Sabtu, 01 Desember 2012

HARI JUMAT, SALAT JUMAT, SIMAKLAH KHUTBAH KHATIB!

Rujukan: QS 62 (9, 10, 11)
"Yaa ayyuhal ladziina aamanuu idzaa nuudhiya lishshalaati min yaumil Jum'ah, fas'au ilaa dzikrillaah wa dzarul bayyi', dzaalikum khairul lakum inkuntum ta'lamuun!"
"Wa idzaa qudhiatish shalaati fan tashiruu fil 'ardhi, wabtaghuu min fadhlillaah, wadzkurullaaha katsiiran la'allakum tuflihuun."
"Wa idzaa ra'au tijaaratan au lahwanin fadduu ilaih wa taraquuka qaa'iman, Qul maa'indallahi khairum minal lahwi wa minat tijaarah, waLlaahu khairur raaziqiin!"



Konsensus manusia di bumi, satu minggu itu ada tujuh hari (kalau nggak percaya, silakan tanya pada semua orang semua bangsa di muka bumi ini ketika Anda dapat beasiswa keluar negeri). Begitu pun konsensus untuk tidak sepakat soal nama-nama hari dari tujuh hari itu (tergantung etnis atau suku dan wilayah domisili). Kalau orang Indonesia, nama-nama tujuh hari itu adalah Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Kalau orang Inggris memberi nama sbb: Sunday, Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, and Saturday. Kalau orang Arab sono sbb: Ahad, Itsnin, Tsalatsa, Arba’a, Khamis, Jum’at, dan Sabti (orang Arab zaman Nabi Nuh atau Ibrahim berbeda lagi karena bahasanya berbeda. Kalau masih nggak percaya, tanyakan kepada para ulama tentang perbedaan bahasa dari wahyu-wahyu Allah dalam Torat, Zabur, Injil, dan Quran).
Peradaban manusia melahirkan nama-nama benda atau kejadian. Manusia yang memberi nama benda atau kejadian. Allah menurunkan wahyu kepada para nabi yang harus disampaikan kepada manusia, baik perintah maupun larangan, memperhatikan bahasa yang dipakai hamba-Nya.
Begitu pun dengan perintah salat Jumat yang harus ditegakkan pada hari Jumat. Allah menyebut hari Jumat dalam ayat yang dinukil di atas karena manusia penerima wahyu dan pelaksana wahyu, dalam hal ini Muhammad saw dan umatnya, berbahasa Arab dan tahu hari Jumat. Janganlah kita sok tahu atau kayak tahu banget alasan Allah menetapkan hari Jumat untuk salat Jumat karena itu semua otoritas Allah thok!
(Jangan menghubung-hubungkan dengan pertemuan Adam dan Hawa yang konon katanya terjadi pada hari Jumat; jangan menghubung-hubungkan dengan Musa bebas dari kejaran Fir’aun pada hari Jumat. Nggak ada gunanya informasi kayak gitu. Coba aja perhatikan contoh cerita lebay tentang hari ini: Ahli sejarah sepakat menuliskan bahwa Nabi saw lahir pada hari Senin (20 April 571 M). tukang cerita menceritakan Nabi saw berhijrah katanya pada hari Senin, dan wafat katanya pada hari Senin. Jika kita menggunakan matematika (tidak usah ahli eksakta kok), ternyata ketiga peristiwa itu tidak terjadi pada hari Senin. Nah lu! Saudara-saudara kita yang awam, sering menjadikan hari Senin, Kamis, dan Jumat menjadi hari-hari spesial. Sering menempatkan malam Jumat sebagai malam spesial untuk gelar Yasinan, doa arwahan, sunnah rosul, dll. Buntut-buntutnya hari Jumat dijuluki sayyidul ayyam, hari yang paling mulia. Alamak! Semua orang awam itu berlomba-lomba mengejar dan menunggu kedatangan malam Jumat dan hari Jumat. Katanya pahala dilipatgandakan daripada pahala yang diperoleh pada hari-hari lain! Bisa jadi, buntut-buntutnya nggak perlu lagi ibadah pada hari lain, semua kekurangan sudah ketutup pahala ibadah pada hari Jumat. Tak ada satu pun ayat Quran yang menginformasikan hal seperti itu. Logikanya, takkan pernah Nabi saw berani-beranian menambah-nambah, mengaran-ngarang, atau mengada-ada di luar semua yang digariskan Allah. Itulah sebabnya,  muslim yang ulil albab selalu mendahulukan EEK/ExElCo dengan Quran di tangan dan tak akan gegabah melakukannya. EEK/ExElCo: eksplorasi, elaborasi, konfirmasi)
Yang membuat hari Jumat berbeda dengan hari-hari lain adalah karena adanya kewajiban salat Jumat, diseru untuk mengingat Allah (menyimak khutbah dan menegakkan salat dua rakaat pada waktu Zuhur) dan selama waktu itu orang beriman diperintahkan untuk meninggalkan kesibukan pribadi: bisnis, dagang, bekerja, istirahat, atau sedang tidur siang. Yang demikian itu, jika kita tahu dan taat, maka akan berdampak positif/lebih baik bagi kita (ayat 9).
Toh waktu salat Jumat itu (menyimak khutbah dan salat dua rakaat) tidaklah lama. Allah Maha Tahu tentang kita hamba-Nya daripada ketahuan kita sendiri. Usai salat Jumat kita diperintahkan untuk mencari rezeki sesuai dengan profesi kita masing-masing semampu kita dengan tetap mengingat-Nya (pagi petang siang malam: bukratan wa ashiilaa). Artinya kita kembali bekerja, berkarya, dan menghasilkan sesuatu di luar mesjid. Ya, maksudnya jangan berlama-lama di mesjid karena di mesjid bukan tempat cari makan. Mau wiridan, mau pijit-pijit atau putar biji tasbeh sambil komat-kamit geleng-geleng atau angguk-angguk kepala, bisa di luar mesjid. Termasuk pengangguran pun diperintahkan bertebaran/mencari nafkah. Kalau kita taat, kesuksesan akan diraih. Kalau nggak mau juga, bersiap-siap aja untuk hidup gagal (ayat 10).
Saking pentingnya menegakkan salat pada hari Jumat, Nabi saw diperintahkan untuk mengegur muslim yang tidak mengindahkan salat Jumat karena alasan sibuk urusan bisnis pribadi. Bukan saja menegur jemaah yang mengobrol ketika beliau sedang berkhutbah, melainkan jemaah yang masih sibuk bisnis/dagang/bermain di luar mesjid. Nabi saw diperintahkan untuk mengatakan bahwa semua yang ada di sisi Allah (melalui perintah salat Jumat) jauh lebih baik daripada sekedar berdagang dan bermain: rezeki mudah diraih dan Allah Maha Pemurah (ayat 11).
Lho, kok ada jemaah yang masih aja sibuk padahal waktu Jumat sudah masuk? Kok masih ada jemaah yang masih saja ngobrol padahal Khatib sudah naik mimbar? Kok masih ada sih jemaah yang maksain salat dua rakaat dulu padahal khatib sedang berkhutbah?
Itulah pertanda keawaman atau kebelumtahuan atau the people got missinformation! Khatib berkhutbah menggunakan bahasa Arab, jemaah pasti ora mudheng! Yang salah ya khatibnya. Khutbah itu kan pencerahan kehidupan yang aktual mingguan dan disampaikan dalam bahasa yang dimengerti oleh jemaah.
Itulah informasi yang sebenarnya tentang hari Jumat. Waktunya sama panjang dengan hari-hari lain: 24 jam. Tidak ada yang ditambah-tambah, dikarang-karang, atau cerita lebay. Tidak ada Jumat Kliwon, Jumat Legi, malam Jumat, sunnah rosul, sayyidul ayyam, atau segala tetek-bengek atribut Jumat.
Maka pada kesempatan sharing ini, penulis mengajak sidang pembaca yang muslim untuk menghadirikan Quran di depan mata untuk dipelajari, dijadikan bacaan/rujukan utama, selalu setiap ada waktu ada kesempatan. Maksudnya agar pengetahuan kita tidak melaju keluar rel atau koridor wahyu ilahiah.
Semoga menjadi pembelajaran walau sesederhana apa pun!  Amin.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar