Lanjutan Keimanan ….
Keilmuan
seorang muslim
Bagi setiap muslim, iman dan ilmu adalah dua
hal penting yang bersenyawa, atau ibarat dua sisi mata uang yang amat bernilai
dan harus dimiliki, tak ak ada nilai uang jika hanya ada satu sisi saja.
Kata Albert Einstein (1896 – 1955), fisikawan
kesohor, peraih Hadiah Nobel bidang Fisika “Religion
without science is blind, science without religion is lame.” Religion (agama;
iman) tanpa science (ilmu pengetahuan)
itu buta, ilmu pengetahuan tanpa agama itu pincang.
Seorang muslim, dalam segala aspek kehidupan,
apa pun profesi yang disandangnya, mengerjakan sesuatu (ibadah umum atau ibadah
khusus) harusa berlandaskan agama (keimanan) dan ilmu (keilmuan). Muslim yang
beriman dan berilmu pasti mengerjakan sesuatu, proses pengerjaannya bagus, dan
output pengerjaannya berkualitas.
Contoh:
Seorang anggota TNI berpangkat perwira
pertama (Pama: Letda, Lettu, Kapten) dipastikan mengerjakan sesuatu
(proses) dengan baik akan lebih baik
hasilnya (output) daripada proses dan output pekerjaan seorang anggota TNI
berpangkat Bintara(Sersan). Beban, volume, dan tingkat kesulitan diasumsikan
sama dan perlakuan yang sama pula. Seorang anggota TNI berpangkat Pama dapat
memimpin satu kompi (SSK), tetapi anggota TNI berpangkat Bintara tidak bisa.
Seorang Kapolri haruslah perwira tinggi
(pati) berpangkat Jenderal Polisi (bintang empat). Artinya tidak mungkin
seorang Kapolri hanya berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen). Beban, volume,
dan tingkat kompleksitas dalam jabatan Kapolri tidak bisa dilakukan oleh
seorang Pati Jenderal berbintang tiga.
Soerang dosen senior di PT yang bisa meraih
gelar profesor (guru besar) haruslah terlebih dahulu meraih gelar Doktor (Dr.)
Artinya tak mungkin seorang dosen senior sekali pun, dengan Pangkat/Golongan/
Pembina Tk. I/IV/d bisa meraih gelar profesor jika tidak memiliki ijazah S-3 (Doktor).
Seorang teknisi pesawat, pilot misalnya,
menerbangkan pesawat akan jauh lebih baik daripada seorang co-pilot, baik
ketika pesawat take-off maupun ketika
pesawat landing.
Proses dan hasil kerja seorang dokter ahli
kandungan dalam menangani kehamilan atau kelahiran akan lebih baik jika
dibandingkan dengsn proses hasil penanganan yang sama yang dilakukan oleh bidan.
Dll.
Profesi anggota TNI, Polisi, Dosen, Guru
Besar, teknisi pesawat, dokter ahli kandungan, gelar Doktor, professor,
pangkat, dan golongan adalah lahan ibadah mewujudkan pesan Quran dan
keteladanan Rasulullah.
Artinya, tingkat kualitas keilmuan seorang
yang sama-sama beriman akan menentukan proses dan hasil kerja. Makin tinggi
tingkat keilmuan, makin tinggi pula proses dan hasil kerja.
Analogi-analogi (qiyas) di atas semakin memperjelas bagi kita, bahwa kualitas
keilmuan mengindikasikan kualitas keimanan. Muslim yang memahami Quran,
mengimplementasikan pesan Quran, dan wujud hasil yang didapatnya akan lebih
berkualitas dengan muslim yang tidak paham dengan pesan Quran.
Sikap seorang muslim
Sikap seorang muslim terhadap Quran dan
keteladanan Muhammad saw adalah bersetuju, menerima, yakin, optimis,
prospektif, siap dan rela berkorban.
Seorang muslim harus bersetuju, yakin, dan
menerima pesan Quran dan. Seorang muslim harus memiliki sikap optimisme bahwa dia
mampu mempraktikkan pesan Quran dan keteladanan Rasulullah Muhammad saw.
Tindakan seorang muslim
Keimanan, ilmu, nilai-nilai sikap dan
perilaku seorang muslim tidak bisa diukur karena abstrak sifatnya. Agar kita
dapat mengetahui kadar keimanan, ilmu, dan sikap perilaku itu, maka kita mesti
mewujudkan dalam ragam aktifitas sesuai dengan profesi yang disandang, proses
dalam beraktifitas, dan hasil baik yang sesuai dengan harapan.
Ragam meraih gelar akademis, pangkat, jabatan/kedudukan,
dan profesi adalah tindakan awal ibadah seorang muslim. Melakukan aktifitas
sesuai dengan gelar akademis, pangkat/jabatan, kedudukan, dan profesi adalah
proses ibadah seorang muslim mewujudkan pesan Quran dan keteladanan Rasulullah
saw.
Output/hasil yang dicapai: penghasilan,
pendapatan, keuntungan/profit/benefit, advantages,
materi, benda, kesuksesan, dll, adalah ganjaran bagi setiap muslim yang beriman
kepada Quran dan meneladani Rasulullah saw, seirama dengan sikap perilaku, dan
diwujudkan dalam tindakan yang runtut.
Jakarta, 28 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar