muhammad berdagang itu diteladani oleh para pedagang yang
lain.
Muhammad berperang/memimpin perang dengan
akhlak/etika perang dan lebih banyak mempertahankan diri, bukan berlaku sebagai
agresor (tidak asal-asalan; hawa pedang; hawa dendam kesumat; nafsu membunuh).
Musuh yang menyerah ditawan lalu dibebaskan dengan tebusan, bahkan dimaafkan.
Gaya beretika perang seperti ini dipraktikkan
dalam peristiwa Fathu Makkah.
(penaklukan kota Mekkah; 11 Januari 630 M; 20 Ramadan 8 H.) Muhammad dan
pasukannya memasuki kota Mekkah dengan cara elegan/damai. Tidak ada pertumpahan
darah setetes pun dari orang-orang Quraish Mekkah yang pernah memusuhi dan
ingin membunuhnya, padahal Muhammad dapat melakukannya. Bukankah kekuasaan,
kekuatan, dan pasukan besar berada dalam genggamannya?
Muhammad hanya melakukan satu hal yang amat
vital: menghancurkan semua berhala yang telah menjadi tuhan-tuhan manusia
selama ratusan tahun (paganisme). Betapa terharu dan bahagianya para penduduk
Mekkah dengan keagungan akhlaknya. Sama sekali tak terbayangkan dalam benak
mereka, bahwa mereka akan dimaafkan, mengingat kekejian yang telah pernah
mereka perbuat langsung terhadap Muhammad. Firman Allah dalam QS 48: 1, “Innaa
fatahnaa laka fatham mubiinaa.” ” “Sungguh, Kami telah memenangkan kamu
(Muhammad) dengan kemenangan yang nyata.”
Keagungan akhlak Muhammad (salah satunya
akhlak berperang sebagai bagian saja dari dakwah) diteladani oleh para sahabat,
para panglima perang, dan para prajuritnya dari masa dia hidup sampai wafatnya,
sampai ke masa kapan pun, Itulah rahmat bagi semesta alam.
Itulah sebabnya, mengapa Islam sampai dan
menjadi pedoman hidup bagi kita pada era informasi sekarang ini.
Berlanjut ….
Lanjutan Mengenal Muhammad ….
Muhammad pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan
QS 34: 28
“Dan Kami tidak mengutusmu (ya, Muhammad),
melainkan kepada seluruh umat manusia, sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan.”
Ada dua hal penting menandai kerasulan dan
dakwah Muhammad untuk seluruh umat manusia, yaitu Muhammad sebagai pembawa
berita gembira dan (sekaligus) pemberi peringatan.
Berita gembira yang dimaksud adalah berita
tentang balasan sorga untuk orang-orang yang beriman (aamanu; kepada ajaran yang dibawanya) dan beramal saleh (‘aamilush shaalihaati).
Yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman
adalah orang yang beriman (secara haq; sebenar-benarnya beriman) kepada Allah
Yang Maha Esa, kepada kitab-kitab-Nya (Zabur, Torat, Injil, dan Quran), kepada
para rasul-Nya, kepada yang gaib, kepada hari akhir, dan kepada ketentuan dan
Qadar Allah).
Orang-orang yang beriman itu selalu berbuat
baik (ahsanu ‘amala) dengan akhlak
mulia (akhlaqul karimah).
Muhammad ditugasi memberi peringatan (akan
adanya azab neraka) kepada orang-orang yang membangkang terhadap ajaran Islam
yang dibawanya. Orang-orang yang membangkang ini disebut dengan kaum kafir dan
kaum musyrik.
Khuluqin
‘adziem-nya
Muhammad tampak nyata dalam wujud kinerja dakwahnya: sabar, tabah, tawakal,
berani, dan tak kenal menyerah.
Berlanjut ….
Lanjutan
Mengenal Muhammad ….
Meluruskan makna frasa “khuluqin ‘adziem”-nya Muhammad saw.
Analogi
Muhammad Ali “The Greatest” dan “The Big
Mouth”
Apa yang dapat kita pahami dari frasa
Muhammad Ali “The Greatest”?
Nama Muhammad Ali yang dimaksud dalam tulisan
ini adalah Muhammad Ali sang petinju dunia (boxer)
kelas berat berkewarganegaraan Amerika Serikat berkulit hitam. Sebelum menjadi
muslim dengan nama Muhammad Ali, nama
aslinya adalah Cassius Clay.
Tidak banyak orang yang mengenal Muhammad Ali
sebelum dia menjatuhkan “Si Beruang” Sonny Liston (1964). Sebelum berkarir
sebagai petinju profesional, Muhammad Ali adalah petinju amatir. Berkat kepalan
tinjunya yang hebat di dunia tinju amatir, dia berhasil menjadi juara dan
peraih medali emas Kelas Berat Ringan Olimpiade Roma (1960).
Bermodalkan peraih medali emas itu, Muhammad
Ali berhijrah ke dunia tinju profesional. Dia memulai debutnya dengan
pertarungan yang keras melawan petinju-petinju lain dan dapat dikalahkannya
dengan knock out (KO) atau technical knock out (TKO). Dia mulai
bertengger di peringkat atas calon penantang juara dunia kelas berat yang kala
itu dipegang oleh Sonny Liston. Muhammad Ali pun akhirnya berkesempatan
menghadapi Sonny Liston, dan berarti memiliki peluang untuk menjadi Juara Dunia
Tinju Kelas Beras versi WBC. (Badan tinju dunia seperti WBO dan IBF belum
lahir).
Hanya sedikit sekali orang, pengamat tinju,
atau petaruh yang berani menjagokan Muhammad Ali. Dia hanya underdog. Kebanyakan orang menjagokan
Sonny Liston. Para petaruh bertaruh tentang ronde keberapa Muhammad Ali akan dikanvaskan
oleh Sonny Liston.
Muhammad Ali tahu apa yang harus dilakukannya
untuk menghadapi Sonny Liston, sementara orang lain (termasuk sang pelatih
Angelo Dundee) sama sekali tidak tahu. Sebelum hari H pertarungan, Muhammad Ali
mendatangi hotel tempat Sonny Liston menginap. Dia berteriak-teriak memanggil
Sonny Liston dan mengajaknya berkelahi. Dia mengata-ngatai dan mengejek Sonny
Liston.
Muhammad Ali melakukan hal yang sama ketika
acara timbang badan. Sonny Liston meluap amarahnya. Amarahnya Sonny Liston itu
adalah kekalahan awal.
Hari pertarungan pun tiba. Muhammad Ali
berteriak-teriak mengajak penonton meneriakkan yel-yel sambil mengejek-ejek
Sonny Liston sebelum bel ronde pertama dibunyikan pertanda pertarungan dimulai.
Pertarungan yang keras namun menarik. Dugaan
dan prediksi banyak orang meleset. Tidak sampai akhir ronde ke-5, Sonny Liston
tersungkur ke kanvas karena dihajar kombinasi pukulan hook, straight, dan
jab-jab Muhammad Ali. Muhammad Ali menang KO atas Sonny Liston dan sabuk tinju
Juara Dunia Kelas Berat WBC pun disandangnya.
Berlanjut ….
Lanjutan Mengenal ….
Muhammad
Ali,The Boxer and The Entertainer
Sejak ditasbihkan sebagai Juara Dunia Tinju
Kelas Berat WBC itu (1964), Muhammad Ali harus melakoni pertarungan
berkali-kali dengan beberapa penantang yang tentu saja bukanlah petinju-petinju
ayam sayur (sembarangan). Muhammad Ali mampu mempertahankan gelarnya. Gaya boxer
hit and run, memukul dengan pukulan jab yang paling tercepat di dunia (stings like a bee; menyengat seperti
lebah; flies like a butterfly;
bergerak bak terbang ke sana ke mari dan menari bak seekor kupu-kupu; bergerak
menghindar dan berputar-putar lincah
seperti penari balet) itu menjadi ciri khas miliknya. Gaya bertinju seperti
itulah (tak ada duanya di dunia tinju Kelas Berat) yang mampu membuatnya tetap
menjadi kampiun tinju Kelas Berat tak tergoyahkan hingga tahun 1967 (durasi
tiga tahun).
Muhammad Ali telah merekayasa manajemen
pertarungan tinju yang keras menjadi tontonan yang menghibur (entertainmet). Muhammad Ali bertarung
dengan siapa pun adalah Muhammad Ali yang juga menghibur. Kekerasan dunia tinju
diubahnya menjadi keindahan. Keganasan berbagai jenis pukulan diubahnya menjadi
keindahan gerakan. Semua pertarungannya dalam mempertahankan sabuk juara dunia
Kelas Berat versi WBC adalah pertarungan yang menghibur dan berlangsung lebih
dari tujuh atau delapan ronde. Tidak pernah ada peristiwa KO lawan terjadi di
bawah ronde ketujuh.
(Bandingkan dengan pertarungan petinju di
kelas yang sama pada era Sonny Liston yang menang KO atas lawan-lawannya di
bawah ronde kelima; Atau George Foreman meng-KO lawannya sebelum bel ronde
keempat berdentang; Atau eranya Mike Tyson yang selalu meng-KO lawan sebelum
ronde ketiga)
Gelar Juara Dunia tinju Kelas Berat WBC itu
lepas dari tangannya bukan karena dikalahkan oleh penantang, melainkan dirampas
karena Muhammad Ali menolak wajib dinas militer.
Semua orang mengaguminya. Orang-orang pun
menjulukinya sebagai Muhammad Ali “The
Greatest” tentu bukanlah karena bentuk fisiknya yang bagus, atau wajahnya
yang mulus, melainkan karena kehebatannya dalam bertinju. Muhammad Ali “Yang
Terhebat” di dunia tinju.
Berlanjut ….
Lanjutan Mengenal Muhammad ….
Muhammad Ali ”The Big Mouth” dan Manajemen Sesumbar
Selain julukan “The Greatest”, Muhammad Ali
juga dijuluki “The Big Mouth”. Dialah
satu-satunya petinju yang paling banyak sesumbar sebelum bertarung dengan siapa
pun lawannya. Dia, dengan entengnya akan menganvaskan penantang atau lawannya
pada ronde kesekian. Dengan Sonny Liston si Raja KO “Si Beruang” pun dia
lakukan sebelum bertarung, padahal pada saat itu, Sonny Liston adalah juara
dunia Kelas Berat WBC tanpa lawan. Semua calon penantang Sonny Liston sudah keder (ciut nyalinya) sebelum naik ring.
Tetapi tidak bagi seorang Muhammad Ali.
Begitu pun perlakuan Muhammad Ali terhadap
Floyd Peterson. Ketika acara jumpa pers usai cek kesehatan, di hadapan awak
media, dia sesumbar akan menganvaskan Floyd Peterson tidak lebih dari Ronde
ke-7. Benar saja kata-kata sesumbar itu dibuktikannya di atas ring. Floyd
Peterson dibuat terkapar di atas kanvas. Begitu pun sesumbarnya terhadap Oscar
Bonavena, Joe Bugner, Joe Frazier, Ernie Shaver, atau Leon Spinks, bahkan
terhadap Sang Raja KO baru, George Foreman.
Sesumbar itu di-manaj/dikelola begitu rupa
dan itulah kemudian menjadi ciri khasnya pula. Sesumbar itu adalah modal besar
baginya sebagai alat psy-war yang
ampuh untuk meruntuhkan moral lawan sebelum bertarung. Itulah kemudian,
orang-orang pun memberi julukan baru baginya, Muhammad Ali “The Big Mouth” (Si
Mulut Besar).
Muhammad Ali “The Greatest” (yang terhebat)
adalah karena Muhammad Ali terhebat dalam dunia tinju profesional Kelas Berat
sepanjang karirnya.
Muhammad Ali “The Big Mouth” (Si Besar Mulut)
karena sesumbarnya sebelum naik ring untuk bertarung, juga sepanjang karirnya
sebagai petinju profesional. Sesumbarnya seorang Muhammad Ali adalah bagian
dari mempersenjatai diri dari rasa gentar dan memindahkah rasa gentar itu
kepada calon lawannya.
Itulah sosok Muhammad Ali yang kita kenal.
Rhoma Irama “Raja Dangdut” bukanlah dia
berada di atas tahta kerajaan Dangdut dan memiliki rakyat kerajaan Dangdut,
melainkan karena kiprah dan kejeniusannya berdangdut.
Elvie Sukaesih “Ratu Dangdut” bukanlah
seorang ratu di keratuan Dangdut dan rakyatnya semua adalah rakyat pedangdut,
melainkan kepiawaian dan kemerduan suaranya berdangdut.
Elvis Presley “The King of Rock n Roll”
bukanlah seorang raja kerajaan Rock n Roll dan memiliki rakyat yang semuanya
penyanyi Rock n Roll, melainkan hanya sebuah julukan baginya karena
kehebatannya bermusik genre Rock n Roll.
Muhammad saw yang empunya atribut “khuluqin ‘adziem” bukanlah seorang raja
atau penguasa sebuah kerajaan besar (mulukin ‘adziem), melainkan karena ketinggian akhlaknya sepanjang dakwahnya
sebagai seorang rasul Allah.
Karena itu, Muhammad pasti tidak suka
sesumbar, membual, besar mulut (ala Muhammad Ali), dan pastinya tak pernah
berjanji muluk-muluk, mengumbar pahala
dan syafaat, karena dia itu memiliki “khuluqin
‘adziem”.
Mustahil seorang Muhammad menunjuk-nunjuk dan
membusungkan dada sendiri dan mengatakan/mengaku-aku diri sebagai orang yang
berakhlak paling mulia, karena dia itu memiliki “khuluqin ‘adziem”.
Raja-diraja, Kaisar, Ratu, atau seorang Emir
doyan dan wajib disembah duli tuanku baginda raja oleh rakyatnya, tetapi haram
dan terlarang bagi seorang Muhammad disembah seperti mereka itu karena amat bertentangan
dengan Muhammad yang “khuluqin ‘adziem”.
Soekarno atau Bung Karno bangga diberi
atribut Paduka Yang Mulya (PYM) karena kecipratan darah ningrat Hindu Bali
(pihak ibu) dan direkayasa pula oleh loyalisnya/Soekarnois, tetapi seorang
Muhammad yang berakhlak agung tidak akan pernah suka diperlakukan seperti itu.
Mustahillah seorang Muhammad yang berakhlak
agung pernah berkata bahwa dia dan anak-cucunya sampai generasi akhir zaman
akan langsung masuk sorga karena telah dijamin oleh Allah (yang doyan ngomong
begitu itu siapa, ya?).
Mustahillah seorang Muhammad yang berakhlak
agung berani-beraninya berkata bahwa dia akan memberikan pahala sekian-sekian
bagi umatnya yang suka dan doyan merayakan milad/maulidnya.
Astaghfirullaahal ‘adziem!
Jakarta, 4 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar