NATAL BARU SAJA PERGI BERGULIR ,
MAULID HADIR MENGHAMPIR
Natal dan
maulid itu dua kata yang berbeda lisan, tulisan, dan asal katanya. Kata natal
itu berasal dari bahasa Latin asli yang artinya lahir. Dalam Bahasa Inggris tertulis
natal dan natality (natalitas) artinya kelahiran. Lawan kata natal dan
natalitas adalah mortal yang artinya mati, dan mortalitas artinya kematian.
Kata natalitas dan mortalitas dipakai untuk disiplin ilmu kependudukan dan
seluk-beluknya: pertambahan penduduk, perkurangan penduduk, perbandingan/rasio
natalitas dan mortalitas penduduk. Jika ada tesis berburnyi, “Rasio angka
natalitas lebih besar dari angka mortalitas, penduduk suatu negara akan
bertambah banyak”, maka tesis itu benar adanya. Dll.
Maulid
atau maulud berasal dari bahasa Arab yang artinya lahir atau kelahiran. Umat
Islam di Indonesia menggunakan kata mauled itu diperuntukkan khusus bagi Nabi
Muhammad saw. Jika kita mendengar kata maulid saja, pasti asosiasi pikiran kita
hanya tertuju kepada Maulid Nabi artinya kelahiran Nabi saw. Tidak pernah
terjadi orang mengatakan maulid Joko, maulid presiden, maulid Gus Dur, atau
maulid si Budi. Bahkan seorang nabi di luar Nabi Muhammad, misalnya kelahiran Nabi
Musa dan Nabi Isa misalnya, atau sahabat Ali, disebut Maulid Nabi Musa as atau Maulid
Nabi Isa as, atau maulid Ali bin Abi Thalib.
Tanggal 25
Desember 2013 sebagai hari yang teristimewa bagi umat Kristiani baru saja pergi
bergulir. Itulah hari Natal Jesus Christus yang lahir pada tanggal 25 Desember
2013 tahun yang lalu sesuai dengan perhitungan kalender Masehi (M). Kata natal
dengan arti lahir hanya khusus untuk Jesus Christus saja. Tidak pernah dikenal
natal Jony atau Binsar.
Pemerintah
menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari libur nasional keagamaan (hari-hari
besar agama) dengan nama Hari Natal. Umat Nasrani sangat mengistimewakan Hari
Natal dengan acara ibadah yang special pula, penuh sukacita, dan merasakan
berkah, karena hari Natal itu adalah kelahiran sang Jesus Putra Allah, sang
gembala, dan sang penebus dosa. Jesus adalah segalanya. Jesus merelakan dirinya
disalib sampai mati sebagai penebus dosa demi umatnya. Jesus pun dipuja sejajar
dengan pemujaan terhadap Tuhan Allah karena Jesus diyakini sebagai putra Allah
Bapa.
Kemarin,
Selasa, 14 Januari 2014, bangsa Indonesia diliburkan secara nasional karena
pada hari kemarin itu adalah hari keagamaan umat Islam, yakni memperingati
Maulid Nabi Muhammad saw, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal 1435 H.
(perhitungan kalender Hijriyah).
Umat
Islam, sebagian kecil saja tentu, memperlakukan hari maulidnya Nabi Muhammad
saw mirip dengan umat Nasrani memperlakukan hari Natal. Sebagian kecil umat
Islam yang disebut ini juga sama, memperlakukan berlebihan terhadap Nabi
Muhammad dengan model pengultusan, dan kemiripan kedua adalah, Nabi Muhammad
diyakini akan memberi syafaat (menolong) umatnya agar bisa masuk sorga dan
terhindar dari neraka.
(istilah
penebus dosa oleh Jesus Christus diganti dengan kata dalam Bahasa Arab supaya
kedengaran keren dan “islami” yakni syafaat. Dengan Bahasa lain, nabi Muhammad
saw akan berkenan memberi syafaat bagi umat Islam di akhirat kelak, dan luput
dari perangkap api neraka jahanam. (?????)
Jadi tak
mengherankan kalau sebagian umat Islam (di Indonesia) sebole-bole, sebise-bise,
memperingati dan bahkan merayakan kedatangan hari Maulid Nabi Muhammad saw
dengan cara yang mirip dengan acara Natalan Nasrani. Diadakanlah segala macam
kegiatan atas nama lilmaulidin nabiy
(demi maulid nabi) dan jauh dari kegiatan lillaahi
taala (karena Allah). Sponsor kegiatan maulidan model begitu biasanya para
habaib, kiai, atau ustaz. Acaranya pun mirip dengan natalan: khothbah Pastor
atau Pendeta di gereja dan nyanyian gerejani/rohani diganti namanya dengan
istighatsah dengan parade taushiyah dan nyanyian salawatan maupun syair-syair pujian
dalam Bahasa Arab yang mengultuskan Nabi saw. Jemaah pun ikut-ikutan pula
bersalawat bernyanyi dalam Bahasa Arab walaupun tak mengerti kata-kata yang
terucap.
NATAL DAN
MAULID SAMA, JESUS CHRISTUS DAN MUHAMMAD SAW SAMA
Pernyataan
Hari Natal dan Hari Maulid itu sama saja adalah benar adanya. Artinya dua tokoh
besar dari kedua umat ini lahir dan dilahirkan. Umat Nasrani merayakan Natal
(lahirnya) Jesus Christus (Nabi Isa Al Masih) dari rahim bundanya, Bunda Maria
(Maryam binti Imram) dan umat Islam (di Indonesia) memperingati dan merayakan
Maulid (hari lahirnya) Nabi Muhammad saw
yang lahir dari Rahim ibunya, Aminah binti Abdul Wahab (anak yatim; ayahnya
Abdullah bin Abdul Mutthalib telah meninggal).
Kalau ada
ucapan seseorang kepada orang lain ketika datangnya Hari Natal, lalu mengucapkan
kalimat, “Selamat Hari Natal, Bung!” ya, sah-sah saja dan taka da yang salah,
apa lagi dilarang, atau dikatakan haram. Apa dasarnya seorang muslim mengucapkan
kalimat seperti tertulis di atas diharamkan? Apanya yang haram?
Kalimat di
atas bisa diperjelas lagi supaya orang Islam memahami dan tidak asal bunyi asal
bikin fatwa haram yang merusak toleransi antarumat dan juga ukhuwwah Islamiyah
intraumat Islam.
“Selamat
Hari Natal, Bung!” kata Haji Abidin kepada Romo Karmono. Arti kalimat ini
adalah, Haji Abidin yang muslim itu paham bahwa yang natal (lahir) itu adalah Jesus
Christus atau Isa Al Masih, putra dari Maryam binti Imran, salah seorang rasul
Allah dari 25 orang rasul, sebagaimana juga Muhammad saw. Tak mungkin seorang
Haji Abidin yang muslim itu menganggap Jesus itu sebagai Tuhan atau putra Allah.
Jesus Christus itu manusia biasa, seperti juga Muhammad saw, lahir dan
dilahirkan.
Dalam dada
keimanan seorang muslim, Jesus Christus atau Isa Al Masih itu benar-benar dan
wanti-wanti berkata umatnya, Nashara/Nasrani, sebagaimana ditulis dalam Al
Quran (QS 3: dan QS QS 19: ), “Innallaaha
rabbii wa rabbukum, fa’buduuhu haadzaa shiraatham mustaqiima.” Artinya, “Sesungguhnya
Allah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus!”
Artinya,
Jesus Christus atau Isa al Masih itu hanyalah seorang rasul Allah, yang diberi
tugas berdakwah tentang kebenaran Allah, sekedar pemberi peringatan yang keras
sekaligus pembawa kabar berita (Quran) yang menjadi penerang jalan kehidupan
Yang tak
pantas dan haram dilakukan oleh seorang muslim adalah menyamakan manusia setara
dengan Tuhan (Allah), atau mengultuskan (mendewakan) manusia dengan
memuji-muji, menyanjung-nyanjung, dan segala bentuk pendewaan yang sangat
terlarang dalam Islam. Contoh keyakinan yang sesat adalah menganggap seorang
rasul (Jesus Christus) dapat menebus dosa umat dan membebaskan umat dari azab dengan tebusan
(‘adlun) atau menolong (syafaat;
Muhammad) umat dari jeratan siksa api neraka (Lihat QS 2: 47 dan 122).
(Berlanjut….)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar