Sabtu, 29 Desember 2012

AGAMA, BAHASA, HUMOR, DAN POLITIK



SABTU, 29 DESEMBER 2012
AGAMA, BAHASA, HUMOR, DAN POLITIK
Angker
Lema angker, termasuk kelas kata adjektiva, dalam KBBI (2008), angker artinya: 1.tampak seram dan tidak semua orang dapat menjamahnya karena dianggap berhantu; 2. sebagai kiasan, artinya tampak menyeramkan (menakutkan), misalnya: Tampangnya saja boss saya yang angker, hatinya ternyata baik sekali.
Kata angker pada arti nomor 1 sangat erat kaitannya dengan agama/keyakinan animisme/dinamisme, Hinduisme, dan Kejawen zaman baheula yang meyakini adanya hantu berperangai jahat yang menghuni suatu tempat. Info angkernya suatu tempat itu berkembang dari mulut ke mulut dalam bentuk dongeng, cerita, kisah, riwayat asal-usul. Info sejengkal menjadi sedepa, kemudian menjadi semeter,dst.
Misalnya: kuburan angker, gua angker, hutan angker, gudang angker, rumah kosong angker, dll.
Kata angker dengan arti nomor 1 di zaman modern ini sudah hilang terkikis seiring dengan meningkatnya pemahaman agama dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Ajaran agama (Islam) menjelaskan bahwa hantu adalah bangsa syetan yang termasuk golongan makhluk halus. Hantu hidup di alam halus dan tidak bisa bersinggungan dengan manusia secara fisik. Jadi jika ada tayangan “memburu hantu” di layar tv, Anda menonton, maka Anda sebenarnya sedang dibohongi. Akidah Islam orang awam sering terobok-obok oleh para pemain pendusta itu. Camera secanggih apa pun tidak bisa menampilkan fisik hantu. Karena cerdas dan tak percaya lagi kepada hantu dan bolo-nya, lama-kelamaan angker karena ada hantu hilang dengan sendirinya.
Arti angker pada nomor 1 berubah menjadi arti nomor 2, yakni angker sebagai sebuah kiasan saja.
Misalnya dalam kalimat:
Segitiga Bermuda di Samudera Pasifik adalah sebuah palung laut angker. Segitiga Bermuda yang memiliki pusaran laut yang amat kuat itu telah menelan banyak korban berupa kapal laut yang hilang tak diketahui rimbanya.
Gedung Bunder (Gedung Kejaksaan Agung RI di Jalan Sisingamangaraja Kebayoran Baru) adalah gedung angker bagi para kriminal para koruptor kelas kakap.
Rumah Tahanan (Rutan) Guntur milik Pomdam Jaya yang terletak di Jalan Sultan Agung, Pasar Rumput,  Setiabudi, Jakarta Selatan, sudah sejak lama menjadi Rutan angker.A.M. Fatwa, mantan Wakil Ketua/anggota DPR, mantan anggota Petisi 50, mantan tahanan politik (tapol) rezim Orba pernah merasakan keangkeran rutan ini.
BUNKER (Bangker)
Bunker, kelas kata nomina, bahasa Inggris, istilah kemiliteran, artinya lubang perlindungan, tembok pertahanan (Kamus Inggris Indonesia; John M. Echols dan Hassan Shadily, 2007). Bunker adalah tempat yang aman sebagai tempat perlindungan sepanjang lokasinya tidak diketahui oleh lawan.  Namun jika sudah diketahui oleh lawan, bunker justru menjadi tempat perangkap atau tempat terakhir meregang nyawa. Mantan Presiden Iraq, Saddam Husein dapat ditangkap dengan mudah di bunker dan kemudian dia ditahan, lalu diadili, dan terakhir dihukum mati oleh tentara Amerika. Muammar Khaddafi, mantan Presiden Libya, tewas terbunuh di lorong bunker. Dua orang wartawan yang meliput peristiwa meletusnya G. Merapi, justru tewas terpanggang lahar panas yang turun melanda ketika mereka berduasedang bersembunyi dan berlindung di dalam bunker.
Kanker
Kanker, kelas kata nomina, cancer (English), nama penyakit; misalnya: Risa menderita kanker payudara; penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan  horman yang mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal; tumor ganas.
Kaum wanita paling takut dengan jenis penyakit yang satu ini karena kanker menyerang organ tubuh yang paling vital wanita, yakni payudara dan rahim. Kanker ganas akan menggerogoti sampai habis sepasang payudara yang indah sekali pun. Ada banyak cara medis mengurangi rasa sakit terkena penyakit kanker payudara. akan tetapi, sampai detik ini, para ahli kesehatan belum dapat menemukan obat jitu antikanker.
Kanker, slang/bahasa percakapan, singkatan dari kantong kering yang artinya tak punya uang; bokek. Kaum lelaki tidak leluasa melangkah atau bahkan minder kalau sedang diserang penyakit kanker yang satu ini.
Kunker,
Tak ditemukan/tak ada lema kunker dalam KBBI edisi terakhir sekali pun; yang jelas kata ini kata baru yang terbentuk hasil dari menyingkat dari dua kata, yakni kunjungan kerja.
Kunker menjadi sebuah kata yang paling banyak diucapkan oleh anggota dewan (DPR maupun DPRD karena memang salah satu kompetensi wajib anggota dewan adalah kompetensi vokal/bersuara nyaring yang seyogyanya menyuarakan kepentingan rakyat yang diwakilinya); Kunker paling getol diprogramkan anggota dewan karena program kunker cukup “prestisius”; Anggota dewan  yang melakukan kunker paling aman menggunakan dana APBN dengan sedikit resiko;  Kegiatan kunker bisa dimanfaatkan untuk kepentingan nyambi pelesiran bersama keluarga, paling sering dijadikan berita oleh media massa, baik media cetak maupun elektronik; Kunker anggota dewan paling sering dijadikan bidikan/sorotan pengamat kebijakan publik/pengamat politik, misalnya sosok pengamat kinerja DPR Sebastian Salang; Kunker anggota dewan paling sering dikritik oleh para mahasiswa berbeasiswa di negara yang dikunjungi anggota dewan yang sedang kunker, dan paling sering dikritisi sinis karena negeri sasaran kunker sering salah alamat, mirip pesan satire lagunya Ayu Ting Ting  yang sedang naik daun, Alamat Palsu.
Kok para kritikus dan mahasiswa sering tajam dan bergaya satire mengkritisi kunker ke luar negeri para anggota dewan? Ada kalimat-kalimat pertanyaan mengandung pesan kritisi mereka:
1)      Kok namanya kunker tetapi anggota dewan membawa juga anggota keluarga?
2)      Kok kunker Etika ke Yunani tetapi berada di rumah Mode di kota Mode Barcelona? Alamat Plato dan Socrates tertulis Kota Athena, Yunani, kok mencarinya ke Barcelona, Spanyol? Alamat palsu, dong? Kok cuma menilik dan mengonfirmasi lambang Palang Merah (red cross) kunkernya ke Turki?
3)      Kok anggota dewan yang ikut rombongan kunker ke Eropa tetapi kompetensi bahasa Inggris (minimal) pas-pasan ya?
4)      Kok usai kunker dari negara X, tak ada laporannya yang di-upload ke publik sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap rakyat yang diwakilinya?
“Ah, mumpung ada dana kunker ke Italia, ya dimanfaatkanlah! Kapan lagi?!” elak anggota DPR ketika diwawancarai kuli berita di bandara Soeta, Cengkareng.
Sebagai informasi tambahan mumpung membahas kunker.
Harian Republika,  Kamis, 17 Desember 2012, menulis berita bahwa untuk tahun fiskal/tahun anggaran 2013, DPR banjir pelesir karena banyaknya pos kegiatan kunker; Kuantitas kunker 140 kali/140 negara sasaran kunker; Alasan logis dan legitimatif anggota DPR melakukan kanker ke LN, menurut Eriyanto Nugroho, Dir. Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), karena ada 70 butir RUU yang akan dibahas pada tahun anggaran 2013;  Anggota DPR akan bekerja keras mengkaji penerapan RUU sebanyak 70 butir itu, dan setiap butir RUU perlu kegiatan kunker ke dua negara; Matematika sederhananya adalah 70 x 2 = 140. (negara). Ada dua negara yang sudah jelas akan dijadikan sasaran kunker, Prancis dan Cina, karena (konon) katanya Prancis dan China itu baik sekali untuk proyek percontohan Peternakan dan kesehatan hewan. Dana glondongan kunker dialokasikan Rp 1.091 M. Ke Cina cukup Rp 632 juta saja.
Yang jelas, kata kunker pasti masuk dalam lema baru dalam KBBI edisi 2013! Dari segi bahasa, kata kunker akan memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dari perspektif politik, kunker berarti menambah wawasan anggota DPR karena nyambi wisata. Dari segi penghasilan/income anggota DPR, kegiatan kunker akan mempertebal pundi-pundi atau menggendutkan rekening pribadi. Dari segi budgeter, kunker tak masalah!
Gitu aja kok repot!” elak anggota DPR ketus.
Pengker
Pengker, kelas kata adverbia, (Sunda), artinya belakang; di pengker artinya di belakang; ka pengker artinya ke belakang.
Tanker
Tanker, kelas kata nomina; kapal tanker, kapal laut berukuran besar pengangkut minyak dari penambangan minyak bawah laut ke pelabuhan pengolahan minyak, atau pengangkut minyak antarpulau, antarnegara, atau antarbenua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar