Rabu, 15 Januari 2014

MAULID HADIR, NATAL BERGULIR



NATAL BARU SAJA PERGI BERGULIR , MAULID HADIR MENGHAMPIR
Natal dan maulid itu dua kata yang berbeda lisan, tulisan, dan asal katanya. Kata natal itu berasal dari bahasa Latin asli yang artinya lahir. Dalam Bahasa Inggris tertulis natal dan natality (natalitas) artinya kelahiran. Lawan kata natal dan natalitas adalah mortal yang artinya mati, dan mortalitas artinya kematian. Kata natalitas dan mortalitas dipakai untuk disiplin ilmu kependudukan dan seluk-beluknya: pertambahan penduduk, perkurangan penduduk, perbandingan/rasio natalitas dan mortalitas penduduk. Jika ada tesis berburnyi, “Rasio angka natalitas lebih besar dari angka mortalitas, penduduk suatu negara akan bertambah banyak”, maka tesis itu benar adanya. Dll.
Maulid atau maulud berasal dari bahasa Arab yang artinya lahir atau kelahiran. Umat Islam di Indonesia menggunakan kata mauled itu diperuntukkan khusus bagi Nabi Muhammad saw. Jika kita mendengar kata maulid saja, pasti asosiasi pikiran kita hanya tertuju kepada Maulid Nabi artinya kelahiran Nabi saw. Tidak pernah terjadi orang mengatakan maulid Joko, maulid presiden, maulid Gus Dur, atau maulid si Budi. Bahkan seorang nabi di luar Nabi Muhammad, misalnya kelahiran Nabi Musa dan Nabi Isa misalnya, atau sahabat Ali, disebut Maulid Nabi Musa as atau Maulid Nabi Isa as, atau maulid Ali bin Abi Thalib.
Tanggal 25 Desember 2013 sebagai hari yang teristimewa bagi umat Kristiani baru saja pergi bergulir. Itulah hari Natal Jesus Christus yang lahir pada tanggal 25 Desember 2013 tahun yang lalu sesuai dengan perhitungan kalender Masehi (M). Kata natal dengan arti lahir hanya khusus untuk Jesus Christus saja. Tidak pernah dikenal natal Jony atau Binsar.
Pemerintah menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari libur nasional keagamaan (hari-hari besar agama) dengan nama Hari Natal. Umat Nasrani sangat mengistimewakan Hari Natal dengan acara ibadah yang special pula, penuh sukacita, dan merasakan berkah, karena hari Natal itu adalah kelahiran sang Jesus Putra Allah, sang gembala, dan sang penebus dosa. Jesus adalah segalanya. Jesus merelakan dirinya disalib sampai mati sebagai penebus dosa demi umatnya. Jesus pun dipuja sejajar dengan pemujaan terhadap Tuhan Allah karena Jesus diyakini sebagai putra Allah Bapa.
Kemarin, Selasa, 14 Januari 2014, bangsa Indonesia diliburkan secara nasional karena pada hari kemarin itu adalah hari keagamaan umat Islam, yakni memperingati Maulid Nabi Muhammad saw, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1435 H. (perhitungan kalender Hijriyah).
Umat Islam, sebagian kecil saja tentu, memperlakukan hari maulidnya Nabi Muhammad saw mirip dengan umat Nasrani memperlakukan hari Natal. Sebagian kecil umat Islam yang disebut ini juga sama, memperlakukan berlebihan terhadap Nabi Muhammad dengan model pengultusan, dan kemiripan kedua adalah, Nabi Muhammad diyakini akan memberi syafaat (menolong) umatnya agar bisa masuk sorga dan terhindar dari neraka.
(istilah penebus dosa oleh Jesus Christus diganti dengan kata dalam Bahasa Arab supaya kedengaran keren dan “islami” yakni syafaat. Dengan Bahasa lain, nabi Muhammad saw akan berkenan memberi syafaat bagi umat Islam di akhirat kelak, dan luput dari perangkap api neraka jahanam. (?????)
Jadi tak mengherankan kalau sebagian umat Islam (di Indonesia) sebole-bole, sebise-bise, memperingati dan bahkan merayakan kedatangan hari Maulid Nabi Muhammad saw dengan cara yang mirip dengan acara Natalan Nasrani. Diadakanlah segala macam kegiatan atas nama lilmaulidin nabiy (demi maulid nabi) dan jauh dari kegiatan lillaahi taala (karena Allah). Sponsor kegiatan maulidan model begitu biasanya para habaib, kiai, atau ustaz. Acaranya pun mirip dengan natalan: khothbah Pastor atau Pendeta di gereja dan nyanyian gerejani/rohani diganti namanya dengan istighatsah dengan parade taushiyah dan nyanyian salawatan maupun syair-syair pujian dalam Bahasa Arab yang mengultuskan Nabi saw. Jemaah pun ikut-ikutan pula bersalawat bernyanyi dalam Bahasa Arab walaupun tak mengerti kata-kata yang terucap.
NATAL DAN MAULID SAMA, JESUS CHRISTUS DAN MUHAMMAD SAW SAMA
Pernyataan Hari Natal dan Hari Maulid itu sama saja adalah benar adanya. Artinya dua tokoh besar dari kedua umat ini lahir dan dilahirkan. Umat Nasrani merayakan Natal (lahirnya) Jesus Christus (Nabi Isa Al Masih) dari rahim bundanya, Bunda Maria (Maryam binti Imram) dan umat Islam (di Indonesia) memperingati dan merayakan Maulid (hari lahirnya)  Nabi Muhammad saw yang lahir dari Rahim ibunya, Aminah binti Abdul Wahab (anak yatim; ayahnya Abdullah bin Abdul Mutthalib telah meninggal).
Kalau ada ucapan seseorang kepada orang lain ketika datangnya Hari Natal, lalu mengucapkan kalimat, “Selamat Hari Natal, Bung!” ya, sah-sah saja dan taka da yang salah, apa lagi dilarang, atau dikatakan haram. Apa dasarnya seorang muslim mengucapkan kalimat seperti tertulis di atas diharamkan? Apanya yang haram?
Kalimat di atas bisa diperjelas lagi supaya orang Islam memahami dan tidak asal bunyi asal bikin fatwa haram yang merusak toleransi antarumat dan juga ukhuwwah Islamiyah intraumat Islam.
“Selamat Hari Natal, Bung!” kata Haji Abidin kepada Romo Karmono. Arti kalimat ini adalah, Haji Abidin yang muslim itu paham bahwa yang natal (lahir) itu adalah Jesus Christus atau Isa Al Masih, putra dari Maryam binti Imran, salah seorang rasul Allah dari 25 orang rasul, sebagaimana juga Muhammad saw. Tak mungkin seorang Haji Abidin yang muslim itu menganggap Jesus itu sebagai Tuhan atau putra Allah. Jesus Christus itu manusia biasa, seperti juga Muhammad saw, lahir dan dilahirkan.
Dalam dada keimanan seorang muslim, Jesus Christus atau Isa Al Masih itu benar-benar dan wanti-wanti berkata umatnya, Nashara/Nasrani, sebagaimana ditulis dalam Al Quran (QS 3: dan QS QS 19:  ), “Innallaaha rabbii wa rabbukum, fa’buduuhu haadzaa shiraatham mustaqiima.” Artinya, “Sesungguhnya Allah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus!”
Artinya, Jesus Christus atau Isa al Masih itu hanyalah seorang rasul Allah, yang diberi tugas berdakwah tentang kebenaran Allah, sekedar pemberi peringatan yang keras sekaligus pembawa kabar berita (Quran) yang menjadi penerang jalan kehidupan
Yang tak pantas dan haram dilakukan oleh seorang muslim adalah menyamakan manusia setara dengan Tuhan (Allah), atau mengultuskan (mendewakan) manusia dengan memuji-muji, menyanjung-nyanjung, dan segala bentuk pendewaan yang sangat terlarang dalam Islam. Contoh keyakinan yang sesat adalah menganggap seorang rasul (Jesus Christus) dapat menebus dosa umat  dan membebaskan umat dari azab dengan tebusan (‘adlun) atau menolong (syafaat; Muhammad) umat dari jeratan siksa api neraka (Lihat QS 2: 47 dan 122).
(Berlanjut….)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar